Chap 6

444 76 14
                                    

Mingyu melangkahkan kakinya menuju lorong kamar inap Ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mingyu melangkahkan kakinya menuju lorong kamar inap Ibunya. Saat akan berbelok dirinya hampir saja ditabrak oleh dokter dan beberapa perawat yang berlari berlawanan arah denganya.

"Ish gak dokter, gak pasien, gak yang jenguk gak tau aturan di rumah sakit" Dengus Mingyu.

Mingyu membuka pintu kamar rawat Ibu nya disambut senyum hangat dari sang Ibu.

"Bagaimana kabar Mama?"

"Baik, Gyu. Mama sudah lebih baik."

"Dokter sudah bilang kapan Mama bisa pulang?"

"Lusa Mama dipeebolehkan pulang. Ayahmu sudah tau tadi dia kesini menemani Mama sebelum menemui temannya"

"Ngomong-ngomong bagaimana sekolahmu?"

"Aku baik Ma."

"Kau tidak berdekatan lagi dengan Seungcheol dan Jeonghan kan?"

"Maksud Mama?"

"Ingat dulu Mama pernah bilang apa ke kamu. Jangan terlalu dekat dengan mereka. Apa kalian masih serumah?"

Mingyu tidak menjawab pertanyaan sang Ibu. Dia hanya diam menatap kosong dinding di ruang rawat Ibunya.

"Keluarlah darisana. Pindahlah. Mama tak ingin kau menjadi seperti mereka. Kau ingatkan teman kecil kesayanganmu hilang tidak kembali sampai sekarang karena ulah kakaknya sendiri yaitu Jeonghan."

"Kamu tau nak? Sebenarnya Ayah dan Ibu Jeonghan mengetahui itu perbuatannya yang membuat mereka terpisah dari si kecil. Mereka sengaja diam agar Jeonghan mau mengakuinya tapi kau lihat Jeonghan semakin menjadi. Ibunya kehilangan calon bayinya. Mental Ibu nya mulai terganggu dan semenjak itu Ibu Jeonghan hanya berdiam diri di kamar. Badannya semakin kurus. Beruntung Mama hanya sakit asma seperti ini, Gyu."

"Mama bahkan tak kuat melihat keadaan Ibunya saat berkunjung. Tapu, apa yang dilakukan anaknya? Dia hanya menuntut ayahnya untuk menuruti semua keinginannya. Asal kamu tau rumah itu rumah yang kalian tempati sekarang bukan pemberian ayahnya secara cuma-cuma. Itu semua ada karena paksaan Jeonghan. Ibu berusaha menasehati Jeonghan dulu tapi yang Ibu dapat adalah jawaban yang membuat hati seorang Ibu manapun akan sakit."

"Gyu~ keluarlah dari sana. Mintalah papa untuk membeli apartemen khusus untukmu sendiri. Ibu lebih senang kau hidup sendiri atau bahkan kau mau bergabung di asrama sekolah. Fasilitas disana sama dengan rumah dan apartemen pada umumnya."

Tanpa sadar Mingyu menjatuhkan air matanya. Yang dikatakan Mama nya semuanya benar. Jeonghan, si kecil yang manis. Semua kenangan masa lalu Mingyu kembali muncul.

Selama ini Mingyu selalu menutup hati dan mata untuk menerima bahwa Jeonghan lah yang memisahkan si kecil manis dari keluarganya dan dirinya.

"Ikutlah seperti Jihoon dan Chan. Mereka mandiri tanpa menuntut orang tua mereka. Orang tua mereka akan mengabulkan apa keinginan mereka tapi lihat mereka memilih jalannya sendiri."

Smile Flower || SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang