Entah apa yang membuat Prem terbangun dari tidurnya yang lelap, rasa sakit yang aneh di badannya, ataukah cahaya terang yang mendadak muncul entah darimana. Prem membuka matanya. Sekilas pandangannya terasa kabur, dan dia mencoba untuk memfokuskan dirinya.
Kamar ini.. nuansa putih yang feminim ini...
Kilasan-kilasan ingatan berkelebat di benaknya, dia masih di sekap disini, di dalam kamar di rumah Boun yang jahat. Dengan panik Prem terduduk dari ranjangnya, dan selimutnya turun hampir jatuh menutupi dadanya, Prem menundukkan kepalanya, dan menyadari kalau dia telanjang bulat di balik selimutnya, apa yang...
"Selamat pagi."
Suara maskulin itu terdengar dekat sekali dan Prem menolehkan kepalanya kaget. Pemandangan di hadapannya membuat jantungnya bergejolak. Boun ada disana, diranjangnya, mereka ada dalam selimut yang sama, dan menilik kepada selimut Boun yang hampir saja turun di pinggulnya, kami sama-sama telanjang!
Prem masih terperangah menatap pemandangan didepannya. Boun berbaring dengan angkuhnya, jelas-jelas telanjang bulat di balik selimutnya, dan menatapnya dengan tatapan berhasrat yang memiliki.
Dengan panik Prem menarik selimutnya untuk menutupi seluruh dadanya, tetapi gerakannya itu malahan membuat selimut yang menutupi tubuh Boun semakin turun dan hampir memperlihatkan kejantanannya. Dengan malu Prem memalingkan kepalanya dan disambut dengan senyuman jahat Boun.
Keberanian dan kemarahan Prem langsung muncul ketika menyadari rasa pedih di antara kedua pahanya. Lelaki ini memperkosaku! Entah apa yang terjadi padaku semalam, tapi.. kenapa aku tidak ingat sama sekali? Ah, tapi yang pasti, aku sudah dinodai iblis ini.
"Kau sungguh iblis yang tidak bermoral, mengambil keuntungan dari orang yang sangat membencimu!" desis Prem menahan marah, masih tidak mau menatap Boun.
Boun terkekeh mendengar suara geram Prem, "Membenciku?" dengan santai lelaki itu berdiri, tak malu dengan tubuh telanjangnya yang berotot, "Lihat aku Prem, kau meninggalkan tanda-tanda di tubuhku, kau sangat bergairah semalam, seperti kucing betina yang mencakar di sana sini untuk dipuaskan... dan atas gairahmu semalam, aku tidak yakin kalau kau membenciku." Prem melirik sekilas ke tubuh telanjang Boun yang berdiri di samping ranjang, mukanya merah padam karena malu.
Bekas-bekas itu ada, tanda-tanda merah di dada, di pinggul Boun, di... dekat miliknya... apakah benar aku yang melakukannya?
"Ya. Kau yang melakukannya." ada senyum di suara Boun, "Dengan sangat bergairah dan lapar. Aku Cuma berbaring di sana dan kau menyantapku bulat-bulat, sepanjang malam."
Kelebatan ingatan akan percintaan yang panas muncul di ingatan Prem, samar-samar dan tidak jelas. Aku tak mampu mengingat semuanya.. kenapa? kenapa aku tidak mampu mengingat semuanya?
Prem mengingat minuman yang di berikan Ohm semalam, dan rasa muaknya memuncak ketika menyadari ada sesuatu yang dicampurkan disitu, dengan mata menyala-nyala. Dikuasai oleh kemarahan yang dicampur aduk menjadi satu, Prem menantang tatapan Boun, mencoba tidak memperdulikan ketelanjangan Boun.
"Aku selalu mendengar kau jahat dan licik, tapi aku sungguh tak menyangka kau serendah itu, menggunakan obat untuk memaksa seseorang yang jijik kepadamu supaya mau melayanimu!"
Sepertinya kata-kata Prem mengena di hati Boun karena rahang lelaki itu tampak mengeras, marah. Dengan kasar, Boun menyambar jubah sutra hitamnya dan mengenakannya. Lalu dengan gerakan tiba-tiba, naik ke atas ranjang dan mencengkeram rahang Prem dengan sebelah tangannya. Cengkeraman itu terasa keras dan menyakitkan sehingga Prem mengernyit. Tetapi Prem menahan diri untuk tidak mengaduh, dia tidak mau memberikan kepuasan kepada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEP WITH THE DEVIL (BOUNPREM VER)
Fanfiction◇Terkadang cinta datang pada saat yang tidak di kira-kira. Benci dengan cinta itu beda tipis, orang yang kau benci akan selalu berputar di otakmu. Memorimu pasti akan selalu menangkap orang yang menurutmu kau benci itu.◇ Remake dari novel "Sleep Wit...