Bagian Tujuh

49 14 0
                                    

Selamat Membaca Cerita Kutub Utara

Hati manusia siapa yang tahu? Bukankah akting terbaik manusia adalah berpura-pura tidak tahu?

***

Sore ini, Nathan masuk ke kafe yang diberitahu Thalita tadi di Whatsapp. Ia celingak-celinguk mecarinya, setelah menemukan Nathan berjalan mendekatinya.

"Udah lama nunggu?" sapanya pada gadis yang sedang menunduk, memainkan ponselnya.

Seketika Thalita mendongak, "Nggak santai aja" jawabnya seraya mempersilahkan Nathan duduk.

"Mau makan apa?" tanya Thalita.

"Spageti beef deh."

"Minumnya?"

"Samain aja."

"Ya udah bentar." Lalu Thalita melambaikan tangannya, memanggil salah satu pelayan cafe untuk mendekat kearahnya.

"Mau pesan apa mbak, mas?" tanya si mbak-mbak pelayan.

"Spageti beef 2, jus apel 2."

"Ditunggu sebentar ya mas, mbak."

Keduanya mengangguk.

Lalu kembali hening setelah pelayan tersebut meninggalkan meja keduanya

"Lo mau ngomongin apa?" tanya Thalita memulai pembicaraan.

Nathan terlihat kikuk, ragu untuk mengatakan maksudnya meminta Thalita untuk bertemu.

"Ntar aja deh abis makan. Gue belom makan soalnya dari tadi" alibi Nathan.

Tak lama setelah ucapan Nathan barusan, pelayan datang membawakan pesanan keduanya.

"Ada kaitannya sama Echa kah?" tanya Thalita di sela-sela makannya.

Nathan mengangguk.

"Jadi?"

"Gue bingung mau nanya dari mana dulu."

Thalita terkekeh, "Banyak yang mau lo tanyain?"

Nathan kembali mengangguk, diam dan berpikir sebentar.

"Lo bisa kasih nomor whatsapp atau id line Echa ke gue?"

"Buat apa?"

"Buat gue chat lah, masak mau gue jual."

Thalita menghentikan makannya sebentar, tampak berpikir. Terbesit suatu ide di benaknya. Kemudian tersenyum memamerkan sederet giginya yang putih dan bersih.

"Ada imbalannya dong" ujar Thalita masih dengan memamerkan senyumnya.

"Apa?"

"Lo harus kasih hal yang sama ke gue. Nomor whatsapp Alfi, dan id linenya."

Nathan tak langsung menjawab, ia menahan napas untuk sesaat. Menyerahkan nomor Alfi pada orang lain bukan persoalan yang gampang, ia memang harus berpikir berkali-kali untuk melakukan itu.

"Tap–"

"Kalo lo nggak bisa, berarti gue juga nggak bisa" potong Thalita cepat.

"Ya udah, nanti gue share ke lo", pasrah Nathan. "Permintaan gue juga jangan lupa."

Thalita tersenyum kemenangan "Santai aja."

Kalau nanti Alfi tahu bahwa Nathan yang memberinya pada Thalita, bisa habis dia. Tapi kali ini menyangkut Echa, sepertinya ia memang harus menyanggupi syarat dari Thalita, tak ada cara lain.

Kutub UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang