9. Arctic

5.6K 695 163
                                    

"The Arctic Ocean is the smallest and shallowest of the world's major oceans

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"The Arctic Ocean is the smallest and shallowest of the world's major oceans. It is also known as the coldest of all the oceans."

***

'Aku sudah di Quatre, segera pulang jika kegiatannya sudah selesai.'

Choi Senna menyeringai tipis, dia memasukkan ponsel pintarnya kedalam saku blazer tanpa membalas pesan yang barusan dia baca. Guest Guide untuk Quatre Ocean sepertinya sudah tiba, kalau acara bersenang-senang siang ini di taman hiburan telah selesai, Choi Senna harus memboyong empat laki-laki ini pulang untuk dikenalkan kepada pemandu tamu tersebut.

Lee bersaudara terlihat kelelahan, gengsi mereka yang sangat tinggi itu hilang entah kemana. Sejak tiba kemari, keempatnya terus menikmati wahana-wahana yang tak jarang dinaiki secara bersamaan. Mungkin mereka jujur soal pernyataannya tadi pagi, bisa jadi ini adalah kali pertama keempat lelaki itu mengunjungi taman hiburan sehingga antusias mereka lebih tinggi dari anak TK sekalipun. Senna jadi tak tega untuk mengajaknya pulang, tetapi sebentar lagi sore dan orang-orang ini perlu beristirahat supaya bisa kembali beraktivitas di hari esok.

"Ayo pulang." Ajaknya ketika Lee Seokmin dan Lee Jihoon kebetulan melintas didepannya, "Ayo kita pulang, ajak dua saudara kalian yang lain, aku menunggu di mobil." Katanya, berlalu begitu saja setelah menitipkan pesan kepada kakak beradik satu ibu dan satu ayah itu.

Seokmin memandang Jihoon sebentar, "Hyung, kita belum masuk ke Rumah Hantu."

"Turuti saja, bahaya kalau perempuan itu marah, hidupku sudah sulit." Katanya. Dalam hati Seokmin bersorak, sejak tadi ia sedang mencari alasan supaya kakaknya itu batal masuk ke rumah hantu. Beruntung Choi Senna datang dan mengajak pulang, setidaknya Seokmin tidak perlu berpura-pura sakit perut atau kesurupan sehingga mentalnya akan baik-baik saja karena tidak usah repot-repot bertemu para hantu.

"Omong-omong, Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu dimana?" Tanyanya, mencoba melihat ke sekeliling untuk mencari saudaranya yang lain.

"Kirimi saja mereka pesan, nanti juga menyusul." Katanya, lelaki yang lengan kemejanya digulung tinggi-tinggi akibat kegerahan itu berjalan lebih dulu menuju arah yang berlainan, meninggalkan Seokmin sendirian di tempatnya berdiri sekarang. Sesuai usulan Jihoon, Seokmin mengirimi Wonwoo dan Mingyu pesan untuk menanyakan keberadaan mereka. Dalam kurun waktu dua menit, keduanya membalas dan mengatakan sedang dalam perjalanan menuju tempat parkir.

Sejak tadi Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu tidak bersenang-senang seperti Jihoon dan Seokmin. Keduanya memilih mengasingkan diri dari keramaian di sebuah tempat istirahat yang menjajakan makanan ringan. Hampir tidak ada percakapan, Wonwoo sibuk dengan game perang di ponselnya, sementara Kim Mingyu lebih sibuk memandangi keramaian yang ada di sekelilingnya. Dia rindu dengan berisiknya klub malam, sudah berapa lama dirinya absen dari hiruk pikuk kehidupan gelap di tengah gemerlap kota Seoul? Padahal disaat-saat berat seperti ini, akan lebih baik jika seandainya Kim Mingyu melepaskan penat di klub tempat dia biasa menghabiskan malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

O C E A N  [SVT vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang