Absen dulu yang masih nyimpen cerita ini di wp-nya😅
-*123*-
"Pipi puyang!"
"Pwii!"
Semakin terbiasa dengan betapa ramai rumahnya dengan tiga anak kecil disana. Yah, meskipun satu diantaranya belum bisa ikut memanggilnya. Hanya duduk tenang di sofa kecilnya.
Membiarkan dua anaknya berlarian menghampirinya. Hingga sampai di depannya dan langsung memeluk kaki panjangnya.
"Jinseok"
Mengabaikan dua anak yang masih bergelantungan di kakinya dan lebih memilih berjalan menghampiri sang istri. Dengan langkah terseret-seretnya. Menyeret dua anaknya.
"Kenapa kau tidak menyambutku juga?"
Yang ditanya hanya memutar bola matanya malas.
"Aku sedang menyuapi Jihoon, Namjoon" tunjuknya pada si bayi yang duduk tenang di sofanya.
Usia Jihoon memang sudah enam bulan. Sudah bisa mulai menikmati hidangan lainnya selain ASI dari sang Ibu.
Seperti sekarang misalnya. Makanan berbentuk sangat encer yang tetap berisi campuran ASI. Masih belajar makan memang.
"Dia sudah bisa makan?"
Berbeda dengan si ayah yang langsung berjongkok, menyamakan tingginya dengan si bayi yang meski sudah berjongkok, tetap tinggi si ayah.
"Kau kira usia Jihoon masih berapa bulan?"
Namjoon hanya mengedikkan kedua bahunya.
"Dua anak ini sudah sangat menghabiskan waktuku"
Yang dimaksud tentu saja dua anak yang kini masih menempelinya. Yang lebih kecil meminta perhatian dengan memeluknya dari depan, sementara yang lebih besar sudah naik ke punggungnya. Memanfaatkan kesempatan saat Namjoon sedang berjongkok.
"Pipi pecayat!"
"Pawatt! Ici pawat!"
Dan saling berteriak di dekatnya. Dengan suara nyaring mereka.
"Papih mandi dulu, baru main pesawat-pesawatannya" jawab Namjoon.
Sudah mulai bisa menyaring kalimatnya. Menyebut dirinya sendiri dengan sebutan ayah.
Dan tentu saja semakin paham bahasa bayi dua anak ini.
"Imin mawu mandi uga!"
"Ici mancii!"
Jungkook yang sudah mulai bisa bicara itu biasanya hanya ikut-ikutan apa yang kakaknya ucapkan. Dan bahkan menyebut dirinya sendiri seperti panggilan yang kakaknya berikan.
"Kalian belum mandi?" tanya Namjoon.
"Imin benyum mandi!"
Menatap tak percaya ke arah sang istri yang kembali sibuk menyuapi si bungsu.
"Mereka yang tidak mau dimandikan. Katanya menunggu Papih pulang" sahut Seokjin meluruskan.
Namjoon hanya bisa menghembuskan nafas panjangnya. Dan akhirnya, karena tak mau terlalu panjang ceritanya, iapun membawa dua anak itu.
Satu di apitan tangan kanannya, sementara satu lainnya di sebelah kirinya. Dengan gelak semangat dua anak itu.
Seokjin hanya bisa tersenyum melihat pemandangan itu. Hidupnya terasa sangat berwarna sekarang.
Bahkan ia sudah bisa mempercayakan sang suami untuk memandikan anak-anak mereka. Membiarkan dengan dunia mereka sendiri.
"Iya, iya"