New Story
###
Part 17
###
3161 words, part terpanjang yang pernah dipublish. Semoga menuntaskan rasa kangen kalian pada Saga dan Sesil untuk minggu ini.
Selamat membaca ....
###
"Kemarilah, Sesil. Kau tak ingin mantan tunanganmu terluka, bukan?" Saga menepuk pahanya sekali lalu terangkat menyambut Sesil meskipun tahu Sesil tak akan mendatanginya dengan sukarela. Atau tidak semudah itu.
Wajah Dirga mengeras, menarik lengan Sesil dan menyembunyikan wanita itu di belakang tubuhnya. Dagunya terdongak menantang ke arah Saga. "Aku tak tahu di balik kekuatan dan kekuasaanmu yang begitu besar, ternyata kau hanyalah pria picik yang memanfaatkan wanita lemah untuk kemenanganmu, Saga."
"Aku hanya sedikit serius dengan keluargaku. Permainan kita? Kau yang memulainya, aku hanya sedikit menyelesaikannya dengan lebih cepat dan cara yang paling efisien."
Dirga terpaku selama beberapa detik, memang dirinyalah yang mengusik bisnis Saga lebih dulu. Mengacaukan kartel bisnis Saga hingga merugi puluhan milyar –meskipun nilai itu hanya remahan-. Tetapi, laporan-laporan yang ia lemparkan kepada pihak berwajib lebih mengusik pria itu. Beberapa pengikut Saga termasuk Alec berhasil dijebolkan ke penjara meskipun hanya untuk satu hari saja. Saga Ganuo memang lebih menghargai makhluk bernapas daripada lembaran-lembaran dan deretan angka di rekening banknya. Itulah sebabnya, pengikut maupun bawahan Saga sangat sulit dipecah belah. Kesetiaan mereka tiada tandingannya. Itu jugalah yang membuat Sesil masuk dalam permainan kotor mereka. Pria itu sudah lama mencari kelemahannya dan ia pikir sudah menyembunyikan Sesil dari pria itu dengan sangat baik. Banyak desas-desus tentang Sesil di kalangan rekan-rekan bisnisnya yang berusaha ia abaikan, ternyata tak membuat fakta bahwa ia dan Sesil adalah pasangan di mabuk asmara tak sampai di telinga Saga.
Akan tetapi, bukan hal itu yang mengusik benaknya. Kalimat pertama Saga 'Aku hanya sedikit serius dengan keluargaku,' lah, yang berputar-putar di kepalanya meminta penjelasan lebih dalam. "Keluarga?" Dirga mengulang kata itu dengan pikiran-pikiran yang mulai menggerogoti akan sehatnya. Lalu, dengan gerakan kaku, ia menatap Sesil yang sama terpaku seperti dirinya, mencoba meminta penjelasan pada wanita itu. "Apa maksudnya, Sesil?"
"Dia istriku, Dirga. Maaf, sedikit terlambat mengabarimu." Tak ada segurat pun penyesalan di raut muka Saga. Ia tak tahu bagaimana cara memasang wajah penuh penyesalan di saat hatinya bersorak penuh kemenangan untuk detik-detik penuh kebahagiaan yang sudah ia tunggu-tunggu sekian lama. Akan lebih baik jika hasil USG menyatakan bahwa Sesil hamil anaknya. Sialan, ia bahkan tak sempat membaca hasil tes darah yang diberikan Alec karena terlalu sibuk dengan masalah-masalah di kasinonya dan kabar kaburnya Sesil yang membuatnya murka. Jika hasil tes darah itu postif, ia tak bisa membayangkan bagaimana sengsaranya ekspresi Dirga. Mungkin ia akan berusaha keras untuk melipat wajah demi sedikit kepeduliannya atas kehilangan pria itu.
Dirga tercengang. Cukup lama mencerna keterkejutannya lalu kembali menatap Sesil meminta penjelasan. "Apa benar yang dikatakannya?"
Sesil kebingungan menatap Dirga dan Saga bergantian. Wajahnya yang pucat semakin pucat menyadari gerakan resah Dirga yang mulai mendesak jawaban darinya. "Aa ... aku tak tahu. Sungguh aku tak tahu, Dirga." Sesil menggelengkan kepala dengan gemetar di seluruh tubuh.
Dirga kini membalikkan badan. Mengerahkan seluruh perhatiannya pada wanita itu. Kunci dari semua fakta yang diungkapkan oleh Saga meskipun sudut hati terdalamnya menyatakan kebenaran atas setiap patah kata yang keluar dari bibir Saga. Pria itu memang bajingan licik, tapi ia tak cukup bodoh mengenali mana kebohongan atau bukan. "Jelaskan apa yang terjadi setelah kau tiba-tiba menghilang hari itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
New Story Saga and Sesil (Tersedia di Google Play Book & Kubaca)
RomanceSesilia Nada, terbangun dengan ingatan sebersih kanvas kosong. Menemukan dirinya sebagai tunangan mafia paling ditakuti karena kekejamannya, Saga Ganuo. Hingga kemudian, perlahan Sesil menyadari bahwa memori yang diberikan Saga bukanlah ingatan yang...