Chap 5

470 75 17
                                    

"Semuanya dengarkan saya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semuanya dengarkan saya"

"Bagus.. Didepan kalian ini ada 2 anak baru yang akan menempati kelas ini. Kalian tau sekolah kita menambah kuota untuk anak-anak beasiswa dan beberapa anak jalur tes? Dua orang ini diantara 25 anak yang berhasil masuk. Silahkan perkenalkan diri kalian"

"Annyeonghaseyo, perkenalkan saya Lee Chan. Senang bertemu kalian."

"Annyeonghaseyo, perkenalkan saya Hansol Vernon Chwe. Panggil saja Hansol. Senang bertemu dengan kalian. Semoga kalian dapat menerima kami."

"Chan, kamu duduk disebelah Wonwoo. Dan Hansol kau bisa bersama Minkyung diujung sana. Yang kosong hanya itu karena Saem baru saja merubah tempat duduknya"

.
.
.

"Eum, hai. Boleh kenalan?"

"Hai. Boleh kok"

"Aku Chan. Kamu?"

"Jeon Wonwoo."

"Siswa beasiswa?"

"Eh? Iya hehe"

"Kau sama dengan temanku dia juga beasiswa tapi dia beda kelas. Namanya Lee Seokmin. Nanti kukenalkan kau dengannya dan beberapa temanku"

"Wah terimakasih. Nanti aku juga kenalkan kau pada sahabat-sahabatku"

.
.


.
.

Wonwoo berjalan menjauhi sahabatnya yang masih berada di tempat makan favorit mereka dibawah pohon yang berdapan dengan kolam air mancur yang jarang dikunjungi oleh siswa disini.

Dia baru saja mendapat chat bahwa kakaknya ingin menelepon. Wonwoo berdiri dekat dengan pintu masuk gedung sekolahnya, menelepon sang ayah diseberang sana.

"Ayah~ bagaimana kabar kakak?"

"Wonu-ya, apa kamu bisa datang ke Rumah Sakit biasa tempat noona-mu terapi?"

"Bisa. Apa yang terjadi dengan noona?"

"Noona-mu tiba-tiba berteriak tak terkendali saat akan terapi hingga jatuh dari kursi rodanya. Ayah dan Ibu mu tak tau apa yang terjadi. Karena saat itu Ibu sedang mengisi persyaratan dan ketentuan yang harus dilakukan untuk terapi noona-mu"

"Aku akan berkunjung kesana dan aku akan lapor pada kepala asrama untuk menginap menemani noona."

"Ya sudah kalau begitu ayah tutup teleponnya. Semangat sekolahnya ya"

"Terimakasih Ayah"

Pluk

Clashh

Wonwoo merasakan sesuatu menjatuhi kepalanya dan basah. Wonwoo memegang kepalanya yang ternyata telur ayam yang pecah.

Dia melihat ke atas dan menemukan Seungcheol dan Jeonghan bersama ketiga temannya di lantai 2 yang sedang tertawa. Tepatnya hanya berempat yang tertawa tidak dengan Mingyu.

Smile Flower || SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang