Sparring

924 94 37
                                    

Sang pria bersorban yang bernama Uzui itupun keluar bersama pilar lain untuk sparring denganku. Lebih tepatnya ujian kelayakanku menjadi Hashira. Sungguh, ujian ini sangat tidak penting dan membuang waktuku.

"Jadi, siapa yang melawanku dulu?" Tanyaku sambil memutar-mutar pedang kayu milikku.
"Tunggu dulu, sparring ini ada syaratnya," ucap pria yang memiliki mata berbeda warna.
"Apa syaratnya?"Tanyaku.
"Syaratnya sangat sederhana, kamu tidak boleh menggunakan Teknik Darah Oni milikmu. Gunakan teknikmu sebagai manusia," ucapnya lagi.
"Baiklah! Siapa takut?! Akan kukalahkan kalian semua dengan satu teknik!"Teriakku kesal.

Mereka semua memperkenalkan dirinya sebelum memulai sparring. Aku sendiri menantang mereka untuk menyerangku bersaman. Jawabannya tentu sudah jelas, mereka menolaknya mentah-mentah. Aku agak heran, bukannya mereka justru diuntungkan karena bisa bekerja sama untuk menyerangku? Kenapa mereka menolak?

Aku hanya menyeringai ketika pria bersorban itu mulai bersiap untuk menyerang. Saat dia mengeluarkan jurus pertamanya, aku tertawa melihat betapa lemahnya jurus yang ia keluarkan. Mungkin selemah seranganku dulu?

Klang!

Pria bersorban itu membelalakkan matanya saat aku menahan serangannya dengan mudah, padahal pedangku hanya pedang kayu biasa yang lemah. Aku langsung bersiap menyerangnya dengan teknik pernapasan yang sudah lama tak kugunakan ini.

"Teknik Pernapasan Besi Jurus Pertama: Jurus Seribu Pedang," gunamku pelan.

Hanya dalam waktu sepersekian detik, pedang kayu pria itu hancur berkeping-keping. Aku hanya tertawa kecil menanggapi hal itu. Oh ayolah, teknik yang kugunakan bahkan tak bisa membunuh oni. Mengapa mereka terkejut? Apa standar seorang Hashira sudah turun sejauh ini?

"Ayo~Siapa lagi yang mau melawanku?" Tanyaku dengan nada yang terkesan.... Entahlah.. mempermainkan mereka mungkin?

Semua Hashira hanya menatapku dengan tatapan tajam. Bahkan si Uzui hanya diam menatapku dalam, seolah tak percaya kalau itu adalah kekuatanku. Memang, kekuatanku sudah meningkat banyak setelah berlatih dengan dia. Aku tak pernah menyangka akan bertemu oni seperti dia. Dengan pelatihannya dan sedikit instruksi dari Douma, aku mampu meningkatkan kemampuan pernapasanku sekaligus teknik darah milikku.

Eh? Kalian penasaran siapa dia? Ufufu, tunggu dan lihat saja!

"Sekarang, karena kalian tak mau maju, biar aku yang maju! Teknik Pernapasan Besi Jurus Kelima: Tarian Dewa Perang downgrade!"

Akhirnya akulah yang kembali memulai serangan. Sungguh, standar Hashira di zaman ini benar-benar buruk!

Aku akhirnya menutup mataku dan membiarkan tubuhku dikendalikan oleh Dewa Perang. Tubuhku mulai bergerak sendiri, dan akupun pasrah pada tarian ini. Semoga saja mereka tidak luka saat tarian ini selesai.

==========
Author POV
==========
Semua Hashira yang berada disana memicingkan mata, menatapnya tajam, mereka bergeming ketika melihat Shiroyasha, gadis setengah iblis itu mengalahkan Uzui dengan mudahnya. Shiroyasha hanya terkekeh ketika ia mengalahkan Uzui dengan begitu mudahnya.

"Ayo~Siapa lagi yang mau melawanku?" Tanya Shiroyasha dengan nada yang seolah mempermainkan mereka semua.

Hashira, tidak, lebih tepatnya Sanemi, menggertakkan gigi ketika mendengar perkataan Shiroyasha. Saat Sanemi bersiap menyerang, Shiroyasha sudah mulai lebih dulu.

"Sekarang, karena kalian tak mau maju, biar aku yang maju! Teknik Pernapasan Besi Jurus Kelima: Tarian Dewa Perang downgrade !" Ucapnya dengan lantang.

Matanya terpejam, tangannya melemas. Ia terlihat pasrah dan hendak menyerah.

"Hah! Meneriakkan nama jurus kemudian menyerah seperti orang bodoh!" Teriak Sanemi meremehkan.
"Tidak, tunggu dulu, Sanemi. Apa kamu melihatnya? Di belakangnya!" Seru Mitsuri, sang pilar cinta.

The Demon Hashira [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang