Selamat Membaca Cerita Kutub Utara
Dunia ini gak diciptakan hanya untuk mengitari kamu, jadi gak semua yang kamu mau harus kamu dapatkan.
***
Awan diatas sana tampak menghitam, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Dan Echa harus menerima kenyataan kalau dirinya harus basah kuyup sebentar lagi.
Kaki jenjangnya terus berjalan menyusuri jalan sepi dan berharap cepat sampai dijalan Raya yang ramai. Kedua tangannya dengan setia memegang tali tasnya dengan kepala tertunduk.
Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti didepannya berdiri. Echa masih berharap ada orang baik yang bisa membantunya.
Kemudian keluar pemuda bertubuh jangkung yang berstelan hitam-hitam dan juga mengenakan kacamata hitam.
Sekilas Echa sangat familiar dengan perawakannya. Dan ketika pemuda itu membuka kacamatanya, matanya membola sempurna. Moodnya yang belum berubah baik membuat gadis itu kembali mengumpat. "Shit!"
Pemuda itu berjalan mendekat dengan seringai kecil. "Nama gue Elang Angkasa, Are you inget me?"
Echa memberikan tatapan tak suka kepadanya, kedatangan pemuda ini hanya akan membuat moodnya bertambah buruk. "Ngapain lo kesini?"
"Ketemu sama adik gue"
"Mending lo pergi, serius. Gue nggak sudi ngeliat wajah sok polos lo"
"Lo segitu bencinya kah sama gue? Lo gak kangen sama gue?" tanya Elang merentangkan tangannya, memberi kode agar Echa bisa memeluknya.
"Gak usah drama, ini bukan buat casting film" jawab Echa membuang wajahnya kesal.
Elang mengedikkan bahunya acuh, kemudian bersandar pada bagian depan mobilnya.
"Kenapa sih lo balik lagi?" tanya Echa lagi.
"Gue kangen sama lo"
Gadis yang masih setia mengenakan seragam sekolahnya itu tertawa kemudian berdecih. "Kangen kata lo? Kangen gangguin hidup gue maksudnya?" jeda Echa "BELUM PUAS LO BUAT GUE DIKUCILKAN?" suaranya langsung naik satu oktaf.
Elang menghirup sebanyak mungkin oksigen disekitarnya. Gadis yang merupakan adiknya ini benar-benar tidak berubah dari dulu, sikapnya selalu menilai orang dari apa yang dia lihat tapi enggan mendengar apa yang sebenarnya terjadi.
"Emang lo ngerasa gue gangguin hidup lo ya?"
"IYALAH"
"Kita udah gak ketemu sekitar 5 tahun, sekalipun lo gak kangen sama gue?"
"GAK" jawab Amareesha lagi lagi membentak.
Elang tertawa miris mendengar jawaban Echa. "Gue gak ngerti lagi sama lo, Cha. Bisa lo cuman nginget hal-hal yang buat lo rugi, tapi lo gak pernah mengahargai kebaikan yang orang lain korbankan buat lo. Seribu kebaikan pun bakal kalah dari satu kesalahan kecil yang selalu lo anggap besar."
"Gue gak bermaksud mengungkit masa lalu. Tapi apa pernah lo inget kebaikan gue? Apa lo pernah ngebales kebaikan gue? Gue nggak minta Cha, tapi seenggaknya lo hargain, lo seharusnya belajar tau diri dikit."