7. MIMA

19 3 0
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍"Begitu pedihnya kehilangan, sampai bisa membuat lupa diri, lupa bagaimana bereaksi, hanya tangis dan penyesalan akan waktu yang menyambut"

•••

(Di tempat peristirahatan terakhir Mima, sore hari menuju petang)

Gerimis kecil mulai ada di tempat itu,
Sepertinya bumi juga ikut bersedih atas kepergian satu dari berjuta-juta makhluk yang meninggalinya,

Sora masih memegang tangan sahabatnya hingga akhir hidupnya, meski terhalang oleh kain putih, hanya itu yang bisa ia lakukan. Dia hanya ingin menjadi sahabat yang baik, setidaknya di akhir hidup Mima.

Orang-orang membawa sahabatnya dan memasukkannya ke dalam liang lahat,

Mima sudah di dalam sana, air mata Sora kembali berjatuhan, satu persatu papan menutupi tubuh yang sudah ada di dalam liang lahat itu.

Kemanapun perginya, sejauh apapun larinya, ujungnya kita hanya akan berakhir di tempat yang sama.

Sahabat Sora yang tidak pernah bilang 'tidak' untuk Sora meskipun sulit, meskipun dunia bahkan akan melarang, sahabatnya akan memaksa untuk kebahagiaan Sora.

Kini tak ada lagi hembusan nafas, omelan mengesalkan, berpijak di tanah yang sama, memandang langit yang sama. Semuanya akan menjadi sulit, sangat sulit. Mereka sudah berbeda.

Kondisi Sora jangan tanyakan, sepatu yang entah kemana, hanya kaus kaki putih dan sudah kotor karena tanah kuburan, rambutnya yang acak-acakan. Mungkin orang gila akan sadar setelah melihat Sora, ternyata ada yang sama sepertiku fikir orang gila itu.

Sora masih berdiri disana, diatas gundukan tanah dan nisan yang memajang nama 'Jemima Anton'

'Sayang gue, Mima.' Dalam hati Sora memanggil nama Mima,

Entah datang darimana, hatinya menghangat. Padahal, hujan mengguyurnya saat ini, bahkan orang-orang pun pergi dari tempat ini.

Beberapa orang menariknya untuk mengamankan diri, tapi Sora lebih nyaman berada disini. Tuh?

Sebuah payung melindungi kepalanya, Sky berdiri dibelakangnya. "Ayo pulang, udah sore"

Sora mengangguk, tapi gadis itu masih mengelus nama sahabatnya yang terpampang di batu nisan.

Bumi hanya melihat dari jauh, Kakaknya pengecut! Dia tak siap melihat adiknya semakin sakit.
Saat SMP, adiknya menggila dan di isolasi (ruang medis/perawatan medis khusus yang dijauhkan dari jangkauan pasien lainnya.) selama 2tahun, adiknya terlalu terluka, karena kehilangan orangtuanya.

Umurnya 8 tahun saat itu dan adiknya terluka, Bumi tak tau karena Sora tak menerima siapapun dalam hidupnya, termasuk dirinya. Setelah menahan selama bertahun-tahun, puncaknya adalah SMP, Sora menjadi-jadi, tak terkontrol dan membuat Bumi hampir menyerah dan gila. Setelah support dari sahabat bumi dan sahabat orangtuanya: orangtua Yoda, Bumi bangkit.. Hanya demi Sora.

Satu tahun waktu untuk membuat Sora mau masuk ke lingkungan sekolah, terbuka dengan Bumi. Memasuki masa SMA.. dia mulai membuka diri, mulai berteman meski hanya dengan Yoda, di luar sekolah dia menemukan Mima, akhirnya Asri, sampailah pada saat ini Sora yang tak pernah memperdulikan omongan orang lain.

Bumi cukup merasa seperti pengecut sekarang, sangat pengecut. Hingga yang ada di samping adiknya saat ini adalah Sky.

Sky memakaikan sandal dan jacket untuk Sora, melindungi tubuh dan jari jemari gadis itu agar tak kedinginan lagi,

SHE IS BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang