Vol kali ini adalah ciptaan Makdep Dee14007 kesayangan aku yang jago baget bikin cover dan banner. Selamat membaca!
=======🍹🍹🍹🍹🍹🍹🍹=======
Aku pun tak tahu mengapa aku cinta sama dia, dan aku tak ingin merusak rumah tangganya.. [Pacar Beristri-Ratna Antika]
Suara radio nyaring berdengung mengisi keramaian warung serba pinky. Mbak Yem sibuk meracik cendol dawet pesanan pelanggan setia. Jemari lentiknya lincah menuangkan satu persatu bahan ke dalam gelas kaca. Mbak Yem anti pakai plastik, katanya bisa bikin pencemaran lingkungan. Kayak pelakor yang sering mencemari area gibahan masyarakat di Perum Metro Ambyar. Padahal, salah satu bahan gosip paling hot ya, Mbak Yem ini.
Akibat bodi bohay ditunjang muka aduhai mirip penyanyi negri gingseng, jelas saja huru-hara cerita tentang si gadis kutilang -kurus, tinggi, langsing- ini sanggup mengalahkan ketenaran berita Lucinte Luney.
Tapi, dari mulai lagu diputer, muka ayu Mbak Yem jadi suram mirip awan mendung nunggu hujan turun. Bibirnya anyep dipandang, kayak lodeh tanpa santen. Ngenes bin merana. Gimana nggak galau, Mbak Yem teringat mantan pacarnya dari kota sebelah. Sering dimintain gratisan cendol, sampai bawa pulang sepuluh bungkus tanpa uang muka ataupun kredit. Si cowok yang ngakunya perjaka dari lahir itu, ternyata udah punya bini dan anak satu. Untung Mbak Yem berhasil mengirim mata-mata kelas teri, dengan bayaran segelas cendol pinky gratis selama sebulan penuh.
"Eh, Mbak Yem tahu ndak? Denger-denger si Ahtun sama Babang Rojali tadi pagi ribut di depan rumah. Padahal kan, mereka pasangan paling romantis sejagat Pantura ya?!"
Suara Mae bak petir menyambar di siang bolong. Cewek dengan gaya anti-mainstream itu mengaduk cendol dengan girang.
Eron hanya menatap heran pada cincin batu akik warna hijau muda di jari kiri Mae, gelang batu akik, kalung, dan anting serba hijau muda, katanya buat penglaris. Iya, penglaris yang jual batu akik. Gara-gara hobi Mae koleksi kan jadi laris yang jualnya.
"Ih beneran, heboh loh mereka ribut!" Mae menambahi bahan gibahan dengan semangat empat lima.
Seketika kepahitan hati Mbak Yem yang setara brotowali pun musnah begitu saja. Mendengar nama cem-cemannya disebut, Mbak Yem jadi ikut berbinar-binar.
"Mbak Yem, es cendolku dulu sini!" protes Eron menyerobot gelas di tangan Mbak Yem.
"Jadi, kapan mereka rencana mau pisahan?" seloroh Mbak Yem penuh bunga-bunga kesenangan di wajahnya. Kalau Rojali sampai pisah dengan Ahtun, kesempatan berlian buat Mbak Yem dapetin pacar dunia akhirat -dalam mimpinya.-
"Ye, maunya!" Eron melirik sinis. Kesal bukan main, memandang badan mantep dan kulit mulus Mbak Yem, bukan cuma bikin para lelaki kepincut. Tapi juga bikin Eron iri setengah hidup.
"Betewe, Mbak Yem pasang apaan di bokong sama dada? Kok bisa pas gitu porsinya? Oplas ya?" Eron tak kuasa menahan rasa keponya yang sudah di ujung tanduk.
"Ini cuma modal jamu Mbok Mirah, Ron!"
"Halah, bilang aja hasil remesan jejaka imitasi alias mantan pacar Mbak Yem yang udah beristri, dari kampung sebelah kan, Mbak?!" sindir Mae.
Mbak Yem kembali merengut kecut. Garam di laut kalah asin sama tampang kesel Mbak Yem sekarang.
"Masa lalu!"
Ma tolongin aku
Pa Bantuin aku
Ku Punya kekasih
Tetapi sudah beristriSuara Ratna Antika masih nyaring mengganggu emosi Mbak Yem yang kalang kabut. Sekali sentak, Mbak Yem mematikan radio sambil ngedumel sendiri.
"Cie, Mbak Yem disindir radio!" Eron sengaja menaburi pupuk urea di ladang amarah Mbak Yem. Rumput masa lalu Mbak Yem makin tumbuh mengganggu pikirannya.
"Emangnya Mbak Yem belom mup on?" Mae angkat suara lagi.
"Udah dong! Rencananya sih pengen sama babang Rojali aja. Nggak pa-pa nunggu dudanya juga boleh lah. Masih seger ini." Mbak Yem mulai kegenitan, melihat sepeda motor vespa si aktor utama lewat.
"Mari," sapa Rojali pada mereka, dengan senyum sakarinnya yang manisnya bukan hanya menimbulkan gula darah naik, tapi juga serangan jantung spontan. Tengok saja Mbak Yem yang susah payah menghalau letupan asmara di dalam jiwanya.
"Aduh, Babang Rojali! Mau dong Bang!" kekhilafan Mbak Yem makin menjadi. Tanpa sadar dia asik menggigit gelas kosong yang diremas-remas mirip pisang dikupas.
"Mau apaan Mbak Yem?" seloroh Eron heran.
"Mau disiram aer comberan kali sama bininya Bang Rojali!" timpal Mae, membuat bibir seksi Mbak Yem kembali manyun.
"Istighfar Mbak! Bang Rojali dah ada yang punya!" Eron mengingatkan bak ustadzah di tipi.
"Becanda Ron, ya kalau jadi beneran sih nggak nolak juga. Rezeki namanya."
"Mbak Yem ngapa sih masih single?" Mae mulai wawancara eksklusif dengan tokoh utama di area perumahannya ini.
"Nungguin Babang Rojali dong!"
"Nungguin suamiku?" Ahtun baru datang, langsung kebingungan. Untung dia hanya dengar sekilas nama suami tercintanya disebut.
"Mampus kau, Mbak Yem! Hobi banget sih demen laki orang!" Mae bahagia, harapannya akan ada perang dunia ke-sepuluh antara Mbak Yem dan Ahtun.
"Oh itu, nunggin Bang Rojali borong cendolku. Gitu, Ah .... " Mbak Yem berkilah, suaranya makin dibuat seksi mendesah waktu menyebut nama awal Ahtun.
"Ngeles!" Mae kecewa, cita-citanya melihat Mbak Yem babak belur dijambak Ahtun musnah sudah.
=======🍹🍹=======
KAMU SEDANG MEMBACA
Cendol Dawet - Komedi Goyang
ComédieCendol dawet, bukan sembarang kisah. Di sinilah penulis yang melampaui kegesrekan, menyatukan pikiran dan ide di Metro Ambyar yang terkenal diisi oleh warga-warga dengan tingkat keabnormalan yang haqiqi. Tahan senyum, tahan tawa, karena ini bukan t...