EPISODE 4 (IBU)

56 9 1
                                    


Tak lama kemudian bunyi ponsel berdering ditanganku,ternyata itu adalah panggilan masuk dari ibu, segera aku mengangkat telepone dan mendengarkan suara ibu.

“Iya ibu, ada apa malam-malam menelpon ?”. tanyaku memastikan apa yang akan ibu sampaikan.

“Itu..Apakah kamu sudah sampai?,dari tadi kau tidak mengabari ibu”.

Suaranya yang lunglai membuatku binggung harus berkata apa,kuhirup nafas panjang sebelum aku mulai berbicara kepada ibu.

“Maafkan aku bu!, ini baru pertama kalinya aku keluar sendiri,aku sekarang berada di hotel yang sangat mewah!.

Dan persiapan disini sangat sibuk sehingga aku belum sempat mengabarimu.

Apakah ibu tahu..!? disini banyak makanan yang enak bu!, banyak jenis makanan tertata rapi diatas meja panjang dan semua bisa diambil sesukanya!,namun...sulit mencari tempat duduk disini hingga aku khawatir dengan pencernaanku”.

“Syukurlah jika begitu,Khriswant..! maafkan ibu jika selama ini tidak pernah menyenangkanmu dan ibu harap kau men..-” tersahut

“Haess apa yang ibu bicarakan,selama ini kau memberiku makan dan kasih sayang yang cukup, jadi jangan terlalu khawatir,aku disini juga baik-baik saja, makanlah yang teratur dan tidur yang nyenyak.

Tetaplah sehat dan tunggu aku sukses,mengerti?, aku tutup dulu bu!”. Ttutt..telepon dari ibu telah berakhir dan seperti yang sudah kukatakan,semua akan baik-baik saja.

Hari setelah olimpiade ~

Drtt.. dering panjang dari saku bajuku yang manandakan adanya panggilan masuk dari seseorang,kulihat terlebih dahulu dan ternyata wali kelas berlogat rewelah yang menelpon.

“Wow Khriswant..!, apakah kau gila atau apa ha!?, aku telah mendapat laporan!,dengan mudahnya kau memenangkan olimpiade ini padahal aku takpernah lihat kau berjuang sebelum berperang!”.

”Dasar,bisakah kau memberiku sebutan lebih baik dari pada gila..?”.

“Ayolah..!,anak ini tak bisakah kau lebih sopan padaku?,baiklah aku akan memberikan julukan padamu!.

Oh yaampun..! kau pasti kesal karena akomodasimu,ayolah aku juga kesal akan hal itu, harusnya memang mereka sedikit lebih mengusahakan untuk fasilitasmu.

Nah...sekarang biarkanlah aku meneraktirmu apa yang harus kulakukan untukmu sekarang?,ayo katakan!”.

“Kututup telepone kalau sudah tiada yang ingin dibicarakan lagi”. Ttutt telepon mati.

“Hei!,Khriswaant..!,astaga anak ini untung dia autis jika tidak akan kucincang kepalanya!, hah astaga tekanan darahku..!”.( mendengus kesal )

Banyak hal hebat yang terjadi pada hari ini,mulai dari saat aku memenangkan olimpiade dan beberapa gelar lainya,namun tiada satupun yang memberikan ucapan kepadaku selain pembawa acara dan walikelasku,pada saat itupun aku merasa kalaupun toh aku tidak memiliki keterbelakangan mental setelah kejadian itu,apakah mungkin hidupku akan tetap seperti ini.

Apakah aku harus menelpon ibu untuk memberitahu hal ini, ah aku juga ingin tahu bagaimana kabar Lia,tapi sekarang pukul 9 malam, atau mungkin menelpon dipagi hari bukan ide yang buruk”.

Taklama kemudian ponselku berdering untuk kesekian kalinya, ternyata itu panggilan masuk dari ibu.

“Halo ibu!, baru saja aku ingin mene..”,belum selesai aku bicara terdengar suatu teriakan yang mengagetkanku,teriakan itu seperti...
“KAKA!! KAKA! HOOMAA...!”. Itu suara Lia aku sangat mengenalnya dan tak lama kemudian bergantilah orang yang berbicara pada telepone.

“Khriswant..!,Khriswant cepat kau pulang ibumu sedang sekarat dirumah sakit sekarang..!, Khirswant!!"

Degg!

SWIPE >>

THIS SCREENSHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang