Bagian 6

26 6 26
                                    

Setelah Normal dan yang lainnya mengobati hidungku yang bedarah, akibat pukulan maut yang diberikan Normal kepadaku, kami memutuskan untuk tidak lagi pergi mencari Sadako-Chan yang ada digosip tersebut, untuk saat ini tidak, mana tau besok.

Tidak terasa kami sudah terlalu lama di sekolah tepatnya di UKS, jam sudah menunjukan pukul 18.00, saatnya untukku dan yang lainnya pulang, sebelum ketahuan oleh pak satpam, karena masih berkeliaran disekolah.

"Mal! Aku sudah tidak sanggup untuk mencarinya lagi, biar si Dilan aja yang cari, Zainuddin lelah" kataku dramatis kepada Normal saat di perjalanan pulang.

"Aduhh, lebay kali kamu, Sa! Masa segitu aja udah lelah?" jawabnya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Ciah, pakai bawa-bawa Dilan lagi! Emang Dilan siapa mu? Bapakmu kah? Trus apa hubungannya coba sama Zainuddin? Kebanyakan nonton kamu, Sa!? Jadi lebay gitu!" kata Kotori ngegas tanpa sebab.

Aku menatap Kotori lempeng "ini anak minta ditenggelamkan ke rawa-rawa kayaknya" kata ku dalam hati, kemudian aku beralih menatap Datar yang berjalan santai dengan wajah datarnya.

Ingatan ku tentang Datar yang tersenyum geli, masih terngiang dibenakku, itu sungguh kejadian yang sangatlah langka, bisa dianggap keajaiban dunia, selama aku mengenal Datar belum pernah dia tersenyum geli kayak gitu.

Aku yang sedang menatap Datar pun, dikejutkan dengan tangan yang sangat dingin menyentuh bahuku, seketika pikiranku melayang mengingat hantu cewek yang tersenyum ke arahku tadi "mungkinkah dia?" Tanyaku dalam hati, kemudian dengan spontan aku menolehkan kepalaku ke belakang.

Dan kalian tau itu tangan siapa?, ternyata itu tangan Normal yang lagi makan es, aku udah sampai ketakutan setengah mati gegara ke ingat hantu cewek yang di WC tadi, bahkan jantungku ini rasanya udah mau copot ditambah dengan deg-degan, mungkin diakah Sadako-Chan yang mereka maksud?, entahlah aku tak tau, "moga aja dia kagak ngikutin aku" doaku dalam hati, kalau dia ngikutin bisa berabe urusannya.

"Oii, Sa bengong aja? Lagi mikirin apa? Mukanya pucat gitu? Mau makan es gak?"kata Normal tiba-tiba mengejutkan ku dan secara otomatis tangan ku bergerak menjitak kepalanya.

"Aaihh, sakit Sa, kok aku di jitak sih? Apa salah dan dosaku? Aku yang ganteng ini yang mirip sama Justin Bieber kena jitak oleh bebek?" katanya dramatis sambil memasang mata berkaca-kaca kayak kucing minta di elus.

"Hahh!! Bebek?? Siapa yang kamu bilang bebek? Kamu ngajak berantem mal?" Aku balik bertanya ke Normal dengan muka garang yang kagak dibuat-buat.

"Udah...ikkhh...kalian berdua dari tadi bertengkar mulu, kayak tikus sama kucing tauk!!" kata Kotori sewot sementara Datar menatap kami dengan mukanya yang datar.

"Ori...aku salah apa sama kamu? Kok ngegas gitu gomongnya sama aku? Kalau aku ada salah ngomong dong! Jangan ngegas gitu?" tanya ku ke Kotori.

"Cari aja ndiri" jawabnya acuh tak acuh kemudian lanjut jalan.

Aku yang merasa tak ada masalah dengan Kotori menatap ke arah Normal seakan-akan bertanya "itu si Kotori kenapa?", Normal hanya membalas dengan mengangkat bahunya dan mengelengkan kepalanya menandakan dia juga tidak tau, kemudian aku beralih menatap Datar yang sedari tadi juga menatapku, kemudian Datar mengambil note dan penanya dan mulai menuliskan sebuah kalimat.

"Mungkin Kotori lagi datang bulan" tulisnya di note tersebut, kemudain Datar membalik lagi note tersebut dan ada tulisan "waspadalah dia lebih buas dari pada macan." Aku yang membaca tulisan tersebut tersedak oleh tawa.

"Pfftt...hahahah...hahahahahha" aku tertawa ngakak sambil megang perut trus guling-guling gak karuan abis liat note yang dituliskan oleh Datar.

Kemudian Datar menuliskan lagi sebuah kata dinotenya "kenapa?" tanyanya menatapku penuh tanya.

Setelah itu giliran Normal yang heran melihatku ngakak sampai guling-guling, kemudian Normal bertanya kepada Datar "Atar, itu si Angkasa gak kenapa-kenapakan? Kok dia kayak gak waras gitu ya?" Katanya cemas.

Datar menuliskan sebuah kalimat yang membuat Normal menatapku khawatir "gak papa palingan syarafnya putus satu" tulisnya, kemudian membalik note tersebut dan muncul tulisan "atau syarafnya bergeser saat kamu pukul tadi." Normal melihatku malah semakin khawatir.

"Oii...oii kalian ngapain sih, udah malam ini, buruan jalannya, ikkhh!!" kata Kotori dengan raut wajah bete.

"Cepetan, kalian lelet amat! Bicarain apa sih? Sampai ketawa gitu? Jangan-jangan ngegibahin aku ya? tanyanya lagi dengan penuh selidik.

"Dih...PD sekali kamu Ori! Kamu bukan artis terkenal, ngapain di gibahin?" jawabku ketus.

"Apa kamu bilang tadi Angkasa, coba ulang sekali lagi" kata Kotori menatap ke arahku dengan mata melotot.

"Alamak...si Ori beneran lebih buas dari pada macan!" kataku gak sengaja kelepasan.

Kemudian kulihat wajah Kotori yang memerah, aku yang melihat itu pun bersiap memasang kuda-kuda bukan untuk bertempur tapi untuk lari langkah seribu, takut Kotori akan marah.

"Kabooooorrr" teriakku histeris kemudian ngebirit lari kayak orang di kejar setan.

"Itu si Angkasa kenapa? tanya Kotori dengan tampang polosnya.

________________________________

Yuhuuu daku update yaa......
Maafkeun kalau garing gak pake krenyes wkwk .....

Aduh sekarang korona lagi buming ya ...moga kita semua dijauhkan darinya ya ...jaga kesehatan selau ya kan kawn semua....

Update 15 Maret 2020

Selamat membaca..
Jangan lupa tinggalkan pesan dan jejak wkwkw .....

Arigatou Gozaimasu Minna...
Aku cayang kalian ......muaaaacchh..

ANGKASA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang