"Kookie?"
Seokjin mengerut bingung saat menengok ke kamar anak-anak dan hanya mendapati si sulung yang memeluk erat boneka kuningnya. Tidak ada bayi gembil lainnya disana.
Ia semakin mendekat dan mengangkat selimut pink milik si bungsu. Mengira jika bayi itu bersembunyi disana.
"Tidak ada" gumamnya.
Mengelus Jimin sebentar sebelum kembali berdiri dan beranjak keluar.
"Kemana anak itu?" gumamnya pelan.
Seokjinpun mulai berkeliling ke apartemen yang tidak terlalu besar itu. Mencari keberadaan bayi yang belum bisa berjalan sendiri itu dengan seksama. Bisa saja kan bersembunyi di tempat-tempat yang tidak terlihat.
"Apa sih?!"
Kepala Seokjin menoleh saat mendengar suara sang suami yang lumayan keras. Dan tersenyum kecil ketika menyadari pintu kamarnya terbuka.
Perlahan mendekat dan hanya berdiri di dekat pintu saja. Mengintip dari sana tanpa berniat mendekat dulu. Mengawasi sebentar.
Nafasnya perlahan mulai tenang lagi begitu inderanya melihat sosok yang daritadi ia cari. Sosok yang seharusnya masih tidur sambil memeluk boneka pinknya.
"Kalau mau tidur ya tidur saja, jangan menggangguku"
Tentu saja itu bukan suara si bayi.
"Bwiiiibwiiiii"
Seokjin bisa melihat si bayi yang berusaha masuk ke dalam gumpalan selimut yang terkunci rapat. Seolah tak mengizinkan siapapun untuk ikut berlindung dalam kehangatan.
Sudah Seokjin bilang kan kalau anak bungsunya itu menyukai si ayah alias suami Seokjin sendiri?
Entah bagaimana anak itu bisa menghafal dimana ia harus mencari ayahnya meski baru beberapa hari pindah ke apartemen ini.
Satu yang Seokjin tangkap. Anak-anaknya cerdas. Baik Jungkook maupun Jimin. Cepat belajar dan mengingat sesuatu dengan baik. Meski belum bisa singkron dengan mulut kecil mereka. Seperti contohnya yang barusan Seokjin dengar, bagaimana si bungsu memanggil ayahnya dengan tidak jelas begitu. Bahkan Seokjin yakin jika air liur anaknya akan kemana-mana saat memanggil Namjoon.
"Bwiihhhh!"
Akhirnya Seokjin yang kasihan menyerah juga. Ia mendekat dengan pelan-pelan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, kemudian membantu si bayi yang nampak ngotot sendiri.
Membantu membuka selimut Namjoon.
"Papih, anaknya ingin tidur dengan ayahnya ini" ujarnya setelah berhasil memunculkan sosok yang sangat jelas terganggu itu.
"Kenapa denganku? Dia bisa tidur sendiri di kamarnya"
"Namjoon, Kookie ingin tidur denganmu"
"Aku tidak perduli, Jinseok. Lebih baik kau kembalikan ke kamarnya dan kau segera tidur disini"
Kamar anak-anak memang terpisah dengan kamar ini. Tidak mudah memang membiasakan mereka tidur sendiri, hingga sekarang. Seokjin harus menidurkan mereka dulu sampai benar-benar nyenyak, sebelum ia bisa meninggalkan mereka dan kembali ke kamarnya sendiri.
Seokjin juga sengaja tidak mengunci atau menutup kamar, agar jika anak-anaknya membutuhkan sesuatu atau terbangun tiba-tiba dan menangis, ia masih bisa mendengarnya.
Hanya ada pagar setinggi lututnya untuk perlindungan di kamar anak-anak, yang kebetulan tadi terbuka. Hingga si bayi bisa leluasa keluar sendiri.
"Bisakah kau memeluknya sebentar saja, Namjoon? Setidaknya sampai Kookie tidur"