EPISOD 8 (Pria Berjubah Putih)

43 10 1
                                    

Khriswant POV

Ngungg...

pandanganku buram pada saat aku mulai membuka mata, tiba-tiba aku mendapati diriku sudah berada diatas ranjang rumah sakit dan dengan samar aku melihat nametag menempel dijubah putih bertuliskan Joe Na Than.

"Apa kau sudah sadar..?, Apa kau sudah merasa lebih baik setelah memukul barang-barang disini?".

Tiba-tiba dia bertanya kepadaku sambil mengeluarkan pecahan kaca yang terdapat pada luka dibetisku dan menjahitnya.

"Ini tiada hubunganya dengan anda,Pak". aku melihat ke jendela memalingkan wajahku darinya.

Kemudian ia mulai berbicara dengan gaya klasik dan sangat santai.

"Jangan berpura-pura. Hanya karena kau mengeluarkan rasa frustasimu,bukan berarti kau berhasil membalaskan dendamu, dan bahkan jika kau berteriak-teriak dengan mengayunkan tongkat infus, orang-orang itu mungkin tidak akan mengingat siapa dirimu".

Aku tetap diam mendengarkan apa yang ia katakan,karena itu semua memang ada benarnya bagiku.

"Jika kau memang sungguh-sungguh ingin membalaskan dendam, jadilah orang yang lebih baik dari mereka. Jangan membalas dendam dengan amarah, namun balaslah dengan keterampilanmu yang terpendam didalam egomu. Paham!?".

Jika kau tidak berubah maka yang lainpun tidak akan ada yang berubah

Apa ini!, ucapanya seakan merubah pandanganku,aku mulai membalikan badanku guna untuk melihatnya namun!, ia telah pergi keluar dan pandanganku masih saja buram.

"Dokter!".

Aku memanggilnya dan berusaha keluar mencarinya dengan luka yang kupunya, alhasil aku terlambat dan ia telah menghilang entah dimana.

"Dokter".

Jangan membalas dendam dengan amarah, namun balaslah dengan keterampilanmu yang terpendam didalam egomu

Aku menangis merenungkan perkataan dokter itu dengan menundukan kepala ditengah keramaian orang yang berlalu lalang di rumah sakit besar ini.

Aku tek pernah mendengar kata-kata seperti ini dari orang lain kecuali ibuku.

"Bagaimana orang sepertiku bisa melakukan hal seperti itu?, terutama orang sepertiku!". aku menjerit keras didalam hatiku sambil menangis menegaskan apakah orang sepertiku bisa melakukanya, bahkan aku juga mengingat hal yang telah terjadi kepada keluarga kecilku.

Jika kau tidak berubah maka yang lainpun tidak akan ada yang berubah.

Namun, kata-katanya yang terus membayang-bayangiku membuatku tak ingin terjatuh lebih dalam lagi.

Aku masih berdiam berdiri ditempat ini, hingga sampai pada saat aku mengingat sesuatu.

Kubulatkan tekad, aku mulai maju bergerak agar yang lain bergerak, aku mulai mendobrak dan berubah agar yang lain berubah.

Karena aku masih punya satu permata.

~Lia.







10 TAHUN KEMUDIAN









Ttap tap tap. Terdengar langkah kaki seorang pria berjubah putih, dengan sangat gagah ia membuka pintu UGD menggunakan kedua tanganya.

Mereka yang berpapasan denganya menundukan kepala guna untuk menghormatinya, para perawat,team sar dan tak terkecuali dokter.

Masa-masa kelamnya kini telah sedikit terlewati, seperti baru kemarin ia harus terpaksa menegak cairan empedu mentah, namun kini ia mulai mencicipi manisnya setetes madu.

Terdengar suara memanggilnya dari belakang, dan ia pun mulai menoleh

"Dokter Khriswant !, Operasi akan dilaksanakan sebentar lagi".












~Bersambung~




































TBC

Halo-Halo semua, Khamsamida karena telah mendukukung cerita ini, gaknyangka banget bisa masuk rank 😭, dukung terus cerita ini dengan cara memfollow dan vote dengan ikhlas.

Karena kalianlah permataku, uwuu💫

THIS SCREENSHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang