Bagian 1

103 12 22
                                    

"Sayangilah ibumu seabsurs dan seaneh apapun ibumu, dia tetaplah wanita yang telah melahirkanmu ke dunia ini."

Angkasa Raditya Putra
~__________________________~

Jam menunjukan pukul  lima pagi dan Angkasa masih berada di atas tempat tidur kesayangannya, ditemani mimpi yang sangat indah.

Di dalam mimpinya itu dia sedang jalan-jalan untuk pergi liburan tak sengaja menabrak cewek cantik bagaikan bidadari jatuh dari surga, jangan ngarep kelanjutannya tepat di hadapan ku eeeaa karena cewek tersebut nyatanya jatuh nyunsep ke dalam got.

Angkasa yang melihatnya tertawa terpingkal-pingkal, sampai cewek tersebut kesal dan menyiramnya dengan air got, seketika Angkasa terbangun dari tidurnya, sambil teregah-egah mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya kembali kepada tubuhnya.

Setelah nyawanya kembali utuh Angkasa sadar bahwa kasur kesayangannya basah dan ada rasa asin yang tertinggal di mulut.

"Udah bangun kamu, Angsa!!

Itu suara ibunya Angkasa yang berdiri di samping tempat tidurnya, sambil memegang sebuah ember yang ukurannya lumayan besar.

Angkasa hanya nyengir ke arah sang ibu, menampilkan senyuman pepsodent ala iklan pasta gigi andalannya yang memikat sambil berkata "Ghehehe," Garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal, kemudian ia berkata dengan wajah watadosnya.

"Eehhh, ada ibu!"

"Ada apa, Bu?"

"Kenapa? Ibu pagi-pagi udah bawa ember yang gede?"

Sang ibu menjawab dengan wajahnya yang galak kemudian memasang senyum devil untung gak ada pake pisaunya, kalau ada abislah dirinya ini di mutilasi sama ibu sendiri gak kebayang gimana jadinya kalau kayak gitu pikirnya.

"Ember ini tadi berisi air untuk menyiram kamu, Angsa! Sudah beberapa kali ibu bangunin gak bangun-bangun kamunya malah tertawa gak jelas, ibukan jadi takut, takut kamu kerasukan setan yang suka ngakak jadi ibu siram deh pake air garam biar setannya kabur".

Itulah jawaban ibuku dengan watadosnya ( wajah tanpa dosa ), yah mau gimana lagi meski rada rada absurs dan bikin  geleng-geleng kepala dia tetaplah ibuku, ibu yang sangat aku sayangi.

Jadi jangan heran lagi kenapa ibu sering memanggilku dengan sebutan angsa karena katanya kalau angkasa terlalu kepanjangan jadi di singkat aja menjadi angsa.

Aku tidak setuju dengan pendapat ibu yang katanya nama ku angkasa kepanjangan dan di ganti menjadi angsa, aku tidak mau karena angsa agak sedikit aneh dan seperti cewek karena bagiku angsa itu hewan yang anggun kek cewek.

Abis mengutarakan itu ibuku ngambek dan gak mau keluar dari  kamar, akirnya aku mengalah membiarkan ibu menang dengan pendapatnya asal gak ngambek lagi, begitulah kira-kira kenapa nama panggilan ku angsa.

Yup kita lanjut ke cerita ku yang tadi saat ibu membangunkan aku dengan cara yang sangat tak elitnya, dengan menyirami ku pake air garam

"Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan, wahai diriku?".

Setelah ibu menyirami ku dengan air dengan rasa asin yang masih tertinggal di mulut, aku pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah mandi, shalat dan berpakaian rapi aku bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah tak lupa sarapan pagi dengan empat sehat lima sempurna masakan andalan ibuku.

Kemudian aku pamit kepada ayah dan ibu untuk berangkat sekolah dengan penuh semangat dan tekat yang kuat.

___________----------------____________

Yuhuuuu daku come back again

Silahkan di nikmati ceritanya yang menurut aku agak gaje plus garing kagak pake renyah wkwkwkw

Up 6 februari 2020

Selamat membaca .........
Mohon tinggalkan vote and komen kalian mengenai cerita ku ini ...

Terima kasih atas perhatian nya
Arigatou Gozaimasu minna

ANGKASA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang