"Mampir ke supermarket dulu ya, Namjoon"
"Heum"
Karena anak-anaknya yang ketiduran setelah makan siang, akhirnya Seokjin ikut tidur juga dan berakhir pulang bersama Namjoon.
Dan kini ia tengah bersiap-siap, membereskan apa yang tadi ia bawa, memasukkannya ke dalam tas dan meletakkannya di dalam stroller Jungkook.
"Hati-hati, Namjoon"
"Heum"
Dan bayi itu sendiri, kini tengah digendong oleh ayahnya. Namjoon yang sudah mulai bisa menggendong bayi setelah berulang kali mencoba. Bukan hal yang mudah untuk mencapai fase ini memang.
Ajaibnya, entah bagaimana ceritanya, tapi Seokjin yakin sekali. Jungkook menyukai Namjoon. Terlepas dari cekcok yang pernah ia alami bersama sang ayah sebelumnya, kini bayi itu suka sekali kalau ada Namjoon. Selalu mencari alasan agar setidaknya bisa digendong oleh ayahnya itu.
Sangat berbeda dengan si kakak yang masih suka mencari keributan dengan sang ayah.
"Imin mawu coye"
"Tidak bisa, Jimin. Strollernya terlalu besar, Jimin belum bisa mendorongnya" jawab Seokjin lembut.
"Kau itu pendek, bocah. Mana bisa"
Nah kan. Sepertinya memang si ayah kekanakan ini juga suka ribut dengan anaknya sendiri.
"Imin bica!"
"Namjoon, sudahlah. Jangan menyusahkanku lagi"
"Aku hanya bicara fakta, Jinseok"
"Mimi cana! Imin mawu coye!"
Astaga. Bahkan anak sulungnya itu kini mendorongnya agar menjauhi stroller si adik. Meski dirinya sama sekali tidak terdorong karena kekuatan anak itu masih terbilang kecil.
"Jimin, jangan dengarkan kata Papihmu ya? Sini pegang tangan Mamih dan kita belanja"
Mencoba menggapai tangan kecil yang berada di kaki panjangnya.
"Imin mawu coye!"
Astaga.
"Biarkan saja Jinseok. Tinggalkan saja dia disini"
Seokjin membelalakkan kedua matanya saat Namjoon tiba-tiba menariknya.
"Mimi!"
-*123*-
Setelah drama tidak jelas keluarga kecilnya itu, akhirnya kini Seokjin sudah tiba di supermarket. Sungguh perjalanan yang luar biasa lamanya.
"Eummmm~"
"Kau ini kenapa? Kau kira aku tidak lelah apa menggendongmu terus? Lepaskan"
Seokjin memang bilang kalau Jungkook menyukai ayahnya. Tapi bertepuk sebelah tangan. Ayahnya masih nampak sama saja, selain skill menggendongnya yang mulai meningkat.
Jemari kecil itu mencengkram erat kemeja sang ayah, protes saat dirinya akan didudukkan di trolley yang Seokjin bawa. Jangan lupakan bibir kecilnya yang juga turut mendukung aksi protesnya.
"Gendong saja, Namjoon. Kookie itu menyukaimu"
"Tapi aku tidak menyukainya, Jinseok. Aku menyukaimu"
Dua kalimat yang disatukan dan menimbulkan dua reaksi berbeda. Kesal di awal dan merona di akhir. Astaga. Memalukan sekali.
"Waaaa!"
Belum sempat Seokjin membalas, teriakan sang bayi membuatnya kembali ke dunia nyata. Jungkook yang berteriak saat pantat montoknya sudah mendarat di besi berlapis selimut kecilnya. Dengan kedua tangan terangkat, ingin berada dalam dekapan sang ayah lagi.