thing that will put everything back in place

239 44 10
                                    

Seulgi turun dari mobilnya. Ia harus parkir di bagian dalam basement, jauh sekali dari pintu masuk depan maupun samping. Ada beberapa mobil yang sudah parkir di dekat pintu utama, sehingga ia harus mengalah masuk ke dalam.

Ia sengaja mengambil jalan memutar ke pintu utama. Sekalian jalan-jalan untuk olahraga. Salah satu mobil yang terparkir cukup familiar untuknya, sering datang ke apartemen ketika ia dan teman-temannya masih tinggal bersama, dan beberapa kali pula datang ke apartemennya jika Juhyun sedang berada bersamanya. Junmyeon memang tak pernah mau mengganti mobil lamanya.

Seulgi memasuki lobi kantor agensi yang cukup lengang. Hanya ada dua staf yang memberinya salam singkat, dan tampaknya sedang terburu-buru. Ia langsung menuju lift dan menekan tombol menuju lantai ketiga.

Di lantai tiga pun lengang. Hanya ada satu staf yang berlalu dari koridor kanan.

Begitu ia tiba di persimpangan koridor, dari arah kiri, tiga orang keluar dari pintu sebuah ruangan. Mereka bercanda,

"Aku akan merekam video saat rambutmu dicukur, Jongin-ah!" Junmyeon. Dia menggandeng orang yang dia sebut, sembari mengacak rambutnya. Di belakangnya, Minseok tertawa. Tak lama kemudian, Junmyeon menyadari kedatangannya. "Oh, hai, Seulgi-ah! Kelihatannya terburu-buru sekali."

Seulgi mengangguk dan tersenyum seraya menjawab salam itu singkat, "Hai. Iya, sudah ditunggu."

Minseok menepuk bahunya sambil berlalu. Seulgi sempat menepuk lengan pria itu sebentar sebagai salam sebelum melangkah lebih cepat.

Ia hanya sempat tersenyum singkat pada Jongin yang cuma meliriknya sembari mengulas senyum yang benar-benar tipis. Seulgi menghela napas panjang, tetapi membiarkan semuanya berlalu dengan berlari, berusaha mencapai ruangan yang ia tuju lebih cepat untuk mengalihkan diri.

Tak Seulgi sadari Jongin menoleh ke arahnya ketika ia memasuki ruangan, menatapnya cukup lama sebelum berbelok dan Junmyeon mengusiknya lagi.

. . .

Urusannya selesai kurang dari setengah jam. Seulgi langsung pulang, menyetir dengan lambat. Sesekali ia menggigit ujung kuku ibu jarinya. Ia jadi kepikiran apa yang diobrolkan Junmyeon di koridor tadi.

Kalau dipikir-pikir, ini memang sudah waktunya. Barangkali apa yang ia pikirkan memang benar.

Jongin akan berangkat wajib militer.

Teman-teman Jongin; Taemin, Moonkyu, Ravi, semuanya sudah berada di kamp. Barangkali dia akan segera menyusul. Junmyeon, Kyungsoo, dan Minseok baru pulang, sehingga bagi grupnya, ini saat yang tepat.

Setahu Seulgi, sepanjang pemantauannya di internet dalam beberapa hari ini, tidak ada berita tentang itu. Mungkin mereka bertiga berada di kantor untuk mengurus hal itu.

Seulgi menghela napas dalam-dalam.

Sudah bukan urusanku lagi.

. . .

Beberapa hari kemudian, Juhyun menginap di apartemennya. Ada masalah dengan sistem pipa gas dan air apartemen Juhyun, pemilik gedung pun meminta waktu dua hari sampai seluruh masalah di lantai tersebut benar-benar selesai.

Juhyun baru selesai menyetrika pakaian-pakaian yang dibawanya. Seulgi bermain gim di laptop. Tak lama kemudian, Juhyun bergabung dengannya, duduk di samping Seulgi yang sudah bosan bermain gim dan memutuskan untuk membaca-baca artikel di internet. Hari-hari cuti seperti ini memang menyenangkan untuk menggali hal-hal baru baginya.

"Ada berita apa hari ini?" tanya Juhyun sambil menyeruput infused water yang baru dikeluarkannya dari lemari es.

"Tidak ada yang menarik. Biasa saja." Seulgi pun membuka tab baru untuk memperlihatkan pada Juhyun portal berita yang baru saja ditutupnya. "Ada junior kita yang baru kembali dari Amerika dengan membawa penghargaan, lalu senior yang menikah, lalu—tunggu. Berita ini tidak ada sebelumnya ...."

Tangan Seulgi langsung dingin dan jantungnya berdetak kencang melihat berita yang terpampang besar di laman utama, dengan label 'breaking news'. Nama 'Kai' tertulis sebagai tajuk utama. Juhyun bahkan mendekat ke arah monitor, dan berbisik terkejut.

[BREAKING NEWS] KAI "EXO" DIDUGA TERLIBAT KASUS PENGGUNAAN OBAT-OBATAN TERLARANG

Seulgi dan Juhyun saling pandang. Mata Seulgi membelalak, dan ia dengan refleks menggeleng-geleng. Juhyun mengarahkan kursor untuk membukanya.

"Aku baru bertemu dengannya dua hari lalu, unnie ...," bisik Seulgi tanpa sadar.

Juhyun tak menjawab. Dia membaca cepat barisan paragraf berita tersebut. Seulgi akhirnya menatap monitornya lagi, mendapati banyak gambar-gambar tangkapan layar sebuah ruang obrolan.

Siang ini, sebuah sumber membocorkan ruang obrolan yang ditemukan di ponsel lama Kai "EXO" yang hilang beberapa waktu yang lalu.

Ruang obrolan tersebut berisi pesan-pesan dari Kai yang menawarkan obat-obatan terlarang pada seseorang berinisial 'A'.

Baik Kai maupun agensi belum memberikan keterangan terkait berita ini.

Seulgi masih tercenung. Ia secara autopilot menggulirkan layar ke bawah, tetapi Juhyun langsung mencegahnya, "Peraturan pertama, jangan buka kolom komentar."

Seulgi menoleh, tatapannya masih kosong.

"Itu tidak sehat," tambah Juhyun lagi, langsung menutup jendela berita tersebut. Dia menggeleng-geleng. "Hei, kau baik-baik saja?"

"Aku tidak percaya."

Juhyun mengangguk pelan. "Aku tahu."

Seulgi masih menggeleng-geleng. "Ini tidak mungkin."

"Apapun bisa jadi mungkin, Seulgi-ah."

Seulgi menunduk, menatap kibor laptopnya sambil merenung. "Kau percaya, unnie?"

Juhyun bergeming. Seulgi menoleh lagi ke arahnya. Ia bahkan mengulangi pertanyaannya, "Kau percaya, kan?"

"Kita tunggu saja penyelidikannya."

Seulgi mengusap keningnya. "Teman-temannya sedang tidak bersamanya. Taemin-oppa, Moonkyu-oppa .... Di saat-saat seperti ini ...."

"Masih ada EXO. Junmyeon pasti akan bersamanya."

Seulgi diam saja.

"Perlu kuhubungi dia?"

"Siapa? Junmyeon-oppa?"

Juhyun mengangguk, menjangkau ponselnya di sudut meja.

"Aku mau bertemu langsung. Tanya dengan Junmyeon-oppa dia ada di mana."

Tanpa menjawab, Juhyun langsung bertindak dengan membuat sebuah pesan. Tapi tak lama kemudian, dia berhenti, hanya untuk menghela napas panjang dan menatap Seulgi lagi yang tampaknya sudah bisa menguasai dirinya. Perempuan itu membaca portal-portal berita lain dengan saksama. "Seulgi-ah."

"Ya? Dia ada di mana?"

"Kau ternyata masih sangat peduli pada Jongin."

"Dia temanku—oke, mungkin kami tidak pernah lagi sama seperti sebelumnya, tapi dia sedang kena masalah dan aku sedang berusaha untuk ... untuk ...."

"Membantunya?"

Seulgi menggeleng. "Aku tidak mungkin bisa."

Juhyun menawarkan opsi lain, "Supaya dia tidak merasa sendirian?"

Seulgi menghindari tatapan Juhyun. "Oke ... sebenarnya dia punya teman-temannya."

Juhyun membiarkan Seulgi memilih kata-kata, yang pada akhirnya tidak bisa perempuan itu ungkapkan sama sekali. "Kau masih ingin memperbaiki segalanya dengan Jongin."

"Juhyun-unnie, ini bukan saatnya untuk membahas hal itu. Aku, dulu adalah temannya. Jika dia membutuhkan seseorang, aku harus ada. Sudah seharusnya begitu, kan? Kau yang mengajariku seperti itu."

Juhyun menatapnya tegas. "Bagaimana kalau berita itu benar?"

"Kita tunggu saja penyelidikannya," ucap Seulgi membalikkan kata-kata Juhyun.

Juhyun pun mengirimkan pesan yang diminta Seulgi pada Junmyeon.

icarus fallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang