10. Flashback 2

624 78 4
                                    

Suara bel berkali-kali terdengar. Hyewon yang sedang bermain PS merasa terusik. Dia segera bergegas membuka pintu.

"Iya seben- Nuna?"

Eunbi berdiri sambil menunduk. Hyewon tau pasti ada yang salah.

"Ayok masuk." Hyewon menggandeng tangan Eunbi. "Duduk dulu, biar aku bikinin minum. Nuna mau apa?" Sambungnya.

"Jangan, disini aja. Aku butuh kamu." Eunbi masih menundukan wajahnya.

"Kenapa? Ada masalah sama Yujin?" Tanya Hyewon lembut.

"Yujin punya pacar lain. Maaf aku ngga percaya sama kamu." Eunbi menatap Hyewon sambil menahan tangisnya.

Hyewon marah, kesal, tidak terima. Terlebih sekarang dia melihat Eunbi sedih untuk kesekian kalinya. Perlahan dia memeluk Eunbi. Mencoba menenangkan wanita yang sangat ia cintai setelah ibunya.

"Nuna boleh nangis sekarang. Tapi mulai besok aku ngga akan biarin siapapun bikin kamu nangis lagi. Saranghae.. Neomu."

Eunbi menatap lekat pria di hadapannya. Terlihat dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

"Waktu kamu bilang suka aku? Suka yang seperti apa maksudnya?"

Hyewon tampak sedikit ragu, kini jantungnya berpacu sangat cepat. Akhirnya dia memberanikan diri, entah bagaimana nanti dia akan menerima.

"Aku sayang sama Nuna, Hyewon ngga mau kehilangan ataupun liat Nuna sakit. Dan rasanya hampir gila melihat Nuna bersama pria lain. I think i'm fall for you, more than just a friend."

Eunbi sedikit terkejut, artinya selama ini Hyewon berpura-pura senang melihat Eunbi menjalani hubungan dengan orang lain.
Eunbi mengusap lembut pipi Hyewon, mereka bertatapan cukup lama. Eunbi perlahan mendekatkan wajahnya kearah Hyewon, dekat, semakin dekat. Bahkan Hyewon merasakan hembusan nafas Eunbi.

CUP

Bibir mereka bertemu. Cukup lama bibir mereka menempel, pelan-pelan Hyewon melumat bibir bawah Eunbi, Eunbi balas melumat bibir Hyewon, setelah cukup lama Hyewon menjauhkan wajahnya. Wajahnya memerah, Eunbi tersenyum dan mengecup sekilas bibirnya lagi.

"After steal my heart, now you stole my first kiss." Ucap Hyewon masih tak percaya.

"Hehe tapi suka kan?" Ledek Eunbi.

"Ngga, jantungku mau loncat tadi. Untung ngga mati." Hyewon memalingkan wajahnya menahan malu.

Setelah kejadian itu, Hyewon dan Eunbi dekat lagi. Meski tidak ada acara tembak menembak tapi hubungan mereka seperti sepasang kekasih. Hyewon seperti biasa berangkat dan pulang bersama Eunbi. Jika ada libur mereka pergi menonton atau sekedar berjalan-jalan di mall. Meskipun terkadang Eunbi masih suka mengingat Yujin tapi bagi Hyewon itu bukan masalah, lama-lama Eunbi akan sepenuhnya melupakan Yujin. Ya itu yang ada di pikiran Hyewon.

"Nuna." Hyewon mengelus pelan kepala Eunbi yang tiduran di sebelahnya

"Hmm.. Kenapa?"

"Jangan tinggalin aku. Hehe."

"Aku ngga ada niat tuh ninggalin kamu. Anak imut kaya gini mana bisa aku tinggalin." Eunbi mencubit pipi Hyewon.

"Aku serius ini."

"Aku juga serius. Aku itu bersyukur ada kamu, selalu ngertiin aku, di sisi aku terus."

"Tapi akhir-akhir ini kamu kaya ngehindarin aku? Apa perasaan aku aja?"

"Iya perasaan kamu aja. Mana ada aku hindarin kamu."

Hyewon berpikir sejenak. Ini sudah sekitar 3 bulan berlalu dan Hyewon rasa Eunbi sedikit menghindarinya. Dia terkadang sulit dihubungi, Eunbi jg berangkat kuliah sebelum Hyewon menjemput, alasannya karena banyak kegiatan mendadak.
Sempat Hyewon melihat Yujin datang ke rumah Eunbi, Eunbi bilang Yujin hanya minta maaf dan tidak ada hal lain.

Hari ini ulang tahun Hyewon, Eunbi berencana pergi jalan dengan Hyewon untuk merayakan bersama.

"Mah, Hyewon pamit ya, mau pergi sama Eunbi Nuna." Hyewon sibuk mengikat tali sepatunya.

"Oh ini alesannya, ngerayain sama Mamahnya sebentar banget."

"Hehe ngga gitu Mamah sayang, Hyewon udah janji takutnya Nuna nunggu lama disana."

"Ya udah hati-hati ya. Jangan pulang terlalu malem. Dan inget jangan macem-macem, apalagi nyewa hotel duh."

"Iya mah janji, masa sama anak sendiri ngga percaya."

Hyewon memeluk ibunya. Dia segera bergegas menemui Eunbi. Mereka menghabiskan malam dengan bersenang-senang. Tidak ada yang aneh saat itu. Sampai malam hari setelah Hyewon mengantar Eunbi, dia langsung pulang ke rumah. Sampai rumah dia menyadari ada keanehan. Pintu rumahnya terbuka lebar, sedangkan semua lampunya mati.

"Mah.. Mamah" Hyewon mencari mamahnya, dia menyalakan lampu ruangan satu persatu.  Rumahnya berantakan. Dia semakin khawatir. Hyewon berlari ke kamar ibunya, dan bertapa terkejutnya dia melihat ibunya bersimbah darah.

Malam itu rupanya rumah Hyewon dirampok. Dan naasnya ibunya tidak sengaja tertusuk pisau oleh si perampok dan meninggal. Sejak saat itu Hyewon tidak suka hari ulangtahunnya. Menurutnya itu membawa banyak kesedihan. Ditambah lagi setelah itu Eunbi dirasa semakin menjauh. Dia merasa kehilangan dua wanita paling berarti dalam hidupnya.

Sore itu Hyewon pergi ke rumah Eunbi. Sudah sekitar 3 hari mereka tidak bertemu, Eunbi sibuk dengan kuliahnya, dan Hyewon juga sedang ada ujian kelulusan. Hyewon berencana memberi kejutan, dia membawa bunga dan beberapa makanan kesukaan Eunbi. Namun kebahagianya hilang ketika sampai di depan rumah Eunbi. Yujin dan Eunbi terlihat sedang bercanda, tertawa lepas bahkan bermesraan. Cukup lama Hyewon memperhatikan mereka, sampai Yujin terlihat berpamitan dan Hyewon melihat mereka berciuman.

"Nuna." Panggil Hyewon lirih

"Eh Hyewon~aah. Kenapa ngga bilang mau kesini."

Eunbi terlihat kaget. Hyewon langsung memeluk Eunbi.

"Nuna cuma butuh Yujin di deket Nuna kan?" Hyewon masih memeluk erat Eunbi.

"Maksud kamu apa won?"

"Kamu ngga pernah sayang sama aku kan?"

Tidak ada jawaban dari Eunbi. Hyewon melepas pelukannya. Dia mundur beberapa langkah.

"Kenapa ngga jujur kalo Nuna masih ada hubungan sama Yujin? Kasian sama aku?" Hyewon menatap datar gadis di depannya itu.

"Hyewon-aah bukan gitu maksudnya, aku cuma ngga bisa bikin kamu sakit hati."

"Sekarang justru jauh lebih sakit."

"Maaf"

Malam itu Hyewon menangis di hadapan Eunbi, dia bilang ikhlas merelakan Eunbi, Hyewon janji untuk tidak mengganggu mereka lagi.

Benar kata orang, jangan coba-coba jatuh cinta pada orang yang bahkan lukanya masih menganga.

Sejak saat itu Hyewon menghilang dari kehidupan Eunbi dan Yujin. Seminggu pertama terasa biasa saja namun semakin berlalu, Eunbi sadar dia sangat merindukan dongsaengnya itu. Dia mencoba mencarinya, menanyakan pada teman-teman Hyewon. Namun tidak ada yang tau keberadaannya. Dia bahkan pergi bertanya pada guru sekolah Hyewon dan kata mereka Hyewon keluar dari sekolah.

Tanpa disadari keseharian Eunbi berubah total. Tidak ada orang yang mendengarkan ceritanya lagi, tidak ada orang yang menghibur atau sekedar meledeknya. Tidak ada yang mengirimkan gambar-gambar konyol atau chat garing. Hari-harinya cukup sulit, dan bodohnya dia baru sadar setelah semuanya hilang. Namun dia juga tidak bisa meninggalkan Yujin. Bisa dibilang Eunbi terlalu egois.

Can't Go (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang