Selamat Membaca Cerita Kutub Utara
"Hanya adegan peran fiktif
bukan sebenarnya"***
Sinar sang fajar mulai menerobos masuk ke kamar melewati celah tirai, berusaha membangunkan sang gadis yang sedang tertidur nyenyak diatas ranjang.
"Ehhhh..." desah gadis itu sambil berbalik arah membelakangi jendela. Ia masih belum ingin bangun tidur, masih ingin melanjutkan mimpinya.
"Kriiing... Kriiing..." bunyi jam beker yang menyebalkan itu membuatnya harus bangun. Ternyata waktu tidak mengizinkan gadis itu tetap tertidur.
Gadis itu bangkit dari ranjang sambil mengucek matanya, ia berjalan menuju cermin besar di lemarinya. Ia tidak punya meja rias di kamar seperti gadis lain, karena gadis ini tidak suka dengan yang namanya berdandan. Gadis ini lebih suka berpenampilan swag dan boyish. Ia menatap wajahnya dicermin, lalu mengangkat sebelah alisnya sembari tersenyum miring.
Echa kini sedang duduk di meja makan. Namanya Echa, gadis tomboy tadi memiliki 3 sifat yang mungkin sudah dihafal oleh teman-temannya; dingin, simple, cerdas. Nama lengkapnya adalah Amareesha putri Geofandri. Ia menatap nasi goreng yang sudah dihidangkan didepannya dengan tatapan kosong yang penuh kebosanan.
Echa selalu terlambat berangkat sekolah. Ia sengaja melakukannya, karena ia malas jika harus berjalan melewati koridor yang ramai, apalagi jika ada geng cewek yang menurutnya Alay sedang berkumpul dikoridor sekolahnya, sangat menyebalkan.
Echa sedang mencari sisa bangku kosong di kelas barunya ini, XI MIPA 1 kelas unggul tentunya. Dari arah jendela seorang gadis melambai ke arahnya. Echa berjalan menuju gadis itu.
"Sebelah sini, gue udah siapin bangku buat kita berdua" ucap gadis cantik itu.
Gadis yang kini duduk di samping Echa ini namanya Thalita Candra Kirana yang sering disapa 'Thalita'. Ia adalah sahabatnya dari jaman SMP.
"Pinter lo milih tempat buat gue" puji echa padanya. Ia memang suka dengan bangku yang berada di dekat jendela, bangkunya berada pada deret no. dua dari depan.
***
Nathan menghampiri keempat temannya yang tengah bercanda dipojok kelas barunya ini. Mereka bersahabat dari kelas X, aslinya berenam namun satu lagi beda kelas karena SMA Garuda selalu menerapkan sistem kelas rolling yang tiap tahun pasti diacak siswa dan kelasnya.
Diantara mereka yaitu ada Alfi Adana Adipura siswa tampan, cerdas dan sangat dingin. Ia selalu beradu otak, salip menyalip dengan Echa untuk menjadi pringkat paralel di sekolahnya ini, mereka berdua adalah murid kesayangan guru-guru dan sebagai siswa langganan olimpiade. Jadi tak heran jika Echa dan Alfi sangat famous, tak jarang juga dari yang lain berusaha memperjodohkan mereka, namun merekanya aja memang sangat cuek dan selalu bersikap bodoamat.
Yang kedua ada Ardian Adhlino Gavin, siswa tampan, tinggi, kulit putih, dan yang paling kuat diantara mereka berempat karena ia adalah atlet silat. Tak jauh beda dengan Alfi, Gavin juga sangat famous dengan segudang piala perlombaan pencaksilat. Ia juga terlahir dari keluarga yang tajir, orang tuanya seorang pengusaha.
Yang ketiga ada, Bagas Eka Raihan, ia sering disapa 'Bagas', atlet basket. Banyak murid perempuan yang satu sekolah dengannya maupun yang sekolah diluar mengincar Bagas. Ia sangat terkenal dengan wajah tampan dan tubuh tingginya itu.