Bonus terakhir

9.7K 1K 130
                                    

Namjoon sebenarnya lebih memilih untuk bekerja di kantor, daripada terlibat langsung dengan dua cecurutnya yang kini seakan tak bisa melepaskannya sedikitpun.

Menemani dua anak itu bermain. Yang satu maunya dipangku, yang satunya lagi berada di depannya.

"Aku mau ke kamar mandi" pamitnya seraya berdiri.

"Imin icut"

Si sulung ikut berdiri, sementara si bungsu yang belum paham itu ikut-ikutan berdiri saja.

"Aku hanya ke kamar mandi, Bocah. Untuk apa kau ikut?!"

"Imin icut Pipi!"

Bahkan tangannya sudah mencengrkam erat celana panjang yang Namjoon gunakan. Yang tentu saja aksi itu ditiru oleh adiknya.

See? Bahkan ke kamar mandi saja harus beradu mulut dulu.

"Terserah kalian"

Namjoonpun membiarkan dua anak itu mengikutinya. Berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari ruang bermain anak-anak.

"Tunggu di luar, jangan ikut masuk"

Dilepasnya dua tangan kecil itu dari celananya.

"IMIN ICUT!"

"Kau mau melihat apa memangnya di dalam?! Kau pikir aku akan bermain apa kalau di dalam. Kalau bisa 'berduet', kenapa harus bermain 'solo' coba?!"

Jimin yang belum paham apa yang Ayahnya maksud itu hanya berkedip-kedip tak mengerti.

"Imin nda tawu" ucapnya polos.

"Pokoknya tunggu disini dan tidak boleh ikut masuk ke kamar mandi"

Tak mau berdebat terlalu lama lagi, Namjoonpun segera masuk ke kamar mandi dan membiarkan dua anaknya yang mulai berteriak memanggilnya.

"PIPI!!"

"BWIIII!"

Ia hanya ingin buang air kecil, sudah seperti ditinggal di rumah sendirian saja.

-*123*-

"Mimi mana, Pi?"

"Ke Rumah Sakit"

"Iyun mana, Pi?"

"Dengan Mamihmu"

"Iyun ama Mimi?"

"Heum"

"Imin mawu icut"

"Ya sudah, berangkat sendiri sana. Setidaknya kau bisa mengurangi bebanku kalau pergi"

"Ama Pipi ya?"

Namjoon hanya memutar bola matanya malas. Anaknya ini cerewet sekali. Sungguh. Masih cadel juga, bicaranya banyak sekali.

"Bwuiiihh"

Dan ada anak lain yang ingin diperhatikan olehnya. Sosok yang lebih muda di pangkuannya.

"Bibirmu kenapa sih? Memanggilku saja tidak benar. Kau kira aku ini Bibimu apa? Tidak menghargai sekali jasa-jasaku dalam pembuatanmu"

"Bwui?"

"Bocah, ajari adikmu bicara yang benar" suruh Si ayah pada anak sulungnya.

Seakan diberi mandat penting oleh ayahnya, Jiminpun mengangguk dan menarik paksa kepala si adik agar menghadap ke arahnya.

"Pipi! Ici iyang Pipi!" perintahnya pada si bayi.

"Buwiii!"

"PIPI!"

Pregnant Mommy [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang