"Ohayou, Shiroyasha-sama!"
Aku tersenyum kecil untuk membalas salam kakushi yang menyapaku. Setelah itu, aku kembali berjalan menuju tempat pertemuan para Hashira.
"Iie, tumben sekali kamu terlambat, Yasha," ucap Mei, sang pilar magma.
"Uhm, aku baru saja selesai berlatih ketika gagak kasugai memberitahukan tentang pertemuan ini," balasku lalu duduk dalam lingkaran itu."Oyakata-sama telah tiba!"
5 jam kemudian...
"Ukh! Pinggangku sakit!"ucap Yuki, sang pilar salju sambil meregangkan pinggangnya.
"Hmph!Dasar lemah,"ejek Zen si pilar petir.
"Berisik!!"Teriak Yuki mengejar Zen yang sudah berlari menghindari amukan Yuki.Aku hanya tertawa kecil menanggapi pertengkaran mereka.
"Kak!Kak!Shiroyasha! Kak! Ada misi ke tengah hutan! Kak! Ada beberapa wanita yang menghilang misterius setelah menjadi pengikut kuil! Kak! Cepat pergi ke hutan Mikako! Kak!" Ucap Kuro, gagak kasugai ku.
"Iie, sayang sekali ya, Yasha! Baru saja aku ingin mengobrol," ucap Mei lalu memelukku yang lebih pendek darinya.
"Humpphh!!!Akhuu harushh pergihhhh!!!!" Teriakku dalam pelukan Mei yang sangat erat.
"Eh? Maaf, Yasha," ucap Mei lalu melepas pelukannya.Aku langsung tersenyum canggung lalu berlari menuju tempat misi dilancarkan.
Sesampainya di tengah hutan...
'Are? Kenapa bisa ada kuil di tengah hutan begini?'pikirku bingung.Akupun melangkah masuk ke gerbang kuil yang cukup besar untuk beristirahat.
"Konichiwa, Onee-chan! Apa kamu juga mau bergabung dengan Kultus Surga Abadi?" Tanya seorang anak kecil yang sedang bermain bersama temannya.
"Huh? Apa itu?" Tanyaku bingung.Apa mungkin ini aliran sesat yang tak pernah kudengar?
"Ha'i! Dewa kami, Douma- sama akan membantu kita para pengikutnya menuju surga abadi! Keren kan?"Balas anak itu dengan polosnya.
Douma? Namanya terdengar.... familiar.
"Uh, baiklah, tapi... aku sedang buru-buru, su-suamiku sedang mengejarku!" Ucapku pura-pura panik.
"Eh?! Ayo kita masuk! Nanti suami Onee-chan datang!"seru anak itu lalu membawaku masuk ke kuil.Beruntung, saat ini aku sedang mengenakan kimono yang menutupi seragam pemburu iblisku.
"Halo, Kiriya- chan! Siapa ini?" Tanya seorang pria berambut pirang yang keluar dari suatu ruangan.
"Ah, Douma- sama! Onee-chan ini bilang, dia sedang dikejar suaminya dan sepertinya dalam bahaya! Makanya aku segera membawanya!" Seru anak yang dipanggil Kiriya itu.Oh, tidak! Saat Douma itu mengangkat kepalanya, di matanya tertulis jelas Uppermoon nomor 2. Tapi, mau bagaimana lagi? Sepertinya inilah yang dimaksud Kuro.
"Halo, gadis kecil, kamu bisa ikut ke kamar barumu bersama Kiriya, kamu aman disini," ucap Douma lalu mengelus rambutku sebelum masuk ke dalam ruangannya kembali.
Deg! Deg! Deg! Deg!
Jantungku berdegup dengan cepat setelah ia mengelus kepalaku. Sungguh, sangat menakutkan ketika rambutmu dielus oleh seorang oni, Uppermoon pula.
"Ayo, Onee-chan! Omong-omong nama Onee-chan siapa?" Tanya Kiriya.
