Bagian 3

63 8 28
                                    

"Selalu bersama membuatku mampu melangkah, untuk masa depan yang lebih cerah."

"Bersama kita teguh, Bercerai kita runtuh."

Angkasa Raditya Putra
~____________________________~

Sesampainya di depan kelas, aku memutuskan untuk berdoa sejenak biar kagak ketularan sama kegilaan-kegilaan teman sekelas ku yang lain, cukup hanya normal saja yang bertingkah, jangan yang lain, diri ku ini kagak sanggup.

"Moga kelasnya aman, tenang, damai, sejahtera dan makmur sentosa" do'a ku dalam hati sambil berharap di kabulkan oleh Tuhan yang Maha Esa.

Setelah usai berdoa aku mantapkan hati dengan harapan yang ku jadikan doa tadi, membuka pintu kelas dengan gaya gentle penuh tekat dan keyakinan.

"Woaahhh"

"Subhanallah"

"Amazing"

"Daaaaebak"

"Sugoiiii"

Seru ku lantang melihat kelasku dalam keadaan kosong melompong kagak ada penghuninya.

"Alhamdullillah", kata ku sembari senyum terhura ehh terharu.

Kemudian aku sujud syukur 3 kali karena doa ku telah di kablkan.

"Kamu ngapain, sa ?"

"Sujud-sujud gitu kek nyembah pintu ?" Tanya normal yang berada di samping ku.

"Aahh, atau jangan-jangan kamu udah gak waras ya ??" Tebaknya ngawur.

"Aku masih waras tauk, otak ku masih ada, jiwa dan raga ku masih sehat belum sekarat dan aku masih disini berdua dengan mu, mal" jawabku agak sedikit dramatis.

"Trus ngapai sujud-sujud di depan pintu, kek gak waras gitu ?"

"Kalau masih waras, ayok buruan kelapangan" katanya lagi.

"Lah, ngapain kita kelapangan mal ?" Tanya ku dengan wajah polos yang mampu membuat normal kejang-kejang.

"YA MAU UPACARA BENDERA LAH PE'A, KAMU LUPA YA, HARI INI HARI SENIN."

Katanya dengan suara bagaikan petir yang memekakkan telinga.

"Oh upacara bendera toh" kataku dengan watados.

"Ehhh upacara bendera ???" ulang ku lagi.

Seketika otak ku loading...

1 detik...

2 detik...

3 detik...

"Adow, sakiiiiit, kepala ku" pekik ku sambil mengang kepala karena di tabok sama normal.

"Abis kamu Lola banget, ayok buruan ah kelapangan, udah mau telat nih, kamu mau kita di suruh bersihin semua toilet di sekolah" kata normal.

"Emang teman ku yang satu ini minta di benamkan ke kerak neraka nih, teman sendiri di tabok" kata ku dengan tampang murka ala dewa Zeus yang  kehilangan tongkat petirnya.

"Udah ah sa, nanti aja marahnya, sekarang kita kelapangan"

"Aku gak mau bersihin toilet lagi sa" katanya lagi sambil memegang tangan ku kemudian ngebirit lari.

"Aaihh, gak usah pegang-pengan juga kali mal, nanti cewek-cewek pada protes ke aku" sunggut ku padanya sambil melepaskan tanganku dari gengamanya.

Setelah sampai di lapangang.

ANGKASA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang