PART 5

9.1K 706 94
                                    

Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedangkan Joong duduk diam di ujung sofa, mengamati Boun yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Boun bukanlah lelaki yang bisa membaur, lelaki ini penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya. Joong tidak akrab dengan Boun, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Boun cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.

Joong ragu untuk menanyakan perihal Prem kepada Boun. Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu disini. Tetapi istrinya telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.

Joong berdehem, menarik perhatian Boun dari berkas-berkas yang ditelusurinya dengan serius.

"Kami, aku dan istriku bertemu dengan kekasihmu semalam."

Kepala Boun langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Joong dengan waspada.

"Oh, ya?" nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Boun tidak bisa menipu Joong. Ada sesuatu disini, batin Joong dalam hatinya, ada sesuatu yang dirahasiakan Boun.

"Yah, dia berkenalan dengan istriku kemarin, dan berbicara panjang lebar dengannya." Joong berusaha memancing Boun dan sepertinya pancingannya berhasil karena mata Boun langsung menyipit dan menatapnya curiga.

"Apakah dia mengatakan sesuatu kepada istrimu?" Joong menatap Boun lurus-lurus.

"Dia meminta tolong kepada istriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu."

Bibir Boun mengetat membentuk garis tipis, lalu dia segera berdiri, "Bilang pada istrimu untuk tidak melakukan apa-apa. Laki-laki itu milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku." Boun menatap Joong lurus, menimbang-nimbang, "Aku menghormatimu Joong, kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini."

Setelah mengangguk kaku, Boun melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu.

Joong duduk diam dan menyesap kopinya, matanya masih menatap pintu dimana Boun menghilang.

Tingkah Boun mengingatkannya pada dirinya dulu. Senyum muncul dibibir Joong. Boun mungkin akan mengalami hal yang sama seperti diriku, kalau dia tidak hati-hati kepada Prem.

~~~ Sleep With The Devil ~~~

Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Prem tidak menyangka kalau Boun-lah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikan dirinya akhir-akhir ini. Prem bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan jendela lantai dua tempat Prem dikurung ketika Boun memasuki mobilnya di teras bawah.

Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Prem mengerutkan alisnya, kenapa lelaki ini tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis. Apakah lelaki ini tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun didalam hatinya?

Tanpa basa basi, Boun melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Prem tajam.

"Apa yang kau katakan kepada istri Joong?"

Prem langsung mengkerut takut. Nine mungkin telah menyampaikan permintaan tolongku kepada Joong, dan Joong mengatakannya kepada Boun.

Ketika rasa ketakutan menggelayutinya, Prem langsung menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan keberaniannya. Diingatnya wajah ayah dan ibunya yang bahagia, lalu tergantikan dengan wajah pucat mereka yang terbaring di peti mati. kebencian dan kemarahan adalah senjatanya untuk menghadapi Boun.

SLEEP WITH THE DEVIL (BOUNPREM VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang