Bagian Keempat

41 7 4
                                    

Sebuah motor memasuki rumah besar berwarna putih dengan pekarangan rumah yang cukup luas. Motor itu di parkir di sebuah bagasih yang di dalamnya terdapat 4 mobil dan beberapa motor.

Seorang cowok turun dari motor dan memasuki rumahnya.

Baru saja membuka pintu, gilang sudah berteriak ke galang dan menghampirinya.

"Bang. Lo dari mana aja sih?".

"Lo pasti dari nganterin murid baru itu kan".

"Cantik juga sih cewek itu".

"Kalau nggak salah namanya nara".

"Dia satu kelas sama gue".

Begitulah beberapa ocehan gilang ke galang.

Galang hanya mengacuhkannya dan berjalan ke arah kamarnya.

Galang langsung membanting pintu kamarnya. Ia tidak peduli gilang sedang mengedor-gedor pintu kamarnya.

"Bang buka pintunya".

"Bang" teriak gilang.

"Kalian ngapain sih kok ribut" ucap perempuan paruh baya.

Perempuan itu adalah sarah adipramana yang tak lain ialah mama galang dan gilang.

"Ini ma, bang galang ngunci pintu kamarnya" Ujar gilang sedikit merengek.

"Emang kenapa sih gilang. Biasanya kan juga gitu".

"Iya ma tapi kali ini beda. Bang galang habis nganterin cewek" ujarnya dengan suara kecil.

"Dasar tukang ngadu" teriak galang dari dalam kamar.

"Emang galang dekat sama cewek yang mana. Mama kira setelah kepergian dita ke amerika galang nggak pernah dekat sama cewek lain".

"Kali ini beda ma, dia itu murid baru di sekolah kami. Dia itu nggak kalah cantik dari dita".

"Owh gitu. Lain kali kenalin cewek itu ke mama ya galang" ujarnya sedikit mengoda galang.

"Hmm.." jawab galang singkat.

Begitulah galang nggak di rumah atau sekolah sama aja, sama jutek dan kalau ngomong bisa di hitung.

"Kamu juga gilang kapan ngenalin cewek ke mama".

Selama ini gilang tidak pernah memperkenalkan cewek yang spesial ke mamanya. Ia memang banyak membawa memperkenalkan cewek tapi itu hanya sebagai teman, belum ada yang lebih dari itu.

"Nah kan gue lagi" ujarnya sambil menepuk dahinya.

"Hehehe.. Udah ah ayo turun, makanan udah siap semua di bawah".

Gilang pun berjalan turun menuju dapur.

"Gal. Ayo makan" Teriak mamanya.

"Galang mandi dulu ma".

Sarah pun menuruni tangga dan menuju ke meja makan.

Tak lama kemudian seorang cowok berbaju kaos putih dan celana panjang hitam menuruni tangga. Ia sangat terlihat gagah dan tampan.

"Wahhh bang gantengku udah datang nih" ujar gilang menggoda galang.

"Nggak kalah ganteng sih dari aku" ujarnya lagi.

"Udah-udah. Jangan goda abang kamu terus" ucap sarah.

"Sini nak"

Galang pun berjalan ke arah meja makan dan langsung duduk di tempat yang biasa ia duduki.

Suasana di meja makan pun sangat tenang hingga saat gilang selesai makan, suasana itu mulai riuh.

"Bang. Tadi abang nganter nara pulang ya. Ayo jujur".

Galang hanya diam mendengar ocehan gilang.

"Nara itu siapa?" tanya dirgantara adipramana.

Dirgantara adipramana adalah ayah dari galang dan gilang.

"Itu tuh murid baru di sekolah kami".

"Emang galang suka sama cewek lain selain dita?".

Galang hanya diam. Mendengar kata itu membuat galang mengingat semua apa yang telah dita lakukan padanya.

Galang meninggalkan meja makan tanpa berkata apa pun.

Ketiganya hanya melihat kepergian galang tanpa berucap apa-apa lagi. Mereka tau betapa rasa sakit yang galang rasakan karena dita.
















#Siapakah dita itu?
#Mengapa galang sangat tidak suka mendengar nama itu?

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang