enam

12 0 0
                                    

Ternyata ada warteg tak jauh dari kossan baruku, tempe oreknya enak, mungkin aku akan jadi pelanggan setia.

Setelah perutku kenyang, aku langsung bergegas pulang.

Aku berjalan menuju kossan dengan kepala yang masih pusing, padahal tadi aku sudah minum obat.

Setelah kejadian tadi pagi, kucing itu masih ada dikamarku, dia mengambil alih ranjangku dan tertidur lelap, setidaknya sampai aku pergi keluar tadi.
Aku tidak tahu, mungkin saja sekarang saat aku tidak ada dikamar dia sedang menghancurkan semua barang-barangku.
Aku menghela nafas, berharap dia tidak melakukannya.

Mungkin bagi kebanyakan orang mereka akan sangat takut pada hal-hal aneh dan menyeramkan seperti manusia kucing itu, dan akan langsung pergi jika berurusan dengannya.
Tapi tidak berlaku bagiku, bukannya merasa takut aku malah semakin tertarik padanya, dan aku akan tetap bertahan dikamarku yang sudah kubayar untuk 2 bulan kedepan, sayang rasanya jika langsung pergi, setidaknya aku harus menemukan sedikit jawaban dari pertanyaanku selama ini mengenai manusia kucing itu sampai waktu sewaku habis.

Tidak butuh waktu lama aku sudah sampai didepan pagar kossan.

Walaupun hari sudah siang, tempat ini tetap sepi, mungkin kebanyakan penghuninya sudah pergi untuk bekerja.

Siang ini tidak terlalu panas, aku berhenti sejenak untuk melihat pohon mangga, buahnya sudah ada yang kuning.

"kalo mau tinggal ngambil aja"

Aku terkejut, seorang pria sudah berdiri dibelakangku.
Dari penampilannya dia seperti anak kuliahan yang baru saja pulang ngampus.

"ehh iya, maaf" aku tersenyum tak enak sudah menghalangi jalannya.

"lu tinggal disini?"

"iya, baru 2 hari"

"ohhh pantesan gua baru liat, gua juga tinggal disini, gua Danil"

"gua Khaila"

Kamipun bersalaman.

"Lu tinggal dikamar yang mana?"

"itu dikamar 9A" aku menunjuk kamarku yang tidak jauh dari tempat kami berdiri.

Danil menatap pintu kamarku, matanya menyipit.

"lu harus hati-hati disitu"

Mendengar perkataan Danil aku langsung berfikir jika dia tahu sesuatu tentang manusia kucing dikamarku, tapi aku tidak ingin langsung menanyakannya, jika saja sebenarnya dia tidak tahu tentang itu dan mungkin hal lain yang sedang dia bicarakan.

"hati-hati kenapa ya?"
Aku tersenyum agar tidak terlihat canggung.

Dia membalas tersenyum.
"gapapa, hati-hati aja"

Aku menatapnya heran.

"yaudah gua duluan ya, kapan-kapan maen ketempat gua, kamar B2 dibelakang" dia tersenyum melambaikan tangan lalu pergi.

Aku menatap sepanjang dia berjalan, dia sempat berhenti didepan kamarku lalu melihat pintu dengan tatapan yang aneh.

"misterius" gumamku.

Aku melanjutkan langkahku menuju kamar.

Saat masuk mataku langsung tertuju pada ranjang, kucing itu masih ada disana, dan kamarku masih rapih seperti semula.
Aku menarik nafas lega.

Khaila & Kucing TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang