Nostalgia

55 6 0
                                    

Pertemuan itu diawali dengan sebuah perasaan. Atas nama cinta. Saling berlarian, dan mencoba tuk mendekat perlahan. Awal kisah ini tidak terjadi dengan peristiwa bersejarah, jatuhnya pulpen, sama-sama mengambilnya, lalu saling memandang. Kisah ini tidak sedramatis itu.

Tidak juga dengan saling tabrak saat berjalan dikoridor sekolah, lalu saling benci, kesal. Kemudian jatuh cinta. Terlalu berlebihan mengikuti alur cerita drama TV.

Gadis dengan balutan jilbab sebahu itu tersenyum kecil. Menikmati semangat paginya diatas taman hijau dihalaman sekolahnya. Rambutnya yang panjang menjuntai menuruni jilbab yang dikenakan olehnya. Iya, rambutnya terlihat. Namun keseriusannya membuat tidak menghiraukan peristiwa yang ganjil itu. Tetap menikmati paginya bersama teman sebayanya.

"Boleh liat PR nggak?", teman manisnya merangkul pundaknya dengan penuh senyuman.

"Hmmm, gimana ya?"

"Ayo donk, yaa, yaaaa".

"Nggak deh. Kamu sih, nggak pernah konsisten ngerjain PR nya".

"Iya iya, janji deh, ini terakhir. Jangan pelit donk!", bibir cemberutnya terlihat sangat lucu.

Persis sekali dengan usianya yang baru berusia 11 tahun. Tepatnya, mereka kini duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar.

"Heheheee, oke. Janjinya Bila pegang yaa! Tapi ingat, lain kali harus lebih disiplin lagi dengan kewajiban Kamu sendiri. Janji?"

"Siap! Janji deh", senyumnya manis.

Gadis bernama Bila itu menyerahkan buku tugasnya kepada sahabat baiknya, Zahwa namanya.

"Begitu donk", terimanya dengan penuh kesenangan.

Begitulah dua sahabat yang unik ini. Terlihat sangat serasi dengan berbagai perpaduan yang membedakan keduanya.

"Astagaa, rambut Bila. Kenapa nggak bilang dari tadi? Rambut Bila keliatan tu", celotehnya kepada temannya yang masih sibuk dengan tugas sekolahnya yang belum usai.

"Aku mana tau Bila".

"Huhhh", gerutunya.

Diperbaikinya rambut panjangnya yang terjuntai keluar. Dirapikannya jilbab putih sebahu yang di kenakannya.

"Itu jilbabnya baru ya Bil? Lucu", ujar temannya tertawa kecil.

"Jangan ngeledek deh. Ini bukan jilbab baru, udah lama kok. Jilbab yang biasa Aku pake belum Mama cuci, jadi Aku terpaksa harus pake jilbab lama ini. Sebenarnya, Aku juga nggak nyaman, pake jilbab sependek ini", jelasnya.

Pagi itu, Bila menghabiskan waktunya ditaman sekolahnya. Seragam merah putih itu berseliweran ditaman yang penuh ditumbuhi rerumputan-rerumputan yang hijau segar. Namun, sebuah suara membuatnya menoleh kearah sumber suara.

"Bil, Bilaa?", suara setengah teriakan itu membuatnya mengalihkan pandangannya ke sekeliling sekolah.

"Bilaaaa?"

"Kenapa? Kok pake teriak-teriak gitu?"

"Kabar, ada kabar baru", suaranya masih setengah ngos-ngosan, karna mungkin masih lelah setelah berlarian.

"Apaan?"

"Dapet salam tu, dari kakak kelas".

"Ahh, jangan begitu. Nggak suka tau".

Berita pagi itu sedikit membuatnya tersentak dan terkejut. Namun, sesegera mungkin ditepisnya perasaan yang tidak jelas itu. Gadis bernama Bila itu hanya mampu tertunduk malu.

Sebuah WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang