[WARNING! 18+ CONTENS]
Boun memasuki kamar perawatan Prem tengah malam. Saat itu Prem sudah tertidur pulas. Dengan langkah pelan tak bersuara, Boun berjalan menuju tepi tempat tidur dan berdiri dekat disana mengawasi Prem.
Begitu damai laki-laki ini terpejam dalam lelapnya, seolah tak menyadari bahwa sekarang bahaya yang amat besar sedang mengintainya.
Boun sedikit membungkuk, lalu menyentuh pelan pipi Prem. Laki-laki itu mengerang pelan lalu mengubah posisi tidurnya, tetapi tidak terbangun.
Boun mengambil risiko dengan menunduk dan mengecup bibir Prem, merasakan manisnya bibir itu. Sampai kemudian dia larut dalam gairahnya yang bertahan dan melumat bibir Prem.
Prem merasakan gelenyar panas di seluruh tubuhnya, dan dia menggeliat, ada gairah menjalar dari bibirnya yang terasa nikmat dilumat seseorang. Dengan lemah Prem mengerjap setengah tidur dan membuka mata.
Lelaki itu, yang sedang membungkuk diatas tubuhku dan melumat bibirku, adalah Boun Noppanut.
Boun sedang melumat bibir Prem, kemudian dia berhenti dan menatap mata Prem, menyadari bahwa Prem sudah terbangun. Dengan lembut Boun menelusurkan tangannya di pipi Prem, lalu bibirnya mengikuti gerakan jemarinya.
Prem memejamkan matanya. Ini pasti mimpi. Boun Noppanut di dunia nyata tidak mungkin berbuat selembut ini, lelaki itu pasti akan langsung memaksaku, memperkosaku, dan memperlakukanku dengan kasar. Ini pasti mimpi, karena sebelum tidur aku berbaring dengan gelisah, mencoba menghapus memori bercintaku dengan Boun yang seolah-olah selalu muncul dibenakku. Dan karena ini mimpi, tak ada salahnya untuk menikmati.
Prem setengah tersenyum, lalu menyentuh pipi Boun dengan lembut. Dalam sekejap tubuh Boun langsung kaku seperti terkejut merasakan sentuhan lembut jemari Prem dipipinya.
Prem langsung menarik tangannya panik. Apakah Boun dalam mimpi ini akan berubah lagi menjadi Boun dalam dunia nyata yang jahat? Sukurlah, dia tidak berubah. Boun dalam mimpi ini sangat lembut dan penuh kebaikan.
Lelaki itu mengambil jari Prem dan meletakkannya di pipinya.
"Sentuh aku dimanapun yang kau suka... jangan berhenti..." bisik Boun penuh gairah.
Prem tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ini benar-benar mimpi yang sangat menyenangkan.
Dibawah tatapan tajam Boun, Prem menelusurkan jemarinya di wajah Boun, mengagumi setiap kesempurnaan yang terpatri disana. Ketika jemarinya hampir menyentuh bibir Boun, lelaki itu meraih tangannya, dan mengecupnya lembut, satu persatu jemarinya dikecup semua. Boun menggulingkan tubuhnya ke samping Prem, ranjang rumah sakit yang lembut itu membuat tubuh mereka bersentuhan rapat. Tangan Boun menggenggam jemari Prem, lalu menyentuhkan jemarinya ke kejantanannya yang sudah sangat siap.
"Sentuh aku, sayang." bisiknya parau.
Wajah Prem memerah merasakan kekerasan yang panas di telapak tangannya, dengan lembut Boun membuka ikat pinggangnya dan menurunkan celananya, "Rasakanlah tubuhku yang amat sangat mendambamu."
Prem meremas kejantanan itu dan Boun mengerang, perasaan bahwa Boun benar-benar bergairah atas sentuhannya membuat Prem merasa senang. Oh ya ampun, ini adalah mimpi erotis terbaik yang pernah aku alami.
Jemari Prem bereksplorasi di tubuh Boun, dan lelaki itu membiarkannya sebebas-bebasnya. Akhirnya, ketika bibir Prem dengan penuh ingin tahu mencecap kejantanan itu, Boun mengangkat kepala Prem dengan tatapan tajam berkabut yang penuh gairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEP WITH THE DEVIL (BOUNPREM VER)
Fanfiction◇Terkadang cinta datang pada saat yang tidak di kira-kira. Benci dengan cinta itu beda tipis, orang yang kau benci akan selalu berputar di otakmu. Memorimu pasti akan selalu menangkap orang yang menurutmu kau benci itu.◇ Remake dari novel "Sleep Wit...