Part 6

405 42 2
                                    


Matahari terik menyinari pelan wajah Souji yang masih memejamkan matanya. Ia tidur dengan nyenyak malam ini tanpa gangguan sedikitpun.

Souji membuka matanya perlahan dan membangkitkan tubuhnya. Sirkuit sihir yang ia buat semalam cukup efektif untuk mengisi Mana-nya kembali. Ia mengucek matanya dan melihat letak matahari pagi ini.

"Hhahh... Sepertinya aku bangun terlalu siang ya?!" Guman Souji. Ia pun bangkit dari tempatnya. Souji kemudian kembali menggatungkan Katana-nya di pinggangnya. Sekali lagi ia mengecek kelengkapan senjatanya. Yah, meskipun hanya berjumlah tiga. Katana, dan dua buah pisau kecil. Dua buah senjata lagi merupakan senjata alami yang sudah tertanam di kedua tangannya. Sama halnya dengan pusaka sejati milik Arthur yang tertanam di tubuhnya. Dengan pusaka itu, maka daya kebal Souji terhadap luka akan sangat terbantu. Proses regenerasi akan berjalan dengan cepat.

Souji mengaktifkan tekanan Mana-nya dan melakukan lompatan tinggi agar bisa mencapai ke tebing seberang dan mendarat dengan mulus disana.

"Hebat! Bahkan dengan tebing setinggi 10 meter ini anak-anak itu masih bisa melarikan diri. Pastilah mereka anak-anak yang sangat hebat." Gumam Souji. Ia kemudian melompat dengan mulus ke tanah dan segera melesat cepat untuk segera tiba di tujuan.

"Semuanya... Akan ku akhiri hari ini."

***

Emma membuka matanya perlahan. Bayang-bayang orang-orang berjas hitam dan sekumpulan iblis bersenjata terlihat dan semakin jelas saja saat Emma benar-benar akan membuka matanya. Ia begitu terkejut melihat kondisi ruangan ini. Sadar bahwa ini tidak baik baginya, Emma hendak melawan mereka semua tapi ada kejanggalan dengan tangannya. Ya, tangannya terikat kuat dengan tali tambang.

"Gawat! Kalau aku terikat berarti yang lainnya..." Emma melihat sekelilingnya dan semua anak-anak nampak masih tertidur akibat pengaruh gas penidur kemarin hari.

"Kau pasti tidak menyangka kan? Kita sudah kalah, Emma." Ray yang terikat di sampingnya tiba-tiba berkata seperti itu saat tahu kalau Emma sudah kembali sadar.

"Ray... Bagaimana bisa?" Emma mendesah panjang. Wajahnya menampakkan ketakutan yang amat sangat.

"Kau bisa melihatnya sendiri kan? Kita terikat, gas penidur itu membuat kita tak sadarkan diri selama satu malam dan kini... Semua pemberontak sudah disingkirkan. Semalam, anak-anak buah Norman dikirim pertama kali. Zazie, Barbara, Vincent, dan Cislo..." Ray menerangi dengan suara yang sangat pelan.

"Bagaimana dengan Norman? Semua anak Lambda dikirim begitu saja..."

"Norman masih disini. Entah apa rencana Peter Ratri tapi ia membiarkan Norman ada disini. Dan sepertinya ini kabar yang cukup sulit bagimu... Norman nampak tidak sehat sejak semalam. Aku dengannya terbangun duluan... Dia beberapa kali memuntahkan darahnya." Jelas Ray.

Emma terhenyak mendengarnya. Ini benar-benar kondisi yang gawat. "Tidak mungkin! Ray, kita tidak mungkin semudah itu menerima kekalahan ini. Ray... Apakah sudah tidak ada lagi keajaiban??"

Ray hanya bisa menghembuskan napas putusnya. "Sepertinya tidak ada...."

Teng... Teng... Teng...

Tiba-tiba suara bel yang sangat keras bunyinya bergema di ruangan itu membuat para anak langsung terbangun dan terkejut. Masing-masing dari mereka kembali sadar akibat pengaruh dari gas kemarin dan betapa terkejutnya kembali mereka mendapati kalau tangan mereka kembali terikat.

2 Worlds In 1 Dimension (Yakusoku no Neverland Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang