"Tidak mau, kau bisa makan sendiri"
"Kookie menyuapimu, Namjoon. Bukan ingin disuapi"
Namjoon menatap kembali ke arah tangan kecil yang menyodor padanya, memastikan kebenaran ucapan Seokjin padanya. Hingga ia kemudian mendekat dan membuka mulutnya lebar.
"Bwiiii!"
Bayi itu nampak senang saat akhirnya kue yang ia sodorkan ke mulut sang ayah, diberi tanggapan positif oleh Namjoon.
"Jangan makan tangan Kookie, Namjoon"
Meski tangan kecilnya juga ikut masuk ke dalam mulut besar sang ayah.
"Tangannya terlalu kecil, Jinseok. Bukan salahku kalau tangannya ikut termakan"
Basah sepenuhnya. Jungkook menatap ke arah tangannya sendiri, kemudian menunjukkannya pada sang Ibu.
"Mimiiii"
"Papihmu memang suka bercanda begitu, Baby. Jangan ditiru"
Seokjinpun mengangkat si bayi ke dapur. Mengguyur dan memberi sabun pada tangan basah itu sebelum mengeringkannya. Dan kembali dengan keadaan tangan yang sudah bersih.
"Bagaimana Kookie tadi?" tanya Seokjin.
"Merepotkan"
"Tapi menyenangkan bukan pergi bersama Kookie?"
"Tidak, Jinseok. Aku tidak mau lagi"
Seokjin memutar bola matanya malas, sudah sangat biasa mendengar jawaban tanpa antusiasme penuh kejujuran itu terucap dari sang suami.
"Tadi Hoseok kemari dan aku bilang kalau kau belanja bersama Kookie"
"Ya, dia mengolok-olokku tadi. Terimakasih atas jawabanmu yang sangat tidak membantu itu"
Namjoonpun mulai membaringkan tubuh besarnya, hampir menimpa Jungkook kalau tidak segera Seokjin tarik bayi itu menjauh.
"Susunya sudah kubelikan"
Seokjin menghembuskan nafas panjang saat si bayi justru dengan semangatnya mendekati sang ayah yang sudah dalam posisi berbaring itu. Naik ke atas tubuhnya dengan gusi kelinci yang menggemaskan.
"Kau harus menepati janjimu, bayi"
"Namanya Kookie, Namjoon"
Bahkan memanggil anaknya saja 'bayi' dan 'bocah'. Sungguh bukan ayah yang bisa menjadi panutan kaum pria.
"Anak ini sudah berjanji padaku, Jinseok"
"Janji apa?"
Heol. Mana mungkin bayi yang bahkan belum bisa berjalan sendiri saja bahkan mengucapkan janji? Konyol.
"Karena aku sudah membelikannya susu, maka jatah susu dari Ibunya akan menjadi milikku"
Astaga. Perjanjian macam apa itu?! Dan kenapa ia ikut terseret dalam perjanjian sepihak itu?!
"Jangan mengada-ada. Meskipun Kookie mau meminum susu formulanya, dia tetap masih harus menyusu padaku, Namjoon"
"Perjanjiannya sampai susu formulanya habis, Jinseok"
"Mana ada. Sudah, jangan bicarakan hal tak masuk akal begitu"
-*123*-
Tak terasa, usia kandungan Seokjin sudah berjalan lima bulan. Perutnya sudah semakin terlihat, meski belum terlalu buncit berkat proporsi tubuhnya yang tumbuh ke atas.
"Namjoon, aku pinjam bajumu ya"
"Kenapa? Bajumu sudah habis? Beli yang baru saja"
Dengan sang suami yang masih begitu-begitu saja.