.
"Didunia ini, ada banyak kebenaran-kebenaran yang lebih baik untuk tidak diketahui"
*-*-*-*
Mata indah itu terbuka begitu hidungnya mencium aroma harumnya makanan yang dimasak. Tanpa perlu bermalas-malasan, ia segera bangun, merapikan tempat tidur, mandi, berpakaian dan memilah buku yang akan ia bawa ke sekolah.
"Pagi Papa...." sapa seorang gadis berambut pirang ceria seraya mengecup pipi papanya yang sedang sibuk dengan layar televisi yang memaparkan berita terbaru pagi ini.
Jangan heran. Tidak ada satupun dikeluarga prawisra yang suka membaca koran. Jika ada televisi yang bisa memperlihatkan berita, kenapa harus membaca? Itulah alasan mereka.
"Pagi Ileen" Balas Dean dengan senyum lebar. Nertranya tetap fokus melihat tayangan berita di televisi.
"Pagi Ma..." Aileen kini menyapa Tania yang tengah menyajikan makanan di atas meja.
"Pagi sayang... Dimana kakak-kakakmu?" tanya Tania yang kini kembali berkutat dengan wajan panasnya.
Aileen mengangkat bahu acuh lantas mulai duduk di kursi makan, mencomot roti tawar dan selai strawberry kesukaannya.
"Pagi Ayah... Pagi Bunda... Pagi Adek..." kali ini Gerlan atau biasa disebut Theo yang merupakan si sulung menyapa. Pemuda bersurai kecoklatan itu pergi ke dapur, membantu sang ibu untuk menyajikan makanan di meja makan.
"Pagi Daddy... Pagi Mommy.. Pagi Aileen" Thio, si kembar kedua menyapa dengan senyum khasnya yang menawan.
"Pagi juga..." Tania mulai mengambil posisi duduk setelah meminta Dean untuk datang. Seperti biasa, mereka mulai menikmati makanan di piring masing-masing. Kali ini sarapan terlaksana dengan tenang tanpa perdebatan.
"Apa Papa dan Mama akan pulang larut malam lagi nanti?" tanya Aileen pelan saat makanan dipiringnya hampir habis.
Dean dan Tania menatap putri bungsu mereka sendu. "Maaf, Ileen.. Tapi Papa dan Mama ada janji operasi malam ini" kata Dean lembut.
"Ada apa? Tidak biasanya kamu mempertanyakan jam pulang kami" tanya Tania lembut.
Aileen menggeleng lantas tersenyum kaku. "Ah.. Tidak.. Aku hanya ingin keluarga kita makan malam bersama. Masakan Mama enak. Tidak seperti buatan Kak Thio" ujarnya cepat. Ya... Aileen ingin sekali makan malam bersama keluarganya seperti teman-temannya. Papa dan Mamanya terlalu menyibukkan diri akhir-akhir ini.
"Jadi, masakanku tidak enak begitu?" protes Thio.
Aileen tersenyum mengejek. "Bisa dibilang seperti itu"
Kali ini Gerlan, Dean dan Tania tersenyum lebar. Thio memang pandai mengalihkan percakapan.
"Cepat sedikit anak-anak, atau kalian akan tertinggal bus" kata Dean.
Gerlan, Thio dan Aileen segera bangkit dan menyandang tas masing-masing. "Kami berangkat..." kata mereka bersamaan lantas bergiliran menyalami Tania dan Dean sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.
Tania menghela nafas. "Apa sebaiknya kita mengatakan yang sebenarnya pada mereka?"
Dean mengusap lembut bahu Tania. "Bukan sekarang, tapi nanti. Tunggulah sampai mereka siap"
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEENA
General FictionWARNING: FOLLOW PENULIS SEBELUM MEMBACA! SQUEL OF VANATHEA DAPAT DIBACA TERPISAH . "Aku memperdulikan terlalu banyak hal, dan itulah masalahnya" _______________________________________ Bukan tentang Vanath dan Thea... Ini adalah sebuah cerita tent...