Lima

3.2K 278 18
                                    

[STRANGERS]

"Cih, sok tampan sekali."

"Yak, kau ini kenapa sih. Memangnya aku salah merubah warna rambutku?"

"Tidak."

"Lalu, kenapa kau seperti itu?"

"Tidak."

"Dasar tidak jelas. Bilang saja kau iri melihat ketampananku semakin bertambah, kau takut semakin banyak yang menaksirku ya?"

"Wah, Kim Hyun Bin. Semakin lama rasa percaya dirimu semakin menggila ya. Aku malu punya teman sepertimu."

"Besok aku akan merubah warna rambutku menjadi hitam lagi jika kau tidak menyukai." Kata Hyunbin sambil merangkul bahu teman dekatnya.

"Tidak perlu, Hyunie. Warna rambut barumu juga sangat cocok dengan dirimu. Kau memang terlihat semakin tampan." Ucap Jinna labil, padahal sebelumnya ia bilang Hyunbin itu sok tampan.

"Hanie, apakah kepalamu terbentur sesuatu?"

Kedua alis Jinna menyatu bingung. "Hari ini ayahku tidak berbuat apapun padaku. Ada apa memangnya?"

Pria tampan tersebut mengarahkan punggung tangannya diatas kening Jinna. "Tidak panas juga."

"Aish, kau ini kenapa sih?" Kedua tangan Jinna menyingkirkan tangan besar Hyunbin yang masih bertengger diatas kening indahnya.

"Kau tahu apa yang telah kau lakukan barusan, Hanie?" Jinna menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri. "Apa? Memangnya aku melakukan hal yang salah?"

"Kau tidak salah, hanya sedikit aneh."

"Aneh katamu?"

Kepala Hyunbin bergerak ke atas dan ke bawah. "Kau baru saja memujiku, Hanie. Itu adalah kata yang sangat jarang sekali kau ucapkan. Wah, apakah aku harus melakukan sujud syukur sekarang?"

Tak.

"Berlebihan sekali kau ini. Sudah sana, jangan dekat-dekat denganku. Aku malas berbicara dengan orang bodoh." Kata Jinna setelah dirinya berhasil menjitak kepala Hyunbin dan melepas rangkulannya.

"Hey, tanganmu ingin ku potong ya? Senang sekali sih menjitak kepalaku." Hyunbin mengusap pelan kepalanya yang menjadi sasaran jitakan Jinna.

Pagi ini, Hyunbin dan Jinna berangkat bekerja bersama. Kedua kaki mereka berjalan ke arah halte bus yang tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal mereka. "Hyunie, omong-omong aku belum menanyakan alasanmu kenapa kau mau bekerja di event store ini?" Ucap Jinna mengalihkan topik pembicaraan sebelumnya yang sangat tidak jelas.

"Tidak ada alasannya, aku hanya ingin bekerja saja."

"Eiy, itu bukan dirimu sekali, Hyunie. Lagipula, uang dalam rekeningmu itu sudah banyak jadi untuk apa bekerja."

"Memangnya aku tidak boleh bekerja jika uangku sudah banyak?" Tanya Hyunbin sambil mendekati Jinna kembali.

"Boleh saja sebenarnya. Aku hanya heran melihat tingkah anehmu ini. Kau 'kan pria pemalas yang hanya tahu meminta uang kepada orangtuamu." Jawab Jinna sambil memasukkan permen karet ke dalam mulutnya.

"Ya, terus saja kau menghina diriku seperti itu."

"Bukankah itu kenyataannya?"

"Bukan seperti itu kenyataannya. Aku tidak malas dan perlu kau catat itu, Hanie. Kau ini sudah berapa lama sih berteman denganku? Kau tahu bukan jika aku ini sangat rajin dalam melakukan hal apapun, kau saja yang terus menganggap aku sebagai pria pemalas." Hyunbin ikut mengunyah permen karet yang ditawarkan Jinna.

STRANGERS ; fangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang