Pagi-pagi buta, Souji sudah berkemas mempersiapkan segalanya. Dengan ditemani oleh Shinobu, Kanao, Tanjirou dan Oyakata-sama mereka akan menuju kaki gunung Sagiri karena disanalah letak medan sihir yang dipasang. Urokodaki-sensei juga sudah menunggu disana.Souji sudah menyiapkan senjata apa saja yang akan ia bawa. Begitupula dengan senjata khusus Magus yang ia miliki yang tertanam di kedua tangannya. Senjata itu akan keluar dengan sendirimya jika ia membutuhkannya. Ia juga membawa dua pisau kecilnya, dan tentu saja Katana-nya.
"Kau sepertinya sudah sangat siap untuk tempur, Souji-san." Tegur Tanjirou.
"Ya begitulah. Entah kenapa aku begitu yakin kalau lawan yang akan aku hadapi nanti akan sangat merepotkan." Sahut Souji dengan sangat tenang.
"Nezuko katanya juga ingin melihat kepergianmu tapi tidak bisa. Sepertinya ia masih harus mengisi banyak energinya hari ini."
"Oh begitu? Apa hari ini kau mendapatkan misimu sendiri, Tanjirou-kun?" Tanya Souji.
Tanjirou mengangguk. "Ya, seperti biasa. Dan aku akan bertarung bersama Nezuko."
"Semoga beruntung."
Beberapa jam mereka melakukan perjalanan yang cukup jauh, tapi waktu masih sempat. Sinar matahari baru hanya memperlihatkan siluetnya saja. Mereka pun tiba di kaki gunung Sagiri. Disana, Urokodaki-sensei sudah menunggu kedatangan mereka.
"Souji, sepertinya kau sangat siap dengan perjalanan misi ini." Sambut Urokodaki-sensei.
Souji hanya tersenyum mendengarnya. Ia segera melakukan persiapan perpindahan dimensi. Tangannya terangkat untuk merasakan hawa sekitar. Lalu, tangannya berhenti di satu titik. "Aku yakin Tanjirou-kun dapat merasakan hawa di sekitar sini. Adakah yang berbeda dari penciumanmu, Tanjirou-kun?" Tanya Souji.
Tanjirou menghirup udara di sekitarnya dan menemukan bau aneh diantara udara sejuk sekitar. Baunya seperti ada sebuah magnet yang menahan udara lain di sekitarnya. "Ya, aku mencium bau aneh. Apakah itu medan sihir yang dimaksud?"
Souji mengangguk. "Medan sihir ini hanya bisa dirasakan tapi tidak dapat dilihat, didengar, maupun disentuh. Hanya mereka yang memiliki kepekaan yang sangat sensitif yang dapat merasakannya." Jelas Souji.
"Kurasa pintunya ada di sekitar sini. Kalau begitu baiklah, harusnya disini ada lingkaran sirkuit Mana. Mmm... Ah ini." Souji menyentuh tanah di bawahnya. Ia lalu melakukan beberapa pembersihan dan mencullah sebuah lambang disana. Souji kembali berdiri tegap lalu menatap orang-orang yang telah mengantarnya pagi ini.
"Ada apa, Souji-san?" Tanya Shinobu.
"Bisakah kalian mundur sebentar. Jangan mendekati area dimana aku berdiri atau kalian akan ikut terbawa juga nanti." Pinta Souji.
Tanpa perintah dua kali, mereka mundur sebanyak empat-lima langkah menjauh dari posisi Souji.
"Terimakasih. Kalau begitu..." Souji mengangkat tangannya. "Kuperintahkan kau wahai gerbang penjaga dua dunia... Menyatulah dengan tubuhku dan bawa serta aku ke dalamnya..."
Souji membaca mantranya dan lingkaran yang berada di bawah Souji itu seperti terangkat dan mengelilingi tubuhnya. Mereka yang menyaksikan takjub dengan pemandangan yang ada di depan mereka.
Beberapa saat kemudian, muncullah sebuah gerbang besar berkilauan. Souji tersenyum puas melihatnya. "Gerbangnya sudah terbuka. Dengan begini, aku akan mengucapkan salam perpisahan pada kalian semua. Terimakasih sudah mau mengantarkan kepergianku pagi ini." Ucapnya sebelum akhirnya tubuh itu terselubung oleh cahaya dan menghilang bersamaan dengan cahaya matahari yang mulai menampakkan sinar pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Worlds In 1 Dimension (Yakusoku no Neverland Fanfic)
FanfictionKita ambil pemeran kali ini adalah Okita Souji. Seorang samurai yang akan menjadi peran utama dalam cerita kali ini. Berkisah tentang penyelamatan anak-anak Grace Field yang semakin terdesak dalam misi melarikan diri mereka. Akankah Okita Souji mamp...