Setelah Akaza melarikan diri, aku membopong Kyoujurou ke tempat persembunyian Tanjirou, Zenitsu dan Inosuke. Inosuke tetap barbar dan berusaha keluar dari tempat persembunyian, Zenitsu masih pingsan, dan Tanjirou berusaha keras menahan Inosuke dengan tangannya yang masih berfungsi. Sedangkan Nezuko bersembunyi di dalam kotak karena matahari akan segera terbit. Sekarang aku tahu alasan Akaza kabur, ternyata matahari akan segera terbit dan mungkin Muzan memanggil para Uppermoon.
"Ayo pulang,"ucapku pada mereka, sekaligus menahan Inosuke.
"Gomen ne, Shiroyasha-san, aku tak bisa berdiri saat ini,"ucap Tanjirou dengan nada menyesal.Aku menatap kesal Inosuke yang terus saja memberontak, jadi kupukul tengkuknya hingga pingsan.
"Baiklah, biar kubawa kalian semua,"ucapku lalu membentuk sebuah perahu untuk menampung tubuh mereka semua.
Setelah itu, Tanjirou akhirnya pingsan karena kehilangan banyak darah, dan diperparah kelelahan menahan Inosuke. Aku hanya tersenyum maklum menatapnya lalu berniatkembali ke markas pemburu iblis.
Saat berlari, aku menemui beberapa mayat pemburu iblis, mungkin yang dibasmi Akaza ketika menuju ke tempat kami. Aku hanya mengabaikan hal itu lalu berlari melewati mereka begitu saja. Begitu sampai di markas pemburu iblis, aku segera pergi ke kediaman kupu-kupu milik Shinobu.
"Ah, Kanao-san!" Teriakku pada Kanao, tsuguko Shinobu.
Kanao lalu mengambil sekeping koin, hendak melemparkannya, namun segera kuambil koin itu.
"Kanao-san, kau kira aku tak tahu percakapanmu dengan Tanjirou waktu itu? Oh ayolah, jangan terlalu kaku," ucapku sambil mengibaskan tanganku di depannya.
"Ah, gomen ne, Shiroyasha-san. Kebiasaan lama memang sulit diubah,"ucapnya sambil tersenyum.
"Daijobu,"ucapku sambil tersenyum padanya.
"Oh,ya omong-omong, benda apa yang Shiroyasha-san bawa?" Tanya Kanao begitu melihat perahu besi di belakangku.
"Ah, aku hampir lupa. Mereka adalah Rengoku-san, Tanjirou, Zenitsu dan Inosuke. Mereka terluka saat menyerang Lowemoon. Yahh... Sebenarnya Rengoku-san terluka karena melawan Uppermoon yang datang secara tiba-tiba sih,"ucapku pada Kanao.Setelah itu, Kanaopun membawa mereka ke ruang perawatan. Ternyata, Shinobu sedang dalam misi, karena itulah Kanao yang berjaga. Aku hanya menatap miris mereka semua, terutama 3 anak yang masih Mizunoto itu. Mereka terlalu berani melawan lowermoon peringkat pertama, meskipun hanya lowermoon. Apalagi Kyoujurou yang berbau mati melawan Akaza, sungguh gila. Mungkin sekarang aku tahu kelebihan pemburu iblis saat ini, kematian. Dulu, ketika ada Uppermoon menyerang, saat pemburu iblis sudah terdesak, mereka akan kabur. Sungguh memalukan.
Akupun berniat kembali ke kamarku setelah mengantar mereka. Saat aku sedang berjalan, aku melihat seorang kakushi membawa sebuah poster besar.
"Ano, itu poster apa?"Tanyaku penasaran.
"Etto, g-gomen Shiroyasha-sama, saya hanya dapat memberi tahu kalau ini adalah poster seorang pilar, tapi ia belum kembali sampai saat ini sejak ia dikirim dalam misi,"ucap kakushi itu.Aku hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih padanya. Rasa penasaran memenuhi pikiranku, kira-kira siapa pilar itu? Apa itu alasan kenapa saat rapat pilar Oyakata-sama tidak mengatakan bahwa anggota pilar tidak berganti? Hmm, mungkin begitu.
Aku tak memikirkannya lebih lanjut karena hal itu membuat otakku panas. Akhirnya aku tidak jadi kembali ke kamar, jadi kuputuskan untuk berlatih di dojo.
[ Dojo ]
Ketika sampai di dojo, aku melihat Sanemi dan Giyuu yang sedang berlatih tanding. Ada beberapa pillar di sana, kecuali Shinobu, Kyoujurou dan Obanai. Aku memutuskan untuk duduk di belakang Mitsuri dan menonton latihan mereka."Eh? Shiro-chan? Apa boleh kupanggil begitu?" Tanya Mitsuri.
"Tentu saja boleh, Karoji-san.. Kenapa tidak?"Ucapku sambil tersenyum manis.
"Kalau begitu, panggil aku Mitsuri saja!"Ucap Mitsuri sambil tersenyum.
"Baiklah, Mitsuri-san ," ucapku sambil tersenyum manis.Saat aku ingin mengobrol lebih lanjut, Obanai datang dan menatapku tajam. Aku segera tersenyum masam dan pindah dari sana menuju ke belakang Muichirou. Muichirou hanya tiduran di lantai dan bersantai tanpa peduli sekitarnya. Aku hanya tersenyum maklum melihat keturunan Kokushibou yang entah keberapa itu.
"Mui-kun ,kelihatannya lelah?"Tanyaku padanya.
"Hm, jangan panggil aku sembarangan, oni," ucapnya sambil menatapku dingin.Aku hanya bisa menghela napas dan memutuskan untuk keluar daripada mengganggu mereka. Kemudian akupun keluar markas dan menuju kuil milik Douma.
3 jam kemudian...
Setelah berlari dengan kecepatan penuh, akupun berhenti di depan pintu kuil milik Douma. Terlihat seorang gadis cantik sedang menyapu di taman."Permisi, apa aku boleh masuk?" Tanyaku.
"Ah, apa Anda ingin bergabung dengan kultus kami?"Tanyanya balik.Aku menggeleng dan tersenyum.
"Bukan, aku sudah menjadi anggota lama kultus ini,"ucapku sambil tersenyum manis.
Ia menatapku sebentar, lalu mengajakku masuk ke dalam kuil. Segera setelah itu, aku langsung menggeser pintu ruangan milik Douma.
"Yasha-chan!" Seru Douma yang mulutnya masih penuh dengan darah. Ia membuka tangannya lebar seolah menerimaku untuk memeluknya.
Aku tak memperdulikan darah di mulutnya dan berjalan menuju pelukannya. Aku menatap matanya yang seperti pelangi lalu tersenyum kecil.
"Aku bosan,"ucapku sambil berganti posisi.
"Hei, kau hampir membuatku dalam masalah tahu,"ucap Douma sambil menjilati darah di tangannya.
"Uhm, gomenne, lain kali aku akan hati-hati,"ucapku.
"Omong-omong, Akaza bilang kau berangkat dengan 4 orang pemburu iblis, siapa mereka?" Tanya Douma sambil tersenyum penuh arti.
"Seorang pillar dan tiga orang Mizunoto. Kenapa? Kau cemburu?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Tentu saja! Yasha ku yang manis itu cuma punyaku, bukan punya yang lain,"ucapnya sambil memelukku dengan erat.Aku hanya tertawa kecil lalu mengelap darah di mulutnya dan mencicipinya.
"Pahit,"gunamku sambil cemberut.
"Tentu saja pahit, kau kan tak memakan manusia,"ucapnya sambil membelai kepalaku.Aku tersenyum lalu mengambil tangan yang membelai kepalaku. Setelah itu, akupun menggigit salah satu jarinya dan mengunyahnya.
"Yasha-chan lapar?"Tanya Douma, lalu aku menggelengkan kepalaku.
"Aku hanya ingin makan saja,"ucapku yang sudah menelan jari yang tadi.Aku dan Douma lalu mengobrol tentang hal-hal yang terjadi ketika aku tak ada di kuil ini dan kegiatanku di markas pemburu iblis. Karena hari ini adalah hari liburku setelah misi kemarin, akupun mengobrol hingga sore hari. Langit mulai berwarna jingga dan akupun memutuskan untuk pulang ke markas.
"Aku pulang dulu, Ma-kun," ucapku sambil tersenyum manis.
"Panggilan barumu?"Tanyanya sambil mengantarku keluar dengan payung karena payung cukup untuk menahan sinar matahari sore.
"Iyap!"Ucapku sambil tersenyum.Kami sudah sampai di gerbang kuil dan akupun mengucapkan sampai jumpa.
"Sampai jumpa, Ma-kun," ucapku lalu hendak pergi.
Cup!
Sebuah ciuman mendarat di pipiku dan wajahku langsung semerah kepiting rebus.
"Sampai jumpa, Yasha ku yang manis!"Ucap Douma.
"Sa-sampai jumpa!"Ucapku lalu berlari pergi dengan wajah yang masih merah.[ Markas Pemburu Iblis ]
Aku yang baru saja sampai di markas segera berjalan menuju kediaman kupu-kupu milik Shinobu, namun di pertengahan jalan, aku bertemu dengan Sanemi."Dari mana saja kau, oni?" Tanyanya dengan nada yang tidak bersahabat.
"Kenapa? Apa urusannya denganmu?" Tanyaku dengan nada kesal lalu berlari dengan cepat menuju ke kediaman Shinobu.Ia hanya menatapku tajam sebelum akhirnya aku tak bisa merasakan hawa keberadaannya lagi.
'Cih, merusak mood-ku saja,'pikirku kesal.
To be Continued...
Hi, semuanya!! Akhirnya The Demon Hashira update lagi!!! Bunga-bunga cinta antara Douma dan Shiroyasha udah kelihatan nih! Sayangnya sama Kyoujurou belum kelihatan nih :(
Tapi bakal ada porsinya juga kok! Santuy!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon Hashira [Discontinue]
FanfictionHanami Shiroyasha, sang Hashira termuda pada generasinya. Namun kenyataan pahit menampar dirinya, ia sekarat di tangan seorang Uppermoon. "Kumohon...tolong aku..." "Pfft..Serendah itukah dirimu hingga meminta tolong pada oni sepertiku?" 60 tahun kem...