Bagian Ketiga

36 8 0
                                    

Nara terus saja memikirkan tentang cowok itu.

"Nara" suara kayla menyadarkan nara dari lamunannya.

"Ah apa kayla" kata nara.

"Lo lamunin apa sih?" tanya kayla.

"Eh nggak ngelamuni apa-apa kok" jawab nara nyeles.

"Lo nggak usah bohong deh sama gue, gue tahu kok lo pasti mikirin galang" kata kayla.

"Nggak kok. Buat apa gue mikirin dia, nggak ada kerjaan amat gue"

"Kalian berdua lagi ngapain" tegur ibu guru.

"Nggak ngapa-ngapain kok bu" jawab nara dan kayla.

Ting ting ting....
Bel berbunyi menandakan jam sekolah telah selesai.

"Baiklah anak-anak sampai disini dulu" kata ibu guru sambil membereskan bukunya.

Setelah ibu guru keluar. Suasana menjadi riuh.

"Nar. Lo pulang sama siapa?" tanya kayla.

"Gue naik angkot" ujar nara.

"Oh. Kalau gitu gue pulang duluan yah soalnya jemputan gue udah nunggu di luar" kata kayla sambil beranjak dari bangku.

Tak lama setelah kepergi kayla.Gilang dan kelvin menghampiri nara.

"Nar. Lo pulang bareng gue aja, daripada naik angkot" tawar kelvin.

"Lo yah vin cari kesempatan aja" kata gilang menyenggol kelvin.

"Nggak usah repot-repot vin, gue naik angkot aja"

Nara beranjak dari bangkunya meninggalkan gilang dan kelvin.

Nara masih memikirkan tentang cowok itu. Dia fikir itu adalah gilang tapi penampilan dan kelakuannya berbeda. Nara terus memikirkan itu sampai-sampai dia menabrak seseorang. Nara mengambil bukunya yang berjatuhan.

"Maaf maaf gue nggak sengaja" kata nara sambil menaikan pandangannya.

Ternyata orang yang di tabrak nara ialah cowok yang sedang ada di fikiran nara. Yah siapa lagi kalau bukan galang.

Galang pergi tanpa berkata apapun.

"Songong amat sih tuh cowok" gerutu nara.

*****

Nara sedang menunggu angkot di halte dekat sekolahnya.

"Kok angkotnya nggak dateng-dateng sih" ucap nara yang sudah lama menunggu.

Sekumpulan cowok dateng mendekati nara.

"Hei cewek manis pulang bareng abang yuk" ucap salah satu dari cowok itu.

Nara memperhatikan penampilan cowok itu. Cowok itu juga memakai seragam tetapi seragamnya beda dengan seragam sekolah nara.

"Kalian pergi dari sini" ucap nara gemeteran.

"Ade manis ini galak juga tapi abang suka kok"

"Hahahah" seru mereka.

Tak jauh dari situ, ada seorang cowok yang memperhatikan.

"Ayolah dek, nggak usah jual mahal" kata cowok brengsek itu sambil mencolek-colek nara.

Suara motor mendekat dan berhenti tepat di depan nara. Cowok itu langsung menendang cowok brengsek itu hingga tersungkur.

" Eh lo siapa berani-beraninya mukul teman kita" kata cowok lainnya.

Karena tidak terima temannya di pukul akhirnya mereka semua menyerang cowok yang memakai helm itu.

Cowok itu tak butuh waktu lama itu menghabisi semuanya.

"Mundur" ucap salah satu cowok dari gerombolan itu.

Mereka pun pergi meninggalkan nara dengan cowok itu.

Cowok itu membuka helmnya. Nara cukup terkejut melihat cowok itu.

"Makasih" kata nara.

"Ngapain lo masih disini?" kata cowok itu.

"Gue lagi nunggu angkot" ucap nara jujur.

Cowok itu kembali memakai helmnya dan naik ke motornya.

"Naik" kata cowok itu.

Nara masih terdiam di tempatnya.

"Cepat naik. Gue anter lo pulang"

"Nggak usah, gue nunggu angkot aja"

"Jam segini angkot nggak ada yang lewat sini. Emang lo mau di gangguin lagi sama cowok-cowok tadi"

Tak fikir panjang, nara pun langsung naik ke motor cowok itu.

Cowok itu melajukan motornya dengan sangat kencang. Tiba-tiba cowok itu berhenti mendadak karena ada nenek-nenek yang mau lewat. Nara pun tersungkur ke depan yang membuat jarak antara nara dan cowok itu tipis. Nara mundur dan memukul pundak cowok itu.

"Lo tau bawa motor ngga sih. Lo itu bahayai nyawa gue. Nanti kalau gue kenapa-kenapa lo mau tanggung jawab" cerutu nara.

Cowok itu tidak memdengarkan apa yang di ucapkan nara, ia langsung melajuka motornya kembali.

Di tengah perjalanan hujan turun.

Cowok itu menghentikan motornya di semua halte. Nara dan cowok itu turun dan duduk di halte itu.

Nara memperhatikan hujan turun dan sesekali memperhatikan cowok itu. Cowok itu tahu kalau nara memperhatikannya tapi dia diam saja.

Cowok itu melihat ke nara dan melihat nara menggigil. Ia melepas jaketnya lalu memasangkannya ke nara. Nara hanya diam saat cowok itu memakaikannya jaket.

Diam. Itulah yang terjadi saat itu, tidak ada yang berbicara.

Hujan meredah. Cowok itu langsung naik ke motornya. Nara pun langsung ikut naik.

Selama di perjalanan keduanya diam hingga sampai di sebuah rumah yang cukup besar.

"Makasih" ucap nara.

Cowok itu tidak berakata apapun dan langsung melajukan motornya.



#Maaf kalau typo🙏
#Follow ig: Ratu_Ra_ra

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang