| 12

352 24 20
                                    

Crystall POV

"Sudah kau jangan terus menangis Crys, kau harus bisa melewati ini semua"tegas Louis

Aku menatap Louis sendu dan mengigit bibir bawah ku, aku kembali teringat dengan Aunty dan Uncle ku di Singapore. Aku ingin sekali pergi kesana tapi aku takut mereka tidak mengizinkan aku tinggal bersama mereka.

"Lou kau ingin membantu----

"Ingin sekali, tapi maaf aku tidak bisa. Ini masalah rumah tangga mu Crys, aku tak berani ikut campur, kau lihat kan luka disudut mata ku ini, bengkak dan masih terasa sakit karena dipukul oleh suami mu dan ditampar oleh Ibu mertua mu, maaf sekali lagi Crys tapi aku berjanji aku akan selalu ada untuk mu, karena kau sudah aku anggap seperti adikku sendiri"jelas Louis

Ya, bahkan Harry sudah tahu jika Louis menganggap ku sebagai adik nya. Aku pun sudah menganggap Louis seperti kakak-ku sendiri.

"Louis kenapa aku tidak disuruh ke Doncaster saja? Mungkin disana aku akan hidup tenang dan membiarkan Harry menikah lagi"ucap ku

"Soal itu aku tidak tahu, mungkin Harry berubah pikiran. Sudah okay jangan pikirkan, bisa-bisa kau akan sakit, owh kau sudah makan?"tanya Louis

"Sudah, tadi aku mampir ke restaurant"jawab ku

"Ehmn oke, ya suda aku pulang dulu, jika kau membutuhkan sesuatu telfon saja aku, jika Harry menyakiti mu aku akan menendang selangkangannya dengan keras, see you amour"

Aku terkekeh dan menyentil tangan nya karena mencolek daguku.

(Fyi, Amour= Cinta)

Louis itu sangat jago bahasa France nya, bahkan aku terkalakah kan oleh nya. Dulu kami sering bersaing, jika dalam 3 tahun bisa lancar bahasa France maka otomatis si orang yang kalah harus mentraktir orang yang menang dan kalian pasti tahu siapa yang kalah dan menang.

Well, tentu saja aku yang kalah.

Louis pergi dari rumah ku, digantikan Harry yang datang dibalik pintu bersama wanita itu, yang kata Louis bernama 'Kenzia'

Harry menatap ku dalam dan duduk dihadapan ku "Kau bisa lepas cincin mu itu?"tanya Harry

Aku menatap cincin yang terpasang dijari manis ku, ini cincin pernikahan ku dengan Harry.

"Ke-kenapa? Kau--kau mau apakan cincin ini?"tanya ku gemetaran

"Lepaskan saja, nanti kau akan tahu!"ucap Harry sarkas

Aku menatap Kenzia yang menunduk disamping Harry, tangan mereka saling bertautan. Aku ingin sekali menepis tangan wanita itu tapi ARGHHH AKU SUDAH TERLALU CEMBURU...

Plakk

"Crystall!!"bentak Harry ketika aku menampar wajah Kenzia keras

Harry menatap ku tajam, dada nya naik turun dan tangan kanan nya merangkul Kenzia.

"Kau..wanita kurang ajar! Kenapa kau merebut suami ku huh?!??!! Apa tidak ada pria lain yang bisa kau cintai selain suami ku?!?!!? Kau sadar? Kau telah merusak keluarga ku sialan!! Kau merusak masa depan kami berdua, kau jalang kecil sialan! Ka---

"CRYSTALL!!!"teriak Harry dengan amarah

Aku menatap mata Harry walaupun air mata ini bercucuran. Masa bodoh!

"Apa huh?!?? Ingin membela wanita itu? Ck! Dimana Harry-ku yang dulu?! Yang selalu melindungiku dari cemooh orang lain?! Kau berubah Har hiks..kau tega kepadaku!"isakku

Aku melindung ku wajah ku ketika tangan Harry bersiap menamparku, tetapi tidak kunjung sakit. Aku melepaskan kedua tangan ku dan melihat, seseorang menahan tangan Harry. Itu Ibu.

Ibu menghampiri ku dan menamparku lebih keras, sangat keras.

"Kau..menampar calon menantu ku huh?!?? Berani nya kau menampar dia! Kenzia tidak salah, kau yang salah! Kau tidak bisa memberikan Harry keturunan! Harry Ibu sudah muak melihat wajah jalang kecil ini! Secepat nya kau ceraikan dia!"ucap Ibu lalu pergi

Harry mengangguk dan membawa Kenzia kedalam pelukannya dan menenangkan wanita itu dipelukan hangat nya. Ya tuhan, aku merindukan Harry yang dulu.

"Ssshh sudah sayang, don't crying"ucap Harry lembut kepada Kenzia, sialan kau!

***

Malam pun tiba, aku baru saja selesai mandi dan akan turun kedapur karena aku baru ingat jika Ibu, Harry dan Kenzia sedang diluar.

Malam ini aku akan memasak soup ayam saja, masih ada bahan masak nya di kulkas.

"Aku harap cucu ku laki-laki"

"Ibu do'a kan saja supaya aku dan Kenzia cepat-cepat menikah"

Pembicaraan yang sangat menyedihkan. Andaikan aku bisa memberikan Harry keturunan, aku akan menjadi wanita beruntung dibumi ini.

Kehilangan rahim dan bayi ku, sungguh aku juga tidak mau tapi bagaimana lagi Tuhan yang sudah menakdirkan itu semua aku perlu bersabar dan banyak berdo'a saja.

"Iya tidak seperti dia! Tidak bisa memberikan Ibu cucu"

Ibu menatap ku tidak suka, tidak dengan Harry dan Kenzia. Mereka biasa saja ketika Ibu berbicara seperti itu.

"Ibu sudah makan?"tanya ku

"Belum, eumm harry kenzia, kita makan malam diluar yuk, Ibu bosan makanan buatan rumah apa lagi jika dia yang buat, Ibu takut makanan nya diberi racun oleh dia"ucap Ibu

Deg.

Ya tuhan aku tidak sekejam itu kepada Ibu mertua ku. Mana mungkin aku memberikan racun kepada nya, aku masih memiliki etika dan hati. Tak mungkin aku sembarangan membunuh orang yang aku sayangi dengan memakai racun.

"Well kami makan malam diluar saja, kau makanlah sendiri!"ucap Ibu lalu pergi, disusul oleh Kenzia dan Harry.

Lagi, air mata ku turun. Aku dengan cepat menghapus air mata ku dan menarik nafas dalam-dalam.

"Kau yang kuat Crys, jangan sedih"batinku

Tapi bagaimana lagi, perkataan Ibu membuat hati ku perih dan sakit. Aku terluka.

Mom you hurt me..but i can't hate you
  -Crys





Nexxt?! Komen+vote

After Wedding // HarbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang