BAB 2

8.7K 268 3
                                    

"Ayah... aku ada kegiatan dari sekolahku. Apa Ayah bisa menemaniku...?" desah anak lelaki yang masih polos dengan wajah memelas pada Ayahnya yang sedang memakai dasi.

"Ayah banyak pekerjaan di kantor. Sama ibu saja ya." desah pria itu sebelum menyambar tas lalu pergi dengan langkah terburu buru.

Anak kecil itu hanya diam menatap punggung Ayahnya yang menjauh.

"Ibu, besok ada rapat wali murid di sekolahku. Ibu datang, ya..."

"Maaf ya. Besok ibu mau mengantar adikmu ke rumah sakit. Tapi ibu akan menghubungi wali kelasmu."

Lagi - lagi, anak kecil itu hanya bisa diam menatap orang tuanya.

"Ibu mau mengambilkan makanan untuk adikmu dulu, ya." ucap Ibunya sebelum mengacak rambut anak sulungnya itu lalu berlalu menuju ke dapur.

Tinggallah anak itu seorang diri dengan tangan yang meremas celana yang di pakainya.

"Ibu... lihat, aku mendapat piala lomba mewarnai di sekolahku..." ucap seorang pria kecil berumur lima tahun dengan senyum manis sambil berlari menghampiri ibunya yang sedang duduk di atas ranjang.

"Oh, ya. Selamat sayang." ucap ibunya tanpa menoleh ke arahnya.

Senyuman manis itu perlahan luntur. Perlahan, wajah polosnya menunduk murung.

"Ibu, aku lapar. Aku ingin makan di suapi sama ibu... "

"Chris sedang sakit. Chriso makannya sama bibi saja, ya... " ucap ibunya yang masih fokus memijat punggung adik kembarnya itu tanpa menoleh sedikit pun.

Christoper menggigit bibir bawahnya, lalu menggenggam erat piala itu sambil mengeraskan rahangnya.

'Praaaaaaaannggg'

Dalam sekejap piala itu berhamburan akibat hempasan Christoper. dan ia langsung berlari meninggalkan kamar itu.

"Chriso !!! tunggu !!!" ibunya hanya bisa memelas sedih. Di sini anaknya sedang sakit dan di sisi lain anaknya yang satunya juga membutuhkan dirinya...

Christoper berlarian tanpa arah dengan dihiasi tangisan yang pilu.

Mengapa semuanya tidak ada yang peduli padaku...

Semuanya hanya sayang pada Christian saja...

Tiba - tiba, sebuah mobil jeep hitam berhenti. Seorang pria tidak di kenal keluar dan langsung menggendong Christoper dengan paksa dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Christoper pun berontak.

"Tolong aku... !!!"

"Diam kau, bocah ingusan !!!"

'Plaaakkkkkk'

Satu tamparan keras sukses membuat pipi anak kecil itu memerah. Ia pun menangis semakin kencang.

"Bagaimana kalau kita culik juga saudara kembarnya ?" Ucap salah satu penculik itu sambil mengikat kuat tangan dan kaki Christoper.
"Adiknya itu penyakitan goblok ! Nanti malah menyusahkan kita !"
Kelima penculik itu bising dengan tangisan Christoper yang semakin mengencang.

"Berisik sekali bocah ini. Pukul saja kepalanya dia sampai pingsan !"

Mata Chriso terbelalak seketika saat tangan besar itu melayang di udara.

"Jangan Om... Jangan..."

...


...


...


"JANGAAAANN !!!"

Christoper spontan membuka matanya dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran serta air mata yang mengalir. Ia menoleh ke tepi ranjang. Dilihatnya Olivia yang sedang tertidur dengan menyandarkan kepalanya di atas ranjang dan tubuhnya yang duduk di lantai.

Dengan linangan air mata Christoper menggenggam tangan Olivia yang sedang tertidur.

"Nnn..."

Dengan dahi mengerut Olivia terbangun dan mata menyipit memandang pria yang dilihatnya pertama kali saat ia membuka mata.

Melihat Christoper yang menangis, Olivia langsung duduk di tepi ranjang di samping Christoper yang masih berbaring.

Christoper(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang