Tahun ajaran baru telah tiba, keseharian yang membosankan kembali lagi dalam kehidupannya. Begitulah yang ada dalam pikiran remaja berumur delapan belas tahun itu, Baek Jiheon.
Seorang pelayan dengan telaten melakukan pekerjaan pertamanya pada pagi hari itu, menyiapkan pakaian seragam, membuka gorden kamar, hingga membangunkan si pemilik kamar.
"Nona? Sudah waktunya anda bangun." panggil sang pelayan dengan sopan.
"Kau sangat lembut, bibi." terdengar suara wanita lainnya yang datang dari arah pintu.
"Selamat pagi nona." sapa sang pelayan yang beralih pada wanita itu.
"Panggil aku Minju, bibi." balas Minju.
"Aku bukan seseorang yang pantas dipanggil nona." sambungnya.
"Ah baiklah nona. Eh maksudku Minju..."
"Bibi lanjutkan pekerjaan bibi saja, biar aku yang membangunkan Jiheon."
©WHEN WE 18©
Gerbang sekolah yang terbuka lebar menandakan bahwa dia siap menyambut para murid yang kembali dari libur panjang mereka.Jiheon dan Minju berjalan beriringan memasuki sekolah yang sudah lama tidak mereka kunjungi, sesekali keduanya tertawa karena bercerita tentang hal memalukan.
Grebbb...
"Aaaa.. Ya Ampun..."
Jiheon dan Minju hampir oleng ke belakang kalau saja Jaemin tidak menarik keduanya, kedua gadis itu menoleh dengan kesal ke arah sang pelaku.
"Ya Ampun Jaemin? Kau tidak ada pekerjaan lain apa selain mengejutkanku?" ucap Jiheon dengan nada yang meninggi.
"Mengejutkanmu? Aku hanya mengejutkan Minju dan kau ikut terkejut, kan bukan salahku." ujar Jaemin kemudian menjulurkan lidahnya.
Gadis Kim itu hanya tertawa pelan kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan kedua temannya yang beradu mulut.
"Yak! Minju! Tunggu aku!"
©WHEN WE 18©
"Selamat pagi." sapa Minju pada gadis yang duduk di bangku depannya, gadis Kim itu mendudukkan dirinya di bangku kemudian mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
"Minju-ya, kenapa kau meninggalkanku?" ucap Jiheon sembari melirik Jaemin.
Minju hanya menggelengkan kepalanya kemudian pandangannya kembali terfokus pada buku yang berada di kedua tangannya.
"Dimana Jinyoung?" ucap Jaemin sembari mengedarkan pandangannya di penjuru kelas.
Minju yang tersadar ikut mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas, "Dia belum datang? Biasanya dia sudah datang lebih awal."
"Ah iya iya, kemana anak itu?" gumam Jiheon sembari memijat pelipisnya.
"Selamat pagi semua..."
Seisi kelas menoleh bersamaan ke depan kelas, mendapati seorang pria bertubuh jangkung berkaca mata.
"Seingatku hari ini tidak ada mata pelajaran Bahasa Inggris." bisik Jaemin.
"Saya membawa anggota kelas baru untuk kalian." ucap Suho, selaku guru bahasa inggris dan wali kelas dari kelas 3-2.
Suasana kelas mendadak berisik, hampir semua murid yang ada di dalam membicarakan tentang murid baru itu. Jiheon hanya terdiam sembari terus menghadap ke arah pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
When We 18
RandomPersahabatan adalah hal yang indah. Menjadi salah satu tujuan bagi mereka yang ingin menjalin sebuah hubungan dengan orang lain. Dunia akan menjadi lebih indah jika kisah persahabatan yang mereka jalani berlanjut hingga tahap dimana mereka berada p...