"A-aku Shiroyasha. Iya, hanya Shiroyasha," ucapku menyembunyikan margaku.Sangat berbahaya kalau Douma tahu margaku, yang mana merupakan keluarga pemburu iblis turun-temurun.
Setelah 3 hari di kultus...
Setelah 3 hari disini, aku lihat semua berjalan normal. Mereka hanya melakukan puji-pujian terhadap Douma dan hal-hal keagamaan lainnya."Kiriya! Kamu dipanggil Douma- sama!" Seru Inoe, salah satu gadis yang berada di kultus ini.
"Baiklah, Inoe-nee-chan!"balas Kiriya sambil tersenyum bahagia.Aku menatap Kiriya bingung. Kenapa dia sangat bahagia?
2 hari kemudian...
Kiriya tak kunjung kembali setelah dipanggil Douma. Aku sangat khawatir pada Kiriya."Inoe- chan! Kenapa Kiriya tak kunjung kembali?" Tanyaku khawatir.
"Kita harus merayakan ini! Kiriya sudah diantarkan ke surga abadi oleh Douma- sama! Teman-teman, ayo kita rayakan ini!" Ajak Inoe pada perempuan-perempuan lain.Wajahku langsung memucat dan menuju ke ruangan tempat puji-pujian.
"Kamu tidak boleh masuk sembarangan. Douma- sama sedang sibuk!" Tolak Shiko, salah seorang pengikut Douma.
"Ini penting!" Teriakku.
"Tidak bisa!"Ucapnya marah.
"Maaf kalau begitu," ucapku lalu memukulnya dengan tangkai nichirin yang selama ini kusembunyikan.SRAK!
"Eh, bukannya sudah kubilang jangan mas- Oh, kamu rupanya, sepertinya aku harus membunuhmu karena kamu sudah melihat semua ini," ucapnya sambil tersenyum.
"KAUUU!!!" Teriakku marah saat melihat tumpukan mayat disebelah Douma. Apalagi ketika kutemukan mayat Kiriya di tumpukan paling atas.Kulepaskan kimonoku yg menutupi seragam pemburu iblisku.
"Pernapasan Besi Jurus Ketiga: Hujan Pedang," ucapku mulai menyerang Douma.
"Hahaha, kau pikir hanya seperti itu bisa membunuhku? Kuakui saja, kau Hashira paling lemah yang menemuiku. Bukankah begitu, Hanami Shiroyasha?" Tanya Douma menepis serangan ku dengan kipasnya.
"Pernapasan Besi Jurus Keempat: Pedang Pembelah Jiwa," ucapku mengabaikan ucapannya.Semua seranganku dihalaunya dengan kipas miliknya. Seranganku seolah hanyalah angin lalu baginya.
"Giliranku," ucapnya.
"KHKK!!"
Hanya dalam sedetik, ia sudah berada di belakangku dan tubuhku terluka parah. Aku benar-benar sial, jika saja aku membawa racun bunga wisteria..
Tidak! Aku belum mau mati! Aku sadar aku lemah, karena itu aku akan menjadi kuat dengan cara apapun!
"Kumohon....tolong aku.."
"Pfft... Serendah itukah dirimu hingga minta tolong pada oni sepertiku?" Tanyanya sambil tertawa.Ia melukai tangannya dan memasukkan darahnya ke dalam mulutku.
"KHKKKK!!"
"Selamat menikmati rasa sakitmu," ucapnya lalu meninggalkanku sendirian.Rasa sakit yang tiada tara menghujam tubuhku, sebelum akhirnya aku pingsan karena tak kuat menahan sakit.
To be Continue...
Hi, aku masih pemula kalau dibandingkan author yang lain! Mohon bantuannya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon Hashira [Discontinue]
FanficHanami Shiroyasha, sang Hashira termuda pada generasinya. Namun kenyataan pahit menampar dirinya, ia sekarat di tangan seorang Uppermoon. "Kumohon...tolong aku..." "Pfft..Serendah itukah dirimu hingga meminta tolong pada oni sepertiku?" 60 tahun kem...