Iblis bertubuh besar itu mengejar mereka. Souji segera membentuk sebuah Kekkai untuk anak-anak panti."Dengarkan aku ya... Jangan ada yang mendekat apalagi nekad membantuku. Biar aku yang selesaikan masalah ini. Aku juga akan membuat pelindung medan sihir untuk kalian." Souji melepas syal hitam kemudian ikat pinggang Katana-nya. Ia juga kemudian membuka Haori miliknya memperlihatkan punggungnya yang terbuka dan menampakkan segel perintahnya.
Emma dan yang lainnya tertegun melihat lambang aneh yang ada di punggung Souji.
"Aku tahu itu lambang apa. Aku pernah membacanya di sebuah buku yang menceritakan kisah para penyihir. "Itu adalah lambang Command Seal... Segel perintah yang akan memanggil salah satu roh pahlawan dunia. Dapat dipastikan bahwa Souji adalah seorang penyihir." Jelas Ray.
Souji tersenyum mendengarnya. "Jawaban yang tepat. Kau memang pintar. Baiklah kalau begitu, aku akan membuatkan medan sihir untuk kalian." Souji membentuk sihirnya dan terciptalah medan sihir yang cukup kuat.
Kini Souji sudah berhadapan dengan monster yang ada di tanah luas itu. "Baiklah, waktunya aku berhadapan denganmu... Monster jelek!" Souji mengeluarkan pisau kecilnya. Menggigit bibirnya kencang dan ia mulai menyayat telapak tangannya sendiri. Hal ini harus selalu ia lakukan agar sirkuit Mana terbentuk melalui darahnya sendiri guna melakukan pemanggilan.
Darah merembes darisana dan Souji sudah mengepalkan tangannya. Bersiap melakukan pemanggilan. Darahnya menetes perlahan dan dengan gerakan perlahan juga mulai membentuk sebuah lingkaran sirkuit sihir yang terbentuk sempurna.
Di tetes terakhir, lingkaran itu mulai mengeluarkan cahayanya. Souji mengangkat tangannya dan mulai merapalkan mantra pemanggilan.
"Penuhi... Penuhi... Penuhi... Penuhi... Penuhi... Ulangi sebanyak lima kali dan jika kelimanya sudah terpenuhi hancurkan ditiap sisinya... Kemudian dengarkan kata-kataku..."
Emma dan kawan-kawannya takjub melihat hal apa yang dilakukan oleh Souji. Ini kali pertama mereka menyaksikan hal-hal yang berhubungan dengan sihir.
"...Wahai Raja ksatria... Wahai Raja yang melindungi rakyatnya... Kumohon padamu untuk bersedia menjadi pedangku... Takdirmu akan menyatu dengan takdirku... Pedangmu akan menentukan masa depan tiap orang... Kuperintahkan diriku pada mantra perintah ini agar mengeluarkan kutukan kegelapan. Penuhi itu pada tubuhmu... Penuhi bayangan kegelapan pada pedangmu... Meraunglah layaknya iblis... Menyatulah jiwamu dengan sumber dari segala dosa sang Angra Mainyu... Menyatulah dan jadikan kemanangan itu nyata... Wahai pelindung skala surga..."
Souji selesai mengucapkan mantranya dan cahaya berwarna kebiruan itu berubah menjadi kehitaman dan bayang-bayang kegelapan mulai memenuhi tubuhnya. Dan tak lama, tubuhnya terselubung oleh bayangan tadi seakan dirinya dihisap kedalamnya.
Di dalam sana, Souji berhadapan dengan sosok Arthur yang sudah berubah menjadi sosok kegelapan. Mata, wajah, dan rambutnya memucat. Gaun yang ia kenakan juga menjadi hitam. Wanita itu tengah menatap Souji.
"Apakah kau yakin akan menggunakan diriku, Okita Souji?"
Sosok itu bertanya pada Souji.
Souji mengangguk. "Aku tidak mungkin repot-repot memanggil dirimu jika aku tidak yakin." Ujarnya dengan penuh keyakinan.
Sosok itu kemudian tersenyum dan mengangguk. "Jika itu memang perintahmu akan kulaksanakan, Okita Souji... Akan kupersembahkan kemenangan ini padamu."
Souji mengangguk. "Ya... Kuserahkan padamu... Saber Alter..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Worlds In 1 Dimension (Yakusoku no Neverland Fanfic)
FanfictionKita ambil pemeran kali ini adalah Okita Souji. Seorang samurai yang akan menjadi peran utama dalam cerita kali ini. Berkisah tentang penyelamatan anak-anak Grace Field yang semakin terdesak dalam misi melarikan diri mereka. Akankah Okita Souji mamp...