Tiga belas

529 61 4
                                    

[STRANGERS]

Jinna bingung harus memberikan alasan apa lagi kepada Eunji. Jinna juga bingung harus pergi ke rumah Eunji atau bertemu Jungkook dan Jimin sore ini. Labil sekali rasanya. Jika ia menolak ajakan dari Jimin dan Jungkook, ia akan kehilangan keberuntungannya.

Lagipula, kapan lagi ia bisa bertemu sang idola secara bertatap muka. Bukan karena ada sebuah event, tapi karena sang idola yang mengajaknya bertemu. Jika ia tidak menerima ajakan dari idolanya, kesempatan ini belum tentu datang untuk kedua kali.

Kesempatan yang sangat jarang terjadi, bahkan bisa dibilang kesempatan yang Jinna dapatkan ini sangat mustahil terjadi. Jinna bukan orang bodoh yang akan menolak ajakan dari kedua idolanya ini.

Setelah memantapkan hati, akhirnya Jinna memutuskan untuk bertemu dengan kedua idolanya sore ini. "Aku akan memberitahu Eunji nanti saja setelah waktu bekerja selesai. Jika aku memberitahunya sekarang pasti dia akan menyerangku dengan seribu pertanyaan dan meminta penjelasan yang panjang karena aku yang mebatalkan janji dengannya." Gumam Jinna sendiri.

Tangan Jinna masih menimang-nimang ponselnya dengan bingung. Masih berpikir bagaimana membalas pesan ajakan dari idolanya. Ia juga bingung, harus menerima ajakan dari Jimin atau Jungkook.

"Apakah mereka tidak sibuk sore ini, kenapa kompak sekali mengajakku bertemu?" Tanya Jinna kepada dirinya sendiri.

Otaknya berpikir keras, bagaimana ia harus membalas pesan dan harus memilih siapa yang akan ia ajak bertemu. Rasanya Jinna seperti seorang putri yang diperebutkan oleh dua orang pangeran tampan dari kerajaan yang berbeda. Bingung sekali.

Ia menaruh ponselnya kembali ke dalam kantung celananya dan tidak membalas pesan dari kedua idolanya tersebut. Sengaja, ia ingin berpikir sejenak. Di hadapannya kini juga ada seorang pengunjung yang ingin membayar barang pilihannya.

Gadis cantik berambut abu-abu itu menyapa pengunjung store dengan nada ramah dan disertai senyuman manis miliknya. Tangan lentiknya perlahan mengambil satu-persatu barang yang di inginkan oleh pengunjung tersebut dan dimasukkan ke dalam kantung belanja.

Tak membutuhkan waktu lama, proses pembayaran tersebut selesai. Jinna kembali bersantai dan mengambil ponselnya yang berada di kantung celana.

***

Jimin rindu sekali suasana bebas yang ia rasakan hari ini. Semenjak dirinya menjadi seorang idol, susah sekali mendapatkan waktu santai seperti yang sedang ia nikmati saat ini.

Menikmati udara sore hari sendirian, pria itu memejamkan matanya sejenak dan menyandarkan tubunya pada kursi panjang yang ia tempati. Beberapa jam yang lalu ia izin dengan para member dan manajernya agar bisa keluar berjalan santai sendirian.

Tentu saja awalnya sang manajer menentang keinginan Jimin. Jimin terus meyakinkannya agar sang manajer percaya jika Jimin bisa pergi sendiri tanpa menimbulkan masalah sedikitpun. Setelah perdebatan yang panjang, akhirnya pria itu memperbolehkan Jimin untuk berpergian sendiri.

Jimin mengecek ponselnya, melihat notifikasi pesan yang baru saja muncul. Senyuman manisnya terbit setelah membaca pesan dari gadisnya.

Jinna
Jimin-ssi, sebentar lagi aku sampai. Maaf membuatmu menunggu.

Jari mungil berisi miliknya segera membalas pesan dari sang gadis.

Park Jimin
Tidak apa-apa, Jinna-ya. Aku tetap menunggumu disini. Hati-hati, aku tidak ingin kau terluka:)

——

Rambut hitam legam milik Jungkook tertiup udara segar di sore hari. Pria itu sedang berada di dalam mobil dengan jendela yang terbuka. Wajahnya terlihat sangat bersinar. Senyum di bibirnya pun tak pernah luntur sejak dirinya mendapatkan balasan pesan dari sang gadis yang mulai memenuhi pikirannya.

STRANGERS ; fangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang