New Story
###
Part 12
###
Sekali lagi Cassie mematut wajahnya di depan cermin. Memastikan riasannya seperti yang ia inginkan, memastikan anting di telinganya terpasang erat, memastikan tidak ada helaian rambutnya yang mencuat tidak tepat pada tempat seharusnya, dan terakhir lipstik di bibirnya yang tergores. Saga sangat menyukai warna merah dengan kesan mengkilap. Lebih sensual dan menggoda. Ia tak pernah menyerah mendapatkan perhatian pria itu meskipun apa yang akan ia dapatkan tak akan lebih banyak dari sebelum-sebelumnya.
Cassie berdiri, membenarkan ujung gaunnya yang selutut, tanpa lengan, dan warna merah yang memamerkan setengah kulit di punggungnya. Kepalanya berputar menatap jendela kamar tamu itu dengan hatinya ceria. Sungguh pagi yang sempurna.
Tak sampai dua menit, ia sudah berdiri di ujung tangga lantai dua. Berbelok ke sebelah kiri menuju satu-satunya pintu ganda di sana. Namun, langkahnya terhenti dan wajahnya seketika mengeras ketika pintu itu tertarik membuka dan seorang wanita keluar dari sana. Dengan langkah lebar, ia melenyapkan jarak di antara mereka penuh amarah menggebu.
"Siapa kau?" gertak Cassie yang langsung mencekal pergelangan tangan Sesil.
Sesil terhuyung ke belakang, tercengang menemukan Cassie dengan ekspresi murka dan mata membelalak kejam di hadapannya. Dengan tergagap ia menjawab, "Aa ... aaku ..."
"Kenapa kau keluar dari kamar Saga?" geram Cassis tak sabar memotong jawaban Sesil. Ia bahkan tak berani melewati pintu kamar pribadi Saga kecuali dengan ijin pria itu. Tentu saja kecemburuan membakar hatinya menemukan wanita asing dengan kulit pucat dan penampilan seperti pengurus rumah tangga keluar dari kamar Saga. Sialan, ia baru teringat jika pengurus rumah tangga Saga semuanya mengenakan seragam. Siapa wanita ini? Pertanyaan yang sudah ia curigai jawabannya membuatnya meraung dalam hati.
Mata Cassie semakin berkilat keji menemukan ruam merah di leher ketika rambut Sesil tersingkap karena gelengan keras wanita itu. Cassie lebih mendekat, menarik rambut Sesil hingga kepala wanita itu terdongak dengan keras.
Sesil mengerang kesakitan. Menahan tangan Cassie di rambutnya demi mengurangi rasa nyeri di ujung kepala dan lehernya. Namun, tangan Cassie yang lain meraih leher dress yang ia kenakan dan menariknya terbuka hingga satu kancing terlepas dan terlempar ke lantai.
Mata Cassie semakin memerah dan napasnya tersengal oleh emosi yang membludak di dadanya menemukan bekas memerah yang semakin banyak di bagian tubuh wanita itu yang tertutup. Siapa meninggalkan tanda di sana tentu tak perlu dipertanyakan lagi. Ia benci dengan wanita-wanita yang disentuh Saga. Ia benci dengan wanita-wanita yang berhasil menarik perhatian Saga. Dan kenyataan bahwa wanita satu ini keluar dari kamar pribadi Saga tentu membangunkan singa yang mendengkur di dalam dirinya. Ia bisa bertindak kejam pada wanita yang berani melirik Saga, kali ini ia punya alasan untuk membunuh wanita sialan ini. "Apa kau pelacur Saga? Beraninya kau masuk ke kamar pribadinya. Siapa yang mengijinkanmu masuk ke sana?"
"Aakhh ..." Sesil berusaha menahan jambakan Cassie yang semakin menyakitinya dan membuat matanya berair. Bibirnya hanya mampu mengerang tanpa menjawab pertanyaan Cassie meskipun ia tak sungguh-sungguh ingin menjawab. Apalagi untuk meminta tolong Saga lepas dari cengkeraman iblis wanita ini. Saga tentu akan tersenyum puas menyaksikan penderitaannya seperti ini.
"Lepaskan dia, Cassie?!" geraman tertahan dari ambang pintu membuat perhatian Cassie teralih. Wanita itu menoleh tanpa melepaskan cengkeraman sangat kuatnya di rambut Sesil.
"Siapa dia? Beraninya dia keluar masuk di kamarmu?" desis Cassie di antara bibirnya yang menipis menahan kemurkaan.
Saga berjalan mendekat. Menghentakkan tangan Cassie dari kepala Sesil dan menarik wanita itu menjauh dari jangkauan kemarahan Cassie. Cengkeraman tangan Cassie di rambut Sesil terlepas, membiarkan istrinya terhuyung menjauh dan menangkap pinggang wanita itu dari belakang. Dan tentu saja hal itu semakin membuat Cassie meraung dipenuhi oleh amarah. Helaian rambut Sesil yang tertangkap matanya jatuh ke lantai membuatnya rahangnya semakin mengeras dan menggeram di antara giginya yang bergemeletuk. "Dia urusan pribadiku, dan kau urusan pekerjaanku. Sebaiknya kau tak menyentuhnya demi kebaikan dirimu sendiri. Kau tahu aku tak suka saat seseorang mencampuri urusan pribadiku, bukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
New Story Saga and Sesil (Tersedia di Google Play Book & Kubaca)
RomanceSesilia Nada, terbangun dengan ingatan sebersih kanvas kosong. Menemukan dirinya sebagai tunangan mafia paling ditakuti karena kekejamannya, Saga Ganuo. Hingga kemudian, perlahan Sesil menyadari bahwa memori yang diberikan Saga bukanlah ingatan yang...