"Kau benar-benar bernyali besar, sehingga berani datang sendiri ke sini, Cah Ayu," terdengar besar dan berat sekali nada suara si Iblis Penggali Kubur ini.
Dari suaranya saja, sudah jelas kalau Iblis Penggali Kubur adalah laki-laki. Tapi sulit untuk bisa menduga, apakah masih muda atau sudah tua. Karena, wajahnya sukar dilihat. Sedangkan Pandan Wangi hanya menggumam saja perlahan. Sementara, tangan kanannya sudah meraba Kipas Maut yang selalu terselip di balik ikat pinggang.
Orang itu menggerakkan kepalanya, memandangi mayat-mayat gadis yang bergelimpangan di sekitarnya. Kemudian, dia kembali menatap Pandan Wangi dari balik kerudung kain hitam yang menutupi seluruh wajah dan kepala. Kalau saja bisa terlihat, tentu sorot matanya sangat tajam. Tapi, Pandan Wangi kelihatan tidak peduli. Bahkan malah menatap dengan sinar mata yang begitu tajam, seakan-akan hendak menembus kerudung hitam yang menutupi seluruh kepala laki-laki berjubah hitam ini.
"Kau yang membunuh mereka?" Tanya Iblis Penggali Kubur dingin.
"Kalau iya, kenapa...?" sahut Pandan Wangi sinis.
"Itu berarti kau harus menggantikan mereka," tegas Iblis Penggali Kubur.
"Jadi budak mayatmu...? Coba saja kalau memang mampu," tantang Pandan Wangi langsung.
"Kau benar-benar anak pemberani, Bocah. Siapa namamu?"
"Pandan Wangi."
"Nama yang bagus. Tapi, aku tidak peduli dengan namamu. Kau harus menggantikan kedudukan mereka menjaga hutan ini."
"Hm...," Pandan Wangi hanya menggumam kecil.
"Bersiaplah kau, Cah Ayu. Hiyaaa...!"
Cepat sekali Iblis Penggali Kubur melompat sambil melepaskan satu pukulan keras yang mengandung pengerahan tenaga dalam tinggi. Pukulannya terarah lurus ke dada si Kipas Maut. Tapi, Pandan Wangi memang sudah siap sejak tadi. Dan begitu tangan si Iblis Penggali Kubur dekat dengan dadanya, cepat sekali kipasnya ditarik dan langsung dikebutkan ke depan dada.
"Hih!"
Bet!
"Heh...?!
Utfs!"
Iblis Penggali Kubur tampak terkejut atas tindakan yang dilakukan Pandan Wangi. Gadis itu justru tidak berusaha menghindar, tapi malah memapak serangannya dengan kipas baja putih keperakan. Buru-buru Iblis Penggali Kubur menarik pulang tangannya yang sudah terulur ke arah dada. Dua kali tubuhnya diputar ke belakang, lalu manis sekali kakinya kembali menjejak tanah.
"Hap! Hiyaaa...!"
Tanpa membuang-buang waktu lagi, Iblis Penggali Kubur langsung melompat menyerang begitu kakinya menjejak tanah. Kali ini, serangannya lebih cepat dan dahsyat luar biasa. Akibatnya Pandan Wangi terpaksa harus melenting ke atas, menghindari terjangan laki-laki berjubah hitam ini.
"Hiyaaat...!" Tapi tanpa diduga sama sekali, Iblis Penggali Kubur bisa melenting selagi tidak menyentuh tanah sedikit pun. Bahkan begitu cepat sekali tangan kanannya mengibas ke punggung si Kipas Maut ini. Begitu cepat kebutan tangannya, sehingga Pandan Wangi tidak sempat lagi menghindar. Dan....
Beghkh! "Akh...!"
Tak dapat dihindari lagi, Pandan Wangi jatuh tersungkur menghantam tanah dengan keras. Pada saat itu juga, si Iblis Penggali Kubur meluruk deras sambil melepaskan dua pukulan keras bertenaga dalam tinggi, secara beruntun dan cepat bagai kilat.
"Hiyaaa...!"
"Hait...!"
Cepat-cepat Pandan Wangi menggulingkan tubuhnya ke samping, sehingga pukulan Iblis Penggali Kubur hanya menghantam tanah kosong. Seketika tanah di sekitar pertarungan bergetar bagai diguncang gempa. Pandan Wangi cepat-cepat melompat bangkit berdiri. Tapi belum juga bisa berdiri tegak, si Iblis Penggali Kubur sudah menyerang cepat sekali.
"Hiyaaa...!"
"Uts...!"
Cepat-cepat Pandan Wangi mengegoskan tubuhnya, menghindari tendangan menggeledek yang dilepaskan si Iblis Penggali Kubur. Tapi pada saat yang hampir bersamaan, si Iblis Penggali Kubur sudah melepaskan satu pukulan keras mengandung pengerahan tenaga dalam tinggi. Begitu cepat pukulannya, sehingga Pandan Wangi tidak sempat lagi menghindar. Dan....
"Yeaaah...!"
Des!
"Akh...!"
Untuk kedua kalinya Pandan Wangi terpekik. Tubuhnya langsung terpental sejauh tiga batang tombak ke belakang, begitu dadanya terhantam pukulan keras menggeledek yang mengandung pengerahan tenaga dalam tinggi. Sebatang pohon yang cukup besar, seketika hancur berkeping-keping terlanda tubuhnya.
"Ugkh...!"
Segumpal darah kental agak kehitaman meloncat keluar dari mulutnya. Pandan Wangi merasakan dadanya seperti remuk. Malah nafasnya jadi tertahan, bagai disumbat sebongkah batu yang cukup besar di tenggorokannya. Pandangannya pun jadi berkunang-kunang. Sebentar kepalanya digeleng-gelengkan, dan mencoba bangkit berdiri. Namun baru saja bisa berdiri, tiba-tiba saja....
"Hiyaaat...!"
"Ohk...?!"
Des!
"Akh...!"
Pandan Wangi hanya bisa melenguh sedikit, begitu tahu-tahu satu tendangan keras menggeledek telah mendarat telak di dadanya. Akibatnya, si Kipas Maut itu kembali terpental deras ke belakang. Namun belum juga tubuhnya terbanting ke tanah, tiba-tiba sebuah bayangan putih berkelebat begitu cepat menyambar tubuh si Kipas Maut.
"Hei...?!" Iblis Penggali Kubur jadi tersentak kaget. Tapi belum juga rasa keterkejutannya hilang, di depannya sudah berdiri seorang pemuda tampan berbaju rompi putih tengah memondong tubuh Pandan Wangi.
"Pendekar Rajawali Sakti...," desis Iblis Penggali Kubur langsung mengenali pemuda tampan berbaju rompi putih itu.
Dan pemuda itu memang Rangga yang lebih dikenal sebagai Pendekar Rajawali Sakti. Saat itu, muncul Rahayu dari balik sebatang pohon. Gadis cantik berbaju merah itu langsung menghampiri Rangga yang memondong Pandan Wangi. Tampak kalau si Kipas Maut tengah tidak sadarkan diri setelah menerima tendangan keras menggeledek di dadanya tadi. Untung saja, Rangga cepat menangkapnya sebelum tubuhnya hancur terbanting ke tanah.
"Bawa ke tempat yang aman," pinta Rangga sambil menyerahkan Pandan Wangi pada Rahayu.
Tanpa membantah sedikit pun, Rahayu menerima Pandan Wangi dari pondongan Pendekar Rajawali Sakti. Lalu, Pandan Wangi dibawanya pergi ke tempat yang lebih aman dan jauh dari jangkauan si Iblis Penggali Kubur. Sekilas Rangga melirik Rahayu yang sudah membawa Pandan Wangi ke tempat yang lebih aman. Kemudian, kakinya melangkah beberapa tindak mendekati Iblis Penggali Kubur. Sorot matanya terlihat begitu tajam seakan-akan hendak menembus kerudung hitam yang menutupi seluruh wajah dan kepala laki-laki berjubah hitam itu.
"Aku lawanmu, Iblis Penggali Kubur," Dingin sekali nada suara Rangga.
"Orang lain bisa terkencing-kencing mendengar namamu, Pendekar Rajawali Sakti. Tapi jangan harap kau mampu menandingiku!" dengus Iblis Penggali Kubur tidak kalah dingin.
"Apa pun alasanmu, dewa-dewa di Swargaloka mengutuk perbuatanmu," kata Rangga masih tetap dingin nada suaranya.
"Ha ha ha...! Jangan coba-coba mengguruiku Bocah! Dewa pun tidak akan berani menghentikan aku!" sambut Iblis Penggali Kubur pongah.
"Congkak sekali kau!" dengus Rangga jadi geram.
"Tidak perlu banyak omong, Bocah! Ayo, keluarkan semua kepandaianmu!" tantang Iblis Penggali Kubur lantang.
"Hm...."
"Hiyaaat...!"
Bagaikan kilat, si Iblis Penggali Kubur melompat menyerang. Beberapa pukulan bertenaga dalam tinggi dilepaskan beruntun dan cepat sekali. Sesaat Rangga terhenyak melihat kecepatan serangan si Iblis Penggali Kubur. Tapi dengan gerakan indah dan manis sekali, setiap pukulan yang datang mengancam tubuhnya bisa dihindarinya. Dan rupanya, si Iblis Penggali Kubur tidak sudi memberi kesempatan pada Pendekar Rajawali Sakti untuk membalas menyerang. Rangga dicecar dengan pukulan-pukulan dahsyat, cepat, dan beruntun. Itu dilakukan si Iblis Penggali Kubur sambil berlompatan mengitari tubuh Pendekar Rajawali Sakti.
"Hiya! Hiya! Hiyaaa...!"
"Haiiit...!"
Teriakan-teriakan keras menggelegar terdengar bagai hendak menghancurkan hutan ini. Suara-suara ledakan pun terdengar saling susul, dari pukulan-pukulan bertenaga dalam tinggi yang tidak mengenai sasaran. Sebentar saja, sudah banyak pepohonan yang tumbang terkena hantaman pukulan yang dilepaskan si Iblis Penggali Kubur.
Sedangkan Rangga belum sekali pun melakukan serangan, dan masih terus berjumpalitan menghindar. Dan memang, Pendekar Rajawali Sakti tidak memiliki kesempatan sedikit pun untuk membalas serangan-serangan beruntun ini.
"Phuih! Bisa habis tenagaku kalau begini terus," dengus Rangga dalam hati.
"Hup! Yeaaah...!"
Cepat sekali Pendekar Rajawali Sakti melenting ke udara begitu satu tendangan lurus dilepaskan si Iblis Penggali Kubur kearah perutnya. Begitu sempurnanya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki, sehingga manis sekali Pendekar Rajawali Sakti berputaran di udara. Lalu dengan kecepatan luar biasa, tubuhnya meluruk deras dengan kedua kaki berputaran cepat mengarah ke kepala lawan. Saat itu, Rangga mengerahkan jurus Rajawali Menukik Menyambar Mangsa. Satu serangan pertama yang bisa dilakukan.
"Yeaaah...!"
"Hap!"
Iblis Penggali Kubur jadi tersentak kaget setengah mati. Cepat-cepat tubuhnya dibanting ke tanah, dan bergulingan beberapa kali. Maka, kedua kaki Pendekar Rajawali Sakti hanya menghantam tanah kosong hingga menimbulkan ledakan dahsyat menggelegar, menggetarkan seluruh tanah hutan ini.
"Hiyaaat...!"
Tanpa membuang-buang kesempatan lagi, Rangga cepat melompat ke arah kanan si Iblis Penggali Kubur. Satu pukulan keras dari jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali' dilepaskan dengan kecepatan kilat. Akibatnya si Iblis Penggali Kubur yang baru saja bisa berdiri jadi terpana sesaat. Tapi...
"Hait!"
Manis sekali si Iblis Penggali Kubur mengegoskan tubuhnya, menghindari pukulan dahsyat itu. Dia cepat melompat ke belakang begitu pukulan Rangga lewat di depan dadanya. Namun belum juga Iblis Penggali Kubur itu bisa memantapkan kedua kakinya, Rangga sudah kembali melesat cepat sambil mengibaskan tangannya.
"Yeaaah...!"
"Hap!"
Tidak ada lagi kesempatan bagi Iblis Penggali Kubur untuk menghindar. Dan dia terpaksa menangkis kibasan tangan Pendekar Rajawali Sakti dengan tangannya. Tak pelak lagi, dua tangan yang mengandung kekuatan tenaga dalam tingkat tinggi beradu keras, tepat di depan dada si Iblis Penggali Kubur.
Plak!
"Akh...!"
Tampak si Iblis Penggali Kubur terpekik begitu tangannya beradu dengan tangan Pendekar Rajawali Sakti. Cepat-cepat dia melompat ke belakang beberapa langkah. Tapi pada saat itu terlihat sebuah bayangan merah berkelebat begitu cepat, meluruk ke arah si Iblis Penggali Kubur.
"Hiyaaa...!"
Tanpa diduga sama sekali, si Iblis Penggali Kubur memutar cepat tubuhnya sambil mengibaskan tangannya ke arah bayangan merah itu. Dan....
Des!
"Akh...!"
Suara pekikan tertahan terdengar. Tampak bayangan merah itu terpental balik ke belakang.
Brak!
Sebatang pohon seketika hancur terlanda bayangan merah itu.
"Rahayu...," desis Rangga terkejut.
"Ohhh...." Bayangan merah yang ternyata Rahayu merintih lirih sambil menggeliat di antara reruntuhan kayu pohon yang terlanda tubuhnya. Tampak darah mengalir dari sudut bibir dan lubang hidungnya. Sungguh dahsyat kibasan tangan Iblis Penggali Kubur, sehingga Rahayu tidak mampu lagi bangkit berdiri. Dan dia hanya bisa merintih sambil menggeliat.
"Hiyaaa...!" Saat itu juga, Iblis Penggali Kubur sudah melompat begitu cepat bagai kilat ke arah Rahayu yang masih menggeletak, menggeliat di antara kepingan kayu pohon.
"Hup! Yeaaah...!"
Rangga yang melihat kecurangan ini, langsung saja melompat memotong arah si Iblis Penggali Kubur itu. Satu pukulan keras yang disertai pengerahan tenaga dalam tinggi dilepaskan dengan kecepatan luar biasa sekali. Akibatnya si Iblis Penggali Kubur jadi terbeliak kaget tidak menyangka.
"Hap!"
Cepat-cepat si Iblis Penggali Kubur melenting kebelakang, menghindari terjangan Pendekar Rajawali Sakti. Beberapa kali dia melakukan putaran di udara, lalu mendarat kembali di tanah dengan manis sekali. Tapi begitu kakinya menjejak tanah, Rangga sudah melepaskan satu pukulan keras dari jurus Pukulan Maut Paruh Rajawali tingkat terakhir.
"Hiyaaa...!"
"Heh...?!"
Si Iblis Penggali Kubur hanya mampu terbeliak saja. Bahkan sepertinya tidak sempat lagi menghindari. Akibatnya, dadanya yang dalam keadaan kosong itu pasti terancam oleh pukulan maut Pendekar Rajawali Sakti!
Des!
"Aaakh...!"
Jeritan panjang melengking tinggi terdengar nyaring menyayat hati. Tampak tubuh si Iblis Penggali Kubur terpental jauh ke belakang. Tiga batang pohon yang terlanda tubuhnya seketika hancur berkeping-keping. Sementara itu, Rangga sudah kembali melesat mengejar.
"Hiyaaat...!"
Bet!
Dengan jurus Sayap Rajawali Membelah Mega, tangan kanan Pendekar Rajawali Sakti mengibas cepat dengan kekuatan tenaga dalam yang sudah mencapai tingkat sempurna. Tubuh Iblis Penggali Kubur yang masih melayang di atas tanah, tidak mampu lagi menghindari serangan yang begitu cepat dan dahsyat ini. Maka...
Plak!
"Aaa...!"
Bruk! Keras sekali kibasan tangan kanan Pendekar Rajawali Sakti, sehingga kepala Iblis Penggali Kubur seketika pecah. Darah kontan menyembur deras dari kepala yang hancur itu. Dan tubuh iblis itu langsung terbanting keras menghantam tanah. Hanya sebentar saja Iblis Penggali Kubur menggeliat, kemudian diam tak bergerak-gerak lagi. Mati!
Sementara, Rangga berdiri tegak memandangi beberapa saat, kemudian melangkah mendekati. Perlahan Pendekar Rajawali Sakti membungkuk, lalu membuka kain kerudung hitam yang menyelubungi kepala Iblis Penggali Kubur. Hampir Rangga terpekik begitu melihat kepala Iblis Penggali Kubur. Ternyata, wajahnya tidak lagi memiliki daging, dan benar-benar merupakan wajah tengkorak.
"Kakang..."
Rangga cepat menarik tubuhnya tegak kembali, dan melangkah mundur beberapa tindak. Kemudian, dia berbalik membelakangi si Iblis Penggali Kubur yang sudah tidak bernyawa lagi dengan kepala hancur berlumur darah. Tampak Pandan Wangi dan Rahayu saling berpapasan menghampiri. Kelihatannya, kedua gadis ini mengalami luka dalam yang cukup parah juga.
Saat itu, Kadik muncul sambil memondong sesosok tubuh terbungkus kain putih yang bernoda tanah berlumpur, didampingi seorang perempuan setengah baya. Rangga menunggu mereka sampai dekat dengannya.
"Itu kekasihmu?" Tanya Rangga langsung, begitu Kadik dekat.
"Benar," sahut Kadik.
"Dan ini emak ku."
"Syukurlah kau bisa menyelamatkan semuanya," ucap Rangga lega.
"Ini semua berkat jasamu, Rangga. Aku tidak mungkin bisa menyelinap masuk ke sarangnya, kalau kau tidak bertarung dengan iblis keparat itu," jelas Kadik.
"Oh...?! Jadi kau tahu semua kejadian di sini?" Tanya Rangga terkejut.
Kadik hanya tersenyum saja. Rangga menggeleng-gelengkan kepala, kemudian menghampiri Pandan Wangi dan Rahayu. Sebentar diperiksa kedua gadis cantik ini. Keningnya jadi sedikit berkerut, mendapati kedua gadis ini benar-benar mengalami luka dalam yang cukup parah. Dan tentu saja mereka harus segera diobati.
"Kalian terluka?" Tanya Kadik.
Pandan Wangi dan Rahayu hanya menganggukkan kepala saja berbarengan.
"Sebaiknya, kita cepat pulang. Aku tahu tempat tinggal tabib yang ahli mengobati luka dalam akibat pertarungan," jelas Kadik lagi.
Terima kasih," ucap Pandan Wangi pelan.
"Oh ya, Kadik. Bagaimana tentang Cupu Batu Mustika Biru? Apakah iblis itu sudah menemukan, dan menggunakannya?" Tanya Rangga.
"Kalau dia sudah menggunakannya, mayat-mayat yang dibangkitkannya itu pasti akan hidup kembali. Jadi berarti batu itu belum ditemukan. Biarlah batu itu menjadi rahasia rimba persilatan. Dan aku menyerahkan padamu untuk memilikinya bila kau mampu mencarinya, Rangga," jelas Kadik yang memang telah menyatroni tempat tinggal si Iblis Penggali Kubur.
Rangga hanya tersenyum. Dalam hatinya, sama sekali tak ada niatan mencari Cupu Batu Mustika Biru. Baginya bila ada tokoh yang mencoba mencari batu itu dan menggunakannya untuk kejahatan, maka inilah tanggung jawabnya! Dan Cupu Batu Mustika Biru biar menjadi rahasia rimba persilatan.***
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
76. Pendekar Rajawali Sakti : Iblis Penggali Kubur
AksiSerial ke 76. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.