KKEB 3

3.5K 441 66
                                    

"Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kamu sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya.”

***

"Eh, kasihan itu yang ngetuk pintu, Ki! Kali aja nganterin makanan. Kan lumayan, emang kenapa sih, keluar bentar ini!" timpal Saka. Melihat sang adik malah ngeloyor ke kamar, ia segera bangkit membuka pintu dengan mangkuk masih di tangan.

Mata Saka menyipit, terkejut melihat gadis yang berdiri tepat di depannya, sementara mulut lelaki itu masih penuh dengan mie. Tak kalah kaget, sang gadis itu pun membulatkan matanya.

"Kamu ...."

"Maaf, sepertinya saya salah rumah!" Nida membalikkan badan hendak pergi.

"Eeh, tunggu! Kamu nyari siapa?"

"Ini masih rumah Kiki, 'kan?" Ia mengurungkan langkah.

"Ya iyalah! Kamu siapa?"

"Ini buku pelajaran Kiki ketinggalan." Nida meletakkan buku ke meja tak jauh dari Saka berdiri.

"Permisi, eum ... itu ada mie yang nyangkut!" Nida tak kuasa menahan tawa melihat Saka bengong. Gadis itu tak menunggu lama, cepat ia pergi meninggalkan rumah Kiki. Meninggalkan Saka masih berdiri di tempat semula.

"Sumpah ya! Cewek aneh!" Ia masuk kembali setelah mengambil buku milik adiknya.

"Siapa, Mas?" tanya Kiki yang baru saja keluar dari kamar.

Saka mengangkat bahu kemudian memberikan buku Kiki.

"Nggak tahu, dia titip ini."

"Mbak Nida? Jadi tadi Mbak Nida ke sini? Kok nggak bilang kalau Mbak Nida ke sini?" cecarnya. Saka kembali duduk di ruang makan meneruskan aktivitasnya.

"Mas Saka!"

"Apaan?"

"Kenapa nggak manggil Kiki tadi?"

"Ya mana Mas tahu, dia langsung ngacir kok!"

Mata Kiki membulat kesal.

"Mas bilang apa tadi?"

"Bawel banget sih, Ki! Mas nggak bilang apa-apa! Udah deh, ganggu aja nih!" Lelaki itu membawa mangkuk mie ke dalam kamar.

"Eh tunggu, Mas!" Sang adik berdiri menghalangi langkahnya. Saka menarik napas panjang kemudian menaikkan alisnya.

"Mas tahu nggak siapa dia?"

"Enggak!"

"Dia Mbak Nida!"

"Oh ...."

Kiki bengong melihat reaksi kakaknya.

"Oh?"

"Iya, emang kenapa?"

"Mas nggak pingin tahu dia siapa?"

"Eum ... siapa tadi, Nida ya? Nida kan namanya?"

Wajah Kiki berubah senang. Ia menceritakan bahwa Nida adalah guru yang mengajarinya mengaji dan memberi pengetahuan tentang kewajiban menutup aurat seperti yang ia lakukan sekarang. Saka menganggukkan kepalanya.

"Ya udah, Mas mau lanjut makan!" Ia nyelonong pergi meninggalkan Kiki.

"Eh Mas!" teriak Kiki sebelum Saka masuk kamar.

"Apa lagi?"

"Mau Kiki kenalin nggak?"

"Sama siapa?"

Karena Kutahu Engkau Begitu ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang