Beberapa hari setelah misi Kereta Tak Terbatas....
Sudah beberapa hari sejak misi itu. Tanjirou dan kawan-kawannya sudah jauh lebih baik dan sudah dapat menggerakkan badannya. Sedangkan Kyoujurou masih belum bangun juga sejak hari itu. Shinobu juga sudah bilang kalau Kyoujurou masih hidup, tapi ia masih pingsan. Ah, semoga saja obatku tak memberi efek samping yang lain.Saat ini aku sedang pergi menuju kediaman baruku yang sudah selesai dibangun, yaitu kediaman besi. Kenapa namanya bukan kediaman oni? Aku agak bingung juga, tapi sepertinya hal itu karena nama itu berlawanan dengan kode etik pemburu iblis, yaitu memburu dan membunuh oni.
Baru saja aku sampai di kamar tidurku, Kuro sudah menyampaikan misi baru.
"Kwak!Kwak! Shiroyasha segera pergi ke Gunung Fuji untuk melakukan investigasi! Kwak! Kwak!" Seru Kuro.
'Cih, liburan sudah berakhir,' pikirku kesal.
Akhirnya aku bersiap menuju ke Gunung Fuji di malam hari. Dan yang anehnya, aku dikirim sendirian. Biasanya pillar akan dikirim sepasang atau bersama pemburu iblis yang lain, tapi kali ini aku sendiri, benar-benar sendiri. Apa mereka ingin mengetes kemampuanku lagi? Atau kebijakan memang sudah berubah?
Akupun berlari dengan kecepatan tinggi menuju ke Gunung Fuji.
[ Gunung Fuji ]
Ketika sampai di sana, aku dapat merasakan hawa kehadiran oni yang sangat kuat, bahkan lebih kuat daripada Douma.Bau pahit darah manusia dapat tercium dengan jelas. Aku melangkah masuk lebih dalam dan menemukan mayat pemburu iblis yang sudah termakan separuhnya di sepanjang jalan. Dan begitu sampai di tengah lereng gunung, aku menemukan sebuah desa yang sudah hangus terbakar dengan mayat yang bergelimpangan dimana-mana. Tentu saja mayat-mayat itu sudah tidak utuh lagi dan bekas dimakan oni.
Ketika aku mengecek seluruh desa itu, hawa keberadaan oni yang kuat itu mendekat dengan sangat cepat. Segera, aku mencari tempat persembunyian di antara pepohonan. Tak lama, seorang anak kecil berambut hitam datang dan mengecek ke sekeliling.
'Anak kecil?'pikirku bingung.
Dan saat itu juga, anak itu berubah menjadi dewasa dalam waktu singkat. Dan aku begitu terkejut ketika melihatnya.
'Itu...Muzan!'pikirku sambil bergidik ngeri.
"Keluarlah, atau akan kubunuh kau saat ini juga,"ucapnya dingin.
Aku akhirnya keluar dari tempat persembunyianku dan memegang nichirin milikku. Muzan tertawa begitu keras saat melihatku, kemudian berhenti setelah beberapa saat dan menatapku tajam. Aku tak akan menyerang dengan gegabah, tentu saja karena aku akan melawan oni pertama di dunia ini.
"Teknik Pernapasan Besi Jurus
Pertama: Jurus Seribu Pedang,"gunamku lalu menyerang Muzan dengan sekuat tenaga.Semua seranganku dihindarinya dengan mudah, dan aku berhenti menyerangnya dengan jurus ini.
"Teknik Pernapasan Besi Jurus Kedua: Pembunuh Malam," gunamku.
Teknik ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi sehingga aku tak bisa bicara selama menggunakan teknik ini, karena harus memusatkan tenaga pada jantung untuk bekerja lebih keras.
Muzan sendiri mulai memasang wajah serius saat melihat kekuatanku yang naik beberapa kali lipat.
"Huh? Bagaimana mungkin kau bisa menjadi lebih kuat dari Kokushibou?" Tanya Muzan sambil menilik mataku.
Aku sendiri terkejut mendengar kalau aku lebih kuat dari Kokushibou, yang artinya aku juga lebih kuat dari Douma. Apa mungkin aku hampir sekuat Muzan sekarang?
SLASH!
Dengan kecepatan tinggi aku menebas tubuh Muzan, tapi tubuhnya beregenerasi dengan cepat. Muzan terlihat terkejut sejenak sebelum kembali datar, mungkin ini adalah pertama kalinya pemburu iblis pada zaman ini bisa melukainya.
"Sepertinya aku harus melawanmu dengan serius ya, nona yang bisu?" Ujarnya yang mengira kalau aku bisu.
Sulur daging mulai keluar dari tubuhnya, dan jujur saja itu menjijikkan.
CRUNCH!
Sulur daging itu menghancurkan tulangku ketika aku sedang tak fokus. Untung saja, segera setelah itu, tubuhku beregenerasi kembali.
"Kau, oni?!" Ujarnya terkejut.
Sulur dagingnya menyerangku semakin cepat, dan tentu saja aku juga memotongnya semakin cepat. Karena ia sudah mengetahui aku adalah oni, aku langsung mengeluarkan teknik darah iblisku dengan menggunakan zat besi dalam darah yang kemudian kuubah menjadi serbuk.
Aku tersenyum ketika melihat serbuk-serbuk besiku dihirup oleh Muzan. Setelah ia menghirup cukup banyak serbuk besi, aku menyebarkannya ke seluruh tubuhnya, tepat setelah itu, aku menajamkan serbuk-serbuk besi itu hingga keluar menusuk ke seluruh tubuh Muzan.
Dengan mengambil kesempatan itu, aku berusaha menebas leher Muzan, namun tiba-tiba, besi-besi itu hancur berkeping-keping dan Muzan segera melesat ke arahku dan menusuk tubuhku dengan sulur dagingnya.
"Ukh!"rintihku.
Segera, luka di tubuhnya sembuh dengan cepat karena aku tak menggunakan nichirin, dan kekuatanku langsung menurun lagi karena aku mengeluarkan suara.
"Huh, ternyata kekuatanmu hanya sementara ya?" Ucap Muzan sambil terkekeh.
Aku yang semakin terdesak akhirnya menyayat sedikit sulur dagingnya dan membiarkan darahku yang beracun memasuki tubuhnya.
Ketika itu juga, tusukannya melemah, meski hanya sedikit, tapi ini sudah cukup untuk membuatku kabur darinya. Segera kulepaskan diri darinya dan kabur sambil beregenerasi. Mungkin ia akan mengejarku saat ini, tapi aku yakin, setelah terkena racun, gerakannya pasti lebih lambat dariku.
Aku segera menuju ke markas pemburu iblis, setelah memastikan ia tidak mengejar, akupun pergi ke dalam markas. Shinobu juga baru saja pulang dari misinya. Bisa dibilang, misi yang kutempuh itu dekat-dekat semua, tapi cukup berbahaya.
"Eh? Shiroyasha-san? Apa yang terjadi?"Tanya Shinobu khawatir ketika melihat seragamku sobek di bagian perut, bisa dibilang cukup besar.
"Aku hosh...bertemu hosh... dengan Muzan,"ucapku yang masih kelelahan setelah pertarungan tadi, belum lagi aku terus meregenerasi luka yang kudapat.Aku menjadi sangat lapar dan butuh daging oni.
"Shinobu-san, hosh.. hosh.. bolehkah kau memberiku daging oni?" Tanyaku yang kelelahan.
Shinobu mengangguk lalu membawaku ke kediaman kupu-kupu. Lalu ia membaringkanku di kamarku yang dulu dan mencari daging oni. Tak lama kemudian, ia kembali dengan seorang oni hidup namun terluka parah oleh nichirin. Aku segera memakannya dengan lahap. Oni itu berteriak kesakitan dan terus beregenerasi, membuatku semakin kenyang. Setelah puas, kubunuh oni itu dan mengucapkan terima kasih pada Shinobu.
"Arigatou ne, Shinobu-san,"ucapku sambil menyeka darah di pinggir mulutku.
"Ah, douitte douitte!" Balasnya sambil tersenyum kecil.
"Omong-omong, bagaimana kau bisa bertemu dengan Muzan?"tanya Shinobu penasaran.
"Jika rapat pillar diadakan lagi, akan kuberi tahukan semuanya,"ucapku sambil tersenyum kecil.Shinobu mengangguk, lalu mengucapkan sampai jumpa dan meninggalkanku di kamarku.
Aku hanya menghela napas ketika menyadari betapa lemahnya diriku di hadapan Muzan.
'Aku harus berlatih menjadi lebih kuat!'pikirku semangat.
To Be Continued....
Cieee... Double up nih gaes! Silahkan dinikmati ya!! Maafkeun kalau actionnya masih jelek dan masih kurang banget :(
See you next chapter!! Babai 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon Hashira [Discontinue]
FanficHanami Shiroyasha, sang Hashira termuda pada generasinya. Namun kenyataan pahit menampar dirinya, ia sekarat di tangan seorang Uppermoon. "Kumohon...tolong aku..." "Pfft..Serendah itukah dirimu hingga meminta tolong pada oni sepertiku?" 60 tahun kem...