Sendiri

228 70 41
                                    

Bukan karena tak ingin memiliki,
hanya saja terlalu takut
untuk terluka kembali

Ujian telah usai, dan satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh semua anak sekolah, liburan tentu nya.

Beberapa orang kebanyakan telah menyiapkan jadwal liburannya, mau pergi kemana, berapa lama, dan dengan siapa saja.

Tapi tidak hal nya dengan Alena, ia juga merasa senang ketika liburan ini datang, tetapi ia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di rumahnya, melakukan hal yang dia sukai

"Alena? Ini udah siang sayang, kenapa belum bangun juga? Ayo bangun buruan bangun bantu Mama bikin kue, Mama tunggu ya di dapur"

Terdengar teriakan Mama dari depan pintu kamar yang berusaha membangunkanku

*Liburan pagi

Hari Senin kali ini berbeda dengan Senin yang biasanya. Hari ini Alena bebas melakukan apa saja, tidak perlu mandi pagi, mendengarkan materi yang guru sampaikan, atau kaget dengan ulangan harian yang mendadak.

Iya, kali ini Alena sedang libur kenaikan kelas. Dimana ia selesai di kelas 11 dan naik ke kelas 12.

*Di kamar

Baru saja membuka mata, Alena sudah mendapat panggilan resmi, dari siapa lagi kalau bukan dari Mama nya.

"Aduhhh, pengennya bangun lebih siang lagi, kenapa sih kalo libur malah bangun pagi, tapi kalo sekolah bawaanya ngantuk mulu"

Gerutu Alena

"Iya Ma, sebentar"

Alena terduduk sambil mengumpulkan nyawanya, lalu berjalan ke arah meja rias sambil bercermin lalu merapikan rambutnya.

"Pagi Ma, mama banyak nerima pesanan lagi?

Sapa Alena sambil menghampiri Mama nya di dapur

"Pagi sayang, iya lumayan nih Len, kamu bantu anterin ya, seperti biasa"

Jawab Mama sambil sibuk menyiapkan kue yang akan di antar

"Syukur deh Ma, aku mandi dulu ya Ma. Oh iya Papa kemana Ma?"

"Papa belum pulang, dia lagi ada kerjaan di luar kota sayang, katanya sih seminggu aja"

Jelas Mama

"Hmm sekarang kan aku lagi libur, harusnya kita jalan-jalan Ma"

Alena sedikit kecewa mendengar berita itu

"Loh, anak Mama kan udah gede, harusnya udah ngerti dong, Papa kan kerja buat kita juga sayang"

Mama sontak menghampiri Alena, lalu memeluknya

"Yaudah iya Ma, aku mandi dulu deh Ma"

"Iya senyum dong, masa pengantar kue Mama cemberut gitu, nanti pelanggannya pada kabur dong"

Canda Mama mencairkan suasana

"Ih Mama, engga lah"

Tawa Mama dan Alena bercampur-baur

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang