20. Tears Are Falling

733 81 33
                                    

Dengan malas Minju melangkahkan kakinya masuk ke kamar. Seharian tadi ia pergi jalan-jalan bersama Yujin. Andai saja harinya tidak diawali dengan melihat Hyewon mungkin saja hari ini akan jadi hari menyenangkan.

Minju sedang menemani Yujin memilih beberapa pakaian, kemudian ia melihat Hyewon sedang ber-agrumen dengan seorang gadis yang Minju yakini adalah Eunbi.
Bahkan hatinya terasa sakit hanya dengan mengingatnya, apalagi pemandangan yang ia lihat selanjutnya adalah Hyewon memeluk gadis itu sambil berjalan.

Dia melihat isi chat terakhirnya dengan Hyewon, bahkan sudah lama sekali sejak mereka terakhir berkomunikasi. Dia lebih sering melihat Yujin menghubungi Eunbi tapi ia sama sekali tak masalah. Meski Yujin sering diam-diam sibuk berkirim pesan dengan kekasihnya, Minju merasa tak marah. Justru terkadang ia merasa bersalah karena jadi orang ketiga di antara mereka. Tapi ketika melihat Hyewon jalan bersama Eunbi, Minju merasa hatinya jadi tak baik.

Minju melempar ponselnya kesal, dia memilih beranjak dari tempat tidur dan mendekat ke cermin, Ia menatap bayangan dirinya di depan cermin. Pipinya sedikit lebih cubby, perutnya juga semakin menonjol ke depan, artinya tidak lama lagi dia bisa melihat wajah kesayangannya ini. Tiba-tiba bibirnya tersenyum mengingat sesuatu

"Ju aku berangkat.. Ju.. Minju?" Minju mengacuhkan panggilan Hyewon, matanya menatap intens cermin di depannya.

"Dipanggil kenapa ngga dijawab?" Tanya Hyewon sedikit kesal

"Aku cubby ngga? Perutku keliatan besar ngga?" Tanya Minju tanpa menghiraukan pertanyaan Hyewon sebelumnya.

"Baru tiga bulan mana keliatan."

"Emang harus berapa bulan baru bisa kelihatan?"

"Ngga tau, aku ngga pernah hamil."

"Ish percuma aku tanya sama kamu." Kesal Minju

"Kenapa emangnya?" Hyewon penasaran

"NGGA, sana berangkat."

"Yang punya rumah kenapa diusir." Celetuknya sambil segera bergegas pergi, Minju terkehek kecil mendengar jawaban Hyewon.

Saat itu Minju takut kalau dia berubah jadi jelek karena hamil, saat itu juga ia masih bucin-bucinnya pada Yujin, jadi dia takut Yujin tidak menyukainya.

Setiap momen yang Minju lewatkan bersama Hyewon kini jadi ingatan yang berharga baginya. Kehadiran Hyewon cukup membantu mental Minju yang sedang down saat itu. Minju sering berandai-andai jika saja keadaannya tidak seperti sekarang, dia pasti masih bisa bercanda dengan Hyewon, memasak masakan lezat bersama, berkumpul bersama teman-temannya, dan banyak hal lagi.
Tapi segera dia menggelengkan kepalanya. Kembali sadar akan kenyataannya saat ini. Meyakinkan bahwa hidupnya memang tidak seharusnya bersama Hyewon. Mengingat momen bersama hanya akan menyakitinya, mengingat hanya dia yang mencintai sedangkan Hyewon tidak.

Samar-samar Minju mendengar pertengkaran Yujin dengan Eunbi. Meski lewat telepon, tapi Minju tau mereka sedang bertengkar sekarang. Ini bukan kali pertamanya mendengar perdebatan mereka, beberapa hari yang lalu juga Yujin tampaknya berdebat dengan Eunbi. Minju tidak berniat menguping, tapi suara Yujin cukup keras, apalagi ini malam hari.
Tak lama setelah itu terdengar deru mesin mobil, bisa dipastikan Yujin pergi menemui gadis itu.

Pada akhirnya menangis adalah satu-satunya hal yang bisa Minju lakukan. Meski perasaannya pada Yujin sudah tak seperti dulu, tetap saja dia sedih ketika tahu Yujin masih mementingkan kekasihnya dari pada Minju.
Minju tahu Yujin belum mau melepas Eunbi, tapi tidak bisakah dia sedikit memikirkan Minju juga?

Yujin selalu merahasiakan keberadaannya dari semua orang. Dan fakta itu sering menyakiti Minju.

Hubungan yang baik adalah hubungan yang tidak dirahasiakan kan?

Can't Go (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang