Hold You Tight [30]

3.4K 320 133
                                    

[Bae Joohyun]

"Love is curious a thing, when we hold tight it world die. But if we didn't hold it not so tight, it would run away. " -- Unknown

***

"Masih marah padaku? "

Suho menarik satu kursi makan untuk segera dia duduki. Dengan pandangan terus terfokus pada Irene yang tengah memunggunginya dan sibuk menyiapkan beberapa makanan di sana. Tapi hening, tidak ada jawaban apapun dari Irene. Dan sekarang yang Suho lakukan hanya menggeleng kecil sambil terkekeh pelan di tengah kegiatan mengancingkan lengan kemejanya.

Ya, istrinya itu kembali dalam mode sensitif dan manjanya.

Masih dalam keadaan hening. Sampai akhirnya Suho benar-benar tidak nyaman dengan suasana seperti ini. Diam, dan sunyi. Tidak sama sekali Irene mencoba untuk menanggapi ucapan Suho ataupun menjawabnya. Yang wanita itu lakukan sekarang adalah berjalan menghampirinya dengan tangan yang membawa beberapa hasil masakannya, dengan diam dan tanpa menghiraukan Suho yang masih menatapnya dalam diam.

"Irene. Aku bertanya padamu. " Suho memegang lengan Irene yang sudah ingin kembali menuju pantry. Menarik wanita itu untuk duduk tepat di kursi sampingnya. Dan ketika melihat raut wajah datar Irene, Suho menghembuskan nafasnya gusar. "Kau masih marah? "

"Tidak tahu. "

Oke. Jawaban yang singkat, padat, dan jelas.

Dan lagi. Hembusan nafas kembali terdengar satu detik setelah jawaban ketus juga raut cemberut Irene yang wanita itu tunjukkan padanya. Memang, sudah seperti ini sejak mereka terbangun, sejak Suho memberitahunya bahwa pria itu harus segera datang ke kantor karena ada urusan mendesak. Dan sekarang beginilah respon Irene. Wanita itu kesal dan marah, karena semalam Suho sudah bilang padanya kalau tidak ada kegiatan kantor hari ini.

Tapi nyatanya?

Cih. Menyebalkan.

Irene menghembuskan nafas pelan, berusaha mengontrol rasa kesal yang masih terus menyelimuti hatinya. "Cepat makan, habis itu kau boleh segera pergi. " Dilepasnya tangan Suho dengan sedikit paksaan, kemudian bangun untuk beranjak meninggalkan pria itu.

Tapi pergerakannya segera terhenti karena Suho kembali menarik Irene pelan hingga terduduk di sampingnya lagi. Dan setelahnya keadaan kembali hening. Hanya Suho yang terus menatap Irene dengan sedikit frustasi karena wanita itu masih terus-menerus mengabaikannya, "Maaf karena semalam aku bilang tidak akan pergi ke kantor. Tapi pagi-pagi sekali abeonim menelfonku untuk mengadakan pertemuan mendadak hari ini.. "

"Aku harus bagaimana supaya kau tidak marah lagi? " lanjutnya pelan

Astaga.. kesensitifan istrinya benar-benar membahayakan ternyata.

"Cukup di sini. Jangan pergi ke kantor atau kemanapun. " Irene menoleh. Melunakkan pandangannya ketika melihat raut frustasi yang Suho tunjukkan, "Suho? "

Pria itu menggeleng pelan. "Irene, dengar. "

"Kau pasti tahu kalau sekarang aku juga mengurus perusahaan keluargamu, dan aku yakin ada satu atau beberapa hal penting yang harus abeonim bicarakan padaku mengenai keberlangsungan perusahaan. Kau pasti mengerti akan hal ini.. "

My Arrogant CEO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang