Delapan

2.6K 239 39
                                    

[STRANGERS]

"Jinna-ssi, wajahmuㅡ"

Ucapan Jungkook terhenti karena tiba-tiba setetes air dan disusul tetesan air lainnya mulai bermunculan untuk membasahi tanah.

"Hujan, kita harus berteduh. Jangan disini." Jungkook membantu Jinna berdiri dan memapahnya berjalan.

"Terimakasih, Jungkook-ssi. Aku bisa berjalan sendiri." Gadis itu menjauhkan tubuhnya dari Jungkook.

Kini, Jinna dan Jungkook berdiri persis di depan pintu toko yang sudah kosong tersebut. Mereka berdua berlindung dibawah atap yang menutupi sebagian teras toko itu.

Jinna berdiri canggung disebelah Jungkook. Malu sekali rasanya, karena ia kembali dipertemukan dengan idolanya dalam keadaan yang sangat berantakan.

Sedangkan Jungkook, pria itu juga berdiri canggung disebelah Jinna sambil menatap air hujan yang begitu deras turun diatas tanah. Ingin sekali Jungkook bertanya kepada Jinna tentang keadaannya, namun pria itu takut Jinna merasa terganggu.

Mereka baru saja berkenalan kemarin, Jungkook takut dianggap sebagai pengganggu yang suka mencampuri urusan orang lain. Tapi rasa khawatir dalam dirinya sudah meluap tak karuan saat kedua matanya menangkap lebam dan darah di sekitar wajah Jinna.

Tidak ada satu pun dari mereka yang ingin memulai pembicaraan, lima belas menit telah berlalu. Hanya suara tetesan air hujanlah yang menghampiri rungu mereka masing-masing.

Pandangan Jinna saat ini benar-benar kosong. Ia masih tidak mengerti dengan kejadian yang sedang melanda dirinya. Wajahnya yang terluka pun rasanya sudah mati rasa. Angin malam yang membuat wajahnya terasa membeku dan tidak lagi merasakan sakit.

Selain air hujan yang terus menetes dari langit, air mata Jinna pun terus menetes dari kedua matanya. Ia mencoba menangis dalam diam dan tidak menimbulkan suara isakan karena ada orang lain yang berdiri disampingnya.

Hanya sesekali ia mengeluarkan isakan kecil karena tak mampu menahannya. Jungkook terus memperhatikan gerak gerik yang dilakukan Jinna. Pria itu juga tahu jika Jinna sedang menahan isakannya.

"Menangislah, Jinna-ssi."

Jinna menggelengkan kepalanya.

"Minum ini, tarik nafas dan menangislah." Kata Jungkook lagi sambil tangannya menyodorkan sebotol air mineral yang sempat ia beli di supermarket tadi.

Gadis itu menerima air mineral yang disodorkan Jungkook. Senyuman tipis Jungkook pun terulas.

"Menangislah sepuasnya dengan isakan keras pun tak apa. Anggap saja aku tidak berada disampingmu. Lagipula, orang lain tidak akan mendengar suara tangisanmu karena suaranya akan teredam oleh tetesan air hujan yang sangat deras malam ini." Tutur Jungkook dengan nada lembut.

Akhirnya, isakan Jinna keluar dari bibir mungilnya yang tebal. Setelah mendengar kalimat yang Jungkook ucapkan, gadis itu segera mengeluarkan isakannya yang ia tahan sedari tadi.

"Menangis bukan berarti kau adalah sosok yang lemah. Menangislah sampai kau lega, karena menangis bisa membantu meringankan bebanmu. Aku bersedia menemanimu menangis dan mendengar tangisanmu."

Dalam tangisannya, Jinna terkagum dengan sikap Jungkook yang begitu lembut padanya. Padahal mereka bukanlah teman dekat, mereka hanyalah orang asing yang dipertemukan karena sebuah takdir.

Begitu juga dengan perlakuan pria itu kepadanya, Jinna suka bagaimana Jungkook memperhatikannya. Pria itu tidak memburunya dengan beribu pertanyaan setelah melihat keadaannya yang sangat berantakan.

STRANGERS ; fangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang