KKEB 4

2.9K 443 51
                                    

"Jatuh cintalah kepada Allah terlebih dahulu, maka pada saatnya nanti Allah pasti akan memberimu seseorang yang tepat dan pantas untukmu.”

❤️❤️

Kiki menunjuk ke arah ponsel Saka yang tertulis panggilan dari Maya. Wajahnya terlihat kesal, cepat ia mematikan ponsel itu memasukkan ke dalam kantong bajunya.

"Kenapa, Mas?"

"Nggak apa-apa! Udah makannya? Kita balik yuk!"

***

Saka baru saja selesai mandi saat terdengar suara Kiki tengah mengaji di ruang tengah. Ia menajamkan pendengaran. Lelaki itu mendengar suara lain selain suara sang adik. Dari balik pintu kamar ia melihat seorang gadis berjilbab biru muda tengah khusyu' mendengarkan dan sesekali membenarkan bacaan Kiki.

Mata Saka enggan melepas tatapannya. Ia masih berdiri di tempat. Saat ia masih terpaku mengamati gadis itu, terdengar ponselnya berbunyi.

"Apa? Kamu udah dekat? Ck! Ngapain ke sini coba!"

"___"

"Ah elah, iya iyaaa! Ya udah aku tunggu!"

"___"

"Apa? Maya? Kamu sama ... ya Tuhan, kenapa segala kamu bawa Maya, Dit?"

"___"

"Ya udah! Aku tunggu!"

Saka melempar telepon genggamnya ke kasur, kemudian bergegas merapikan diri.

***

Kiki baru saja menyelesaikan ngajinya, gadis belia itu menyuguhkan ice lemon tea ke Nida.

"Diminum, Mbak!"

Sambil menikmati minuman, Nida menjawab beberapa pertanyaan Kiki. Termasuk masalah pacaran.

"Jadi pacaran itu nggak boleh ya, Mbak? Emang kenapa sih, kan supaya kita bersemangat sekolah gitu!"

Nida menggeleng tersenyum.

"Pacaran adalah perkara yang termasuk ke dalam dosa yang tak terampuni, yakni zina. Sedangkan zina dalam Islam dilarang. Perbuatan itu juga mendatangkan kemurkaan Allah, sebab jelas sudah dijabarkan di Al-Qur'an. Pacaran juga membangkitkan nafsu, mereka yang melakukan pacaran pasti akan memancing nafsu masing-masing. Bahkan hanya dengan suara lembut sekalipun. selain itu, kita juga bisa rugi waktu. Pacaran hanya kegiatan yang juga merugikan waktu karena semua waktu terbuang sia-sia untuk pekerjaan yang sia-sia," jelas Nida panjang lebar yang didengar serius oleh Kiki. Tanpa keduanya sadari ada telinga yang turut mendengar.

"Serem juga ya, Mbak."

"Dan masih banyak kemudharatan lainnya, Ki. Yang jelas segala sesuatu yang dilarang oleh Allah itu tidak pernah ada manfaatnya sama sekali!" balasnya.

Kiki mengangguk mengerti.

"Lalu kalau ada yang ngajak Kiki pacaran, Kiki harus jawab gimana, Mbak?" tanyanya polos. Gadis berjilbab biru itu tersenyum geli.

"Tinggal bilang kalau Kiki takut sama murka Allah. Udah gitu aja, beres 'kan?"

"Ah iya, betul juga ya!"

Ada bibir yang melengkung dengan wajah bahagia mendengar percakapan keduanya. Saka kembali dibuat terpukau oleh jawaban cerdas gadis bermata indah itu. Saat ingin kembali menyimak obrolan keduanya, ponsel Saka berbunyi kali ini terdengar keras menyebabkan Nida dan Kiki menoleh bersama ke asal suara.

"Mas Saka? Ngapain ngumpet di situ?" Kiki menatap heran.

"Dih, siapa yang ngumpet? Mas mau keluar, nunggu teman mau datang." Saka melangkah melewati keduanya menuju ke luar. Sekilas matanya melirik Nida yang tersenyum menyembunyikan wajahnya.

Karena Kutahu Engkau Begitu ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang