AILEENA__02

354 28 5
                                    

Typo bertebaran
.

.

Dibalik langit yang gelap terdapat cahaya yang berkilauan

.

.

Brak!

Thio mendengus sebal, melempar tasnya disembarang tempat. Gerlan dan Aileen yang sudah paham dengan kebiasaan Thio lebih memilih acuh dan kembali ke kamar masing-masing.

Tak lama kemudian, suara desing mobil terdengar. Membuat Thio yang tadinya tertidur langsung terbangun. Ia melirik jam dinding. Pukul 6. Apa itu orang tuanya?

"Gerlan Thio! Kok kamu masih pakai seragam sekolah sih? Sana ganti baju! Sekalian suruh Gerlan sama Aileen supaya siap-siap. Dady sama Mommy mau ajak kalian ke acara reuni sma kami" kata Tania cepat.

Thio terperanjat kaget oleh teeiakan Tania. "Kok mendadak sih Mom, Thio males-"

"Nurut aja kenapa sih? Cepat siap-siap. Papa tunggu dimobil 15 menit" kata Dean datar namun cukup membuat Thio bergidik lantas pergi.

15 menit kemudian, Gerlan, Thio dan Aileen turun dengan ekspresi malas. "Acaranya nggak lama kan Ma? Aileen harus belajar sejarah buat presentasi besok" rengeknya setelah duduk di jok mobil.

"Theo juga harus buat proposal perencanaan kegiatan" kata Theo kesal.

"Thio harus...." Thio terdiam terlihat berfikir lantas tertawa. "Thio nggak sedang ngapa-ngapain sih" katanya santai disertai jitakan dari Gerlan dan Aileen.

Mereka terdiam, menyisakan suara deru kendaraan. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dean sibuk dengan jalanan di depannya, Tania dan Thio yang sibuk dengan ponsel masing-masing, Gerlan yang menatap pemandangan dari balik kaca, dan Aileen yang sibuk dengan catatan kecil yang sempat ia bawa tadi.

"Nggak baik baca ditempat gelap adek, terutama dimobil" Gerlan yang jengah langsung saja merampas catatan Aileen.

"Besok Aileen ada presentasi sejarah, kak Theo. Kan malu-maluin banget kalo nggak dapat nilai A" Aileen merampas kembali catatan miliknya dari tangan Gerlan.

"Tanpa belajar juga kamu pasti dapat nilai A. Lagipula, apa salahnya sih dapat nilai B sekali-kali" kata Thio tampa mengalihkan tatapan dari gawainya.

"Setidaknya aku bisa bangga dengan otakku kan?" kata Aileen pelan.

Gerlan terdiam sedangkan Thio mematikan ponselnya. Ia sudah tak lagi berminat pada benda pipih itu. "Kita sudah sampai" kata Dean memecah lenggang.

Tania menatap ketiga anaknya lantas tersenyum lembut. "Ayo turun. Reuni ini sengaja dibuat di tepi pantai agar kalian bisa bersenang-senang" kata Tania, mengusak sejenak kepala Aileen lantas turun dari mobil, diikuti Dean dan ketiga anaknya.

Aileen, Gerlan dan Thio tak henti-hentinya menatap kagum restoran yang mereka kunjungi. Restoran itu bergaya moderen dari depan dan bernuasa tradisional di dalamnya. Aileen bahkan tak bisa menyembunyikan senyumnya saat melihat pemandangan pantai yang sudah ditata sedemikian rupa.

AILEENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